Gen Beta adalah generasi berikutnya, yang lahir antara tahun 2025 dan 2039. Berikut ini perbedaan mereka dengan Gen Alpha.
Akhir-akhir ini Mommies mungkin banyak mendengar dan membaca tentang apa itu Gen Beta? Gen Beta adalah anak-anak dari generasi milenial yang lebih muda dan Gen Z yang lebih tua. Generasi ini akan menjadi generasi setelah Gen Alpha. Generasi Beta akan mencakup anak-anak yang lahir antara tahun 2025 dan 2039.
Sementara itu, Generasi Alpha adalah generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi, apa artinya ini bagi generasi selanjutnya? Ini artinya Gen Beta akan melangkah lebih jauh lagi dalam hal teknologi.
“Generasi Beta merupakan babak penting dalam dunia kita yang terus berkembang,” tulis peneliti sosial Mark McCrindle dalam sebuah posting blog.
Kita berbicara tentang anak-anak yang mungkin tidak akan mengenal dunia tanpa AI, yang dapat menerima pelajaran dalam virtual reality secara alami seperti halnya generasi sebelumnya mencatat dengan pensil.
Mommies yang punya anak-anak Gen Alpha mungkin masih berkutat dengan cara mengelola hubungan anak-anak mereka dengan teknologi dan alat AI, yang telah tersebar luas sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022.
Sebuah studi dari Pew Research Center yang dirilis pada November 2023 menemukan bahwa satu dari lima siswa yang pernah mendengar tentang ChatGPT menggunakannya untuk membantu mengerjakan tugas sekolah. Bisa ditebak jika Gen Beta akan semakin fasih menggunakan AI dan teknologi lainnya.
Generasi ini akan hidup di dunia yang akan terlihat sangat berbeda dengan dunia yang kita kenal sekarang. Jadi, sudah pasti Gen Beta berbeda dengan Gen Alpha, yang merupakan generasi sebelumnya.
Sebagai orang tua yang sudah memiliki anak atau akan memiliki anak kedua di dalam rangka waktu Gen Beta, yuk, ketahui apa perbedaan Gen Alpha dan Gen Beta.
BACA JUGA: Mengenal Karakter Anak Generasi Beta yang akan Lahir di Tahun 2025
Bagi Gen Beta, AI dan robot akan menjadi bagian normal dari kehidupan mereka. Sementara Generasi Alpha baru belajar ‘permukaan’ AI dengan menggunakan asisten suara dasar seperti Siri atau Alexa. Jika teknologi AI semakin berkembang, maka Gen Beta akan memiliki guru AI, pembantu kesehatan, dan bahkan robot pribadi.
Gen Alpha tumbuh dengan ponsel pintar dan media sosial, bahkan sebelum mereka bisa berbicara. Namun, Gen Beta akan tumbuh dengan teknologi yang lebih canggih lagi, karena mereka akan lebih dulu terpapar teknologi dan gawai. Jika orang tua sebelumnya bisa membatasi terpaparnya Gen Alpha dengan gawai, maka hal itu sudah semakin mustahil dilakukan dengan Gen Beta.
Ini juga membuat teknologi lain seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan asisten kecerdasan buatan (AI) semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Gen Alpha tumbuh dengan kesadaran akan perubahan iklim, kepedulian terhadap keberlanjutan, dan penekanan pada praktik-praktik ramah lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi pandangan mereka dan mereka cukup vokal tentang hal ini di media sosial.
Generasi Beta akan langsung mengalami dampak nyata dari perubahan iklim sedari mereka lahir, seperti curah hujan berlebih dan kenaikan suhu. Mereka akan tumbuh di dunia yang berfokus pada ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mereka mungkin akan melihat tindakan dan teknologi yang lebih drastis yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan tersebut.
Pendidikan untuk Gen Beta akan lebih personal dan berbasis teknologi, dengan alat bantu seperti tutor AI, pembelajaran online, dan pelajaran interaktif. Sekolah akan sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh generasi sebelumnya.
Sementara kini yang kita tahu bahwa pendidikan Gen Alpha sudah menggunakan metode yang lebih interaktif, dengan platform pembelajaran digital dan ruang kelas hybrid.
Bagi Gen Alpha, mereka kemungkinan cenderung memasuki pekerjaan yang menuntut kemampuan beradaptasi dengan otomatisasi dan teknologi, tetapi masih akan dilatih dalam bidang pekerjaan tradisional, karena saat ini masih cukup banyak perusahaan yang berjalan secara tradisional.
Gen Beta kemungkinan akan memasuki dunia kerja yang mungkin sangat bergantung pada otomatisasi, AI, dan kolaborasi dengan mesin, yang berpotensi menghasilkan jenis pekerjaan dan profesi baru yang belum dapat Mommies bayangkan sepenuhnya.
Mommies mungkin sudah bisa mengira jika Gen Alpha adalah generasi pertama yang akan benar-benar global, yang terhubung dengan rekan-rekannya di seluruh dunia melalui media sosial dan platform online yang kolaboratif.
Nah, Gen Beta akan menjadi generasi yang paling terhubung lebih dari itu. Mereka akan berhubungan dengan orang-orang dari seluruh dunia, membuat mereka lebih berpikiran global dan sadar akan budaya yang berbeda.
Gen Alpha akan menjadi komunitas setelah Gen Z yang sadar akan pentingnya kesehatan mental, tetapi itu pun masing dibayang-bayangi oleh keterbatasan. Di sisi lain, Gen Beta akan tumbuh di dunia di mana kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mereka akan memiliki sumber daya yang lebih baik untuk mengatasi stres dan emosi, berkat fokus yang lebih besar pada kesehatan mental.
Kesimpulannya, Gen Beta akan hidup di dunia dengan teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka akan lebih mudah beradaptasi, melek teknologi, dan sadar sosial daripada generasi sebelumnya. Mereka akan menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan masalah global, tetapi mereka juga akan memiliki alat untuk membuat perbedaan.
BACA JUGA: Siap Sambut Kehadiran Gen Beta, Apa Bedanya dengan Gen Alpha?
Ditulis oleh: Imelda Rahma
Cover: Freepik