Akibat pengolahan ayam yang salah, puluhan siswa keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Ketahui langkah penanganan saat anak mengalami keracunan makanan!
Program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang diluncurkan pada Senin (06/01/2025) sebagai bagian dari janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, telah menerima berbagai respon dari masyarakat. Menu makanan yang disajikan untuk anak-anak mendapat apresiasi sekaligus kritik.
Situasi semakin menjadi heboh setelah muncul kabar tentang puluhan siswa yang mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program tersebut. Tentunya peristiwa ini memicu perhatian luas dari berbagai pihak, terutama orang tua. Banyak yang mempertanyakan tentang kualitas bahan makanan, proses pengolahan, hingga distribusi menu yang disediakan dalam program MBG.
Sebanyak 50 siswa SD Negeri (SDN) 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (16/01/2025). Para siswa tersebut dilaporkan mengalami beberapa gejala, seperti mual, pusing, dan muntah-muntah. Setelah melihat keluhan dari para muridnya, pihak sekolah segera menghubungi pihak SPPG dan petugas kesehatan dari Puskesmas Sukoharjo Kota untuk menangani masalah ini.
Pihak BGN juga langsung menarik makanan yang tersisa guna mencegah keracunan berkelanjutan. Akibat reaksi tepat dan tanggap dari pihak sekolah dan petugas kesehatan, kondisi kesehatan siswa yang keracunan segera membaik dan tidak dirujuk ke rumah sakit karena mendapatkan penanganan medis yang baik.
“Ada sekitar 50-an yang dikasih obat dari 200 siswa di SDN Dukuh 3,” jelas Kunari Mahanani selaku Kepala Puskesmas Sukoharjo melansir dari CNN Indonesia.
BACA JUGA: Syarat dan Cara Mendapatkan Cek Kesehatan Gratis, Mulai Digelar Februari 2025!
Setelah ditelusuri lebih lanjut, insiden keracunan yang dialami oleh puluhan siswa SD Sukoharjo disebabkan karena menu ayam yang kurang matang, terutama pada ayam yang termasuk dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pada hari itu, menu makanan yang disajikan dalam program MBG, meliputi nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga, dan susu.
“Ayam yang tidak matang. Yang terkena itu istilahnya cuma mual, muntah, dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi, hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ungkap Kunari atau yang akrab disapa dr. Anik mengutip dari detik.com.
Segera menanggapi kasus keracunan, Kepala Kantor Komunikasi Negara Kepresidenan, Hasan Nasbi mengungkapkan bahwa peristiwa ini akan menjadi evaluasi bagi Badan Gizi Nasional (BGN). Menurutnya, BGN perlu memperketat penyiapan menu MBG untuk menjamin kualitas dan kehigienisan makanan yang disajikan.
“Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” jelas Hasan melansir dari CNN Indonesia.
SOP lain yang diterapkan oleh BGN adalah kewajiban bagi setiap SPPG untuk menyimpan sampel makanan yang disajikan selama 2×24 jam. Hal ini bertujuan agar jika kembali dihadapkan dengan kasus serupa, penyebabnya dapat segera dilacak dengan akurat melalui sampel yang disimpan.
Melihat dari insiden keracunan makanan yang terjadi pada puluhan siswa di SDN Sukoharjo, penanganan yang cepat dan tepat menjadi solusi utama dalam mencegah dampak yang lebih serius. Oleh karena itu, jika si kecil mengalami keracunan makanan, terdapat beberapa cara yang bisa Mommies lakukan sebagai langkah pertolongan pertama, antara lain.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah nyata pemerintah dalam memastikan generasi muda mendapatkan gizi yang cukup sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Namun, dalam hal ini peran guru dan orang tua juga sangat penting dalam mengawasi program agar bisa berjalan sesuai rencana dan tidak mengalami insiden keracunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang bisa para guru dan orang tua lakukan untuk berpartisipasi dan memastikan bahwa tujuan program tercapai dengan baik dan memberikan manfaat bagi anak-anak. Tugas-tugas tersebut meliputi.
Orang tua dan guru dapat memberikan edukasi kepada siswa mengenai pentingnya mengonsumsi makanan bergizi, mengenalkan jenis-jenis makanan yang sehat, dan cara menjaga pola makan yang baik. Dengan cara ini, siswa bisa mengetahui dan sadar akan manfaat makan sehat yang disediakan dalam program MBG.
Guru memiliki tanggung jawab dalam memastikan dengan cermat bahwa sumber makanan yang disediakan melalui program MBG sesuai dengan standar kesehatan dan disiapkan dengan cara yang aman. Hal ini mencakup kebersihan tempat penyajian makanan hingga memeriksa makanan tidak terkontaminasi oleh bakteri dan bahan berbahaya lainnya.
Apabila guru melihat ada gejala yang mencurigakan atau keluhan dari siswa mengenai makanan yang diberikan, guru dapat segera melaporkan hal tersebut ke pihak sekolah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kecepatan dalam melaporkan masalah kesehatan ini sangat penting dalam mencegah potensi keracunan dan memastikan keselamatan siswa.
Selain memberikan pendidikan gizi dan kebersihan di rumah, penting bagi orang tua juga untuk berdiskusi dengan anak mengenai pengalaman mereka saat makan di sekolah. Dengan mendengarkan keluhan atau kekhawatiran anak, orang tua dapat lebih mudah mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi, seperti rasa makanan yang tidak sesuai, kemungkinan adanya bahan yang tidak aman, atau reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu dalam menerima program MBG di sekolah.
Dalam meningkatkan keamanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), terdapat beberapa kebijakan yang perlu pemerintah ambil dalam mencegah kasus serupa, meliputi.
BACA JUGA: Sering Makan Makanan Mentah? Penyakit Ini Bisa Mengintai!
Nah Mommies, itulah rangkuman insiden kasus keracunan makanan yang dialami siswa Sukoharjo dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Semoga kejadian ini mendorong perbaikan sistem pengawasan serta pengelolaan pangan dan gizi untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi si kecil di sekolah.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Instagram @badangizinasional.ri