Keji dan memilukan! Ini deretan kasus pembunuhan terhadap anak yang terjadi pada 2024. Banyak terjadi pada pelajar dan mahasiswa.
Sepanjang tahun 2024, Indonesia kembali diguncang dengan sederet kasus pembunuhan yang tidak hanya terjadi pada dewasa, tetapi juga melibatkan anak-anak sebagai korban. Berdasarkan data dan laporan dari EMP Pusiknas Bareskrim Polri, 51 dari 431 korban pembunuhan yang terjadi pada Januari – Mei 2024 masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa.
Beberapa kasus bahkan melibatkan pelaku yang seharusnya menjadi pelindung anak, seperti orang tua hingga aparat pemerintahan. Situasi ini tentu memicu kekhawatiran mendalam di tengah masyarakat dan menyoroti sistem perlindungan anak di berbagai wilayah. Situasi ini juga memperlihatkan betapa rapuhnya posisi anak di tengah masyarakat yang terkadang abai dengan kesejahteraan mereka.
Berasal dari berbagai latar belakang dan penyebab yang kompleks, berikut Mommies Daily telah merangkum rentetan kasus pembunuhan terhadap anak selama tahun 2024.
BACA JUGA: Cara Efektif Menerapkan Disiplin Positif, Tips Terbaik dari Ahli
Remaja berinisial A (15) membunuh temannya sendiri, M (12) karena korban menolak untuk membayar jasa joki game Mobile Legends kepada pelaku. Kasus pembunuhan tersebut terjadi di Kebun Jeruk, Kecamatan Tekarang (27/03/2024). Kejadian itu bermula saat pelaku mengajak korban bertemu di kebun jeruk tempat biasa mereka bermain, lalu pelaku akhirnya merencanakan pembunuhan karena pada Januari 2024 sempat menagih uang akun dan jasa joki Mobile Legends.
Kasus nahas berikutnya terjadi pada seorang remaja putri berinisial AA (13) yang ditemukan meninggal dunia di kuburan cina, Palembang, Sumatera Selatan. Korban diperkosa dan dibunuh oleh para pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar dan masih di bawah umur, terdiri dari IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12). Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, diketahui bahwa motif pembunuhan disebabkan oleh nafsu setelah menonton film porno.
Seorang ibu berinisial SNF (26) membunuh anaknya yang masih berusia 5 tahun di Kota Bekasi. Pembunuhan tersebut mulanya diketahui oleh saksi berinisial NA yang diutus oleh sang suami lantaran merasa curiga pada istrinya yang menyebut sang anak sudah pergi jauh. Berdasarkan keterangan dan pemeriksaan psikologi, polisi mengatakan bahwa pelaku mengidap skizofrenia.
Remaja berinisial J (16) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ditangkap usai membunuh lima orang dalam satu keluarga yang merupakan tetangganya sendiri. Kasus ini mulanya terungkap saat polisi menemukan rendaman baju di sumur belakang rumah pelaku. Kelima korban, yakni ayah berinisial WO (34), istrinya SW (33), dan ketiga anaknya JS (14), VD (10), dan AA (2,5) ditemukan tewas bersimbah darah karena dibacok.
Balita perempuan berusia 3 tahun, FT ditemukan tewas terkubur di pinggiran saluran air yang terletak di Dusun Babakan, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ibu kandung dan ayah tiri balita, Novita Anggraini (26) dan Mien Tasgeen Muhammad (23) melakukan penganiayaan karena kesalahan sepele yang dilakukan oleh sang anak. Berdasarkan pengakuannya, pelaku emosi karena korban menumpahkan gelas berisi air putih tapi tidak mengakui perbuatannya.
Bocah berinisial ANA (6) tewas dibunuh oleh ibu tirinya, Iftahurrahman (24) di Pontianak, Kalimantan Barat. Korban ditemukan di dalam karung dan mengalami retak pada tulang tengkorak kepalanya. Motif pelaku didasari karena rasa cemburu dan iri kepada korban lantaran sang suami memberikan perhatian yang lebih kepada sang anak dibandingkan pada anak dari hasil pernikahannya.
Anak perempuan berusia 5 tahun tewas ditemukan dengan kondisi kepala yang ditutupi oleh lakban di Lebak, Banten. Diketahui lima pelaku, yakni Saenah (38), Ridho (38), Emi (23), Ujang Hildan (22), dan Yayan Herianto (23) merasa kesal karena terlilit utang pinjol ke ibu korban. Aksi keji para pelaku ini dilakukan dengan menculik dan membunuh korban dengan melilit wajah menggunakan lakban, memukul dengan shock breaker, hingga menduduki korban.
Kasus pembunuhan yang menimpa anak selanjutnya terjadi di Sumatera Barat. Gadis penjual gorengan yang bernama Nia Kurnia Sari (18) tewas dibunuh oleh Indra Septiawan (26) akibat dicekik menggunakan tali rafia. Korban ditemukan tewas terkubur dalam kondisi tangan terikat dan tanpa busana dengan niat awal pelaku adalah memperkosa korban.
Seorang pelajar SMKN 4 Semarang berinisial G (17) tewas setelah ditembak polisi yang berusaha melerai tawuran antarkelompok. Diketahui bahwa polisi melakukan penembakan karena hendak melerai tawuran. Selain G, terdapat dua siswa lainnya yang terkena tembakan polisi, yakni A pada bagian dada dan S pada tangan.
Kasus pembunuhan yang belakangan ini ramai diperbincangkan publik yakni menimpa mahasiswa berinisial EJ (20) yang tewas dibunuh dan jasadnya dibakar oleh pacarnya sendiri bernama Moh Maulidi Izhaq (21) di Bangkalan, Jawa Timur saat tengah hamil. Peristiwa bermula ketika keduanya hendak menemui tukang pijat untuk menggugurkan kandungan korban. Namun, di tengah perjalanan terjadi cekcok karena korban sempat mengancam pelaku untuk dilaporkan ke polisi, karena takut pelaku pun dengan tega membacok korban menggunakan golok yang dibawanya.
Untuk mencegah dan mengurangi kasus pembunuhan yang terjadi pada anak. pemerintah dapat mengambil beberapa langkah berikut.
Upaya nyata yang dapat diberlakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan hukuman bagi pelaku kekerasan terhadap anak, termasuk pembunuhan. Pemerintah juga bisa menyempurnakan sistem peradilan untuk memastikan bahwa kasus kekerasan pada anak dapat ditangani dengan cepat dan adil
Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya perlindungan anak dan pencegah kekerasan kepada orang tua, masyarakat, serta pihak sekolah dengan mengadakan kampanye. Hal ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang tanda-tanda kekerasan terhadap anak.
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan kepada guru, tenaga medis, serta pengasuh untuk mengenali bentuk-bentuk kekerasan pada anak. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran para tenaga pendidik dan pengasuh tentang peran mereka dalam menjaga anak-anak.
Kekerasan pada anak juga bisa dilatarbelakangi karena masalah ekonomi. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan sosial perlu dilakukan dengan berbagai cara, seperti bantuan ekonomi, pendidikan, serta layanan kesehatan. Pemerintah juga bisa menyediakan tempat perlindungan untuk anak-anak yang menjadi korban kekerasan.
Cara terakhir yang bisa pemerintah terapkan dalam menekan angka kekerasan dan pembunuhan terhadap anak berikutnya yakni dengan memperkuat lembaga perlindungan anak, rehabilitasi bagi korban kekerasan, dan menyediakan lebih banyak tempat aman bagi anak-anak yang keselamatannya terancam.
BACA JUGA: Tanda Orang Tua Tidak Cerdas Emosional, Ini Dampaknya pada Anak
Itulah rangkuman beberapa kasus pembunuhan terhadap anak yang terjadi pada tahun 2024. Semoga adanya peristiwa tersebut dapat memberikan kesadaran kepada semua pihak tentang pentingnya perlindungan pada anak ya, Mommies!
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Freepik