banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Diam-diam, Ini 7 Kekhawatiran yang Sering Dirasakan Suami! Istri Wajib Tahu

author

Mommies Dailyin an hour

Diam-diam, Ini 7 Kekhawatiran yang Sering Dirasakan Suami! Istri Wajib Tahu

Mengingat suami bukanlah manusia super, ini berarti mereka juga bisa merasakan kekhawatiran. Berikut ini adalah 7 daftarnya.

Dalam sebuah pernikahan, kita sering berpikir bahwa istri adalah pihak yang lebih sering merasa cemas. Namun kenyataannya, para suami juga memiliki banyak kekhawatiran. Bedanya, para suami terlatih untuk memendam kecemasannya.

Jadi, sebagai pasangan, Mommies perlu memahami bahwa suami juga memiliki kecemasan. Ini berarti, meski dari luar dia tampak perkasa, suami juga butuh perhatian serta dukungan dari pasangannya.

BACA JUGA: 8 Kegiatan yang Memperkuat Komunikasi Pasangan Suami Istri

7 Hal yang Kerap Menjadi Kekhawatiran Suami

Berikut adalah tujuh kekhawatiran umum yang sering dialami suami dan bagaimana Mommies bisa membesarkan hatinya.

Foto: Freepik

1. Merasa nggak cukup keren untuk pasangannya

Meskipun kita hidup di era modern, banyak pria yang masih merasa perlu menunjukkan sisi “macho”. Mereka ingin menjadi pemecah masalah, pelindung, atau seseorang yang bisa diandalkan untuk memperbaiki berbagai hal.

Namun, ketika mereka gagal memenuhi ekspektasi ini—misalnya ternyata bahkan mengganti aki mobil pun nggak tau caranya atau tak bisa membantu anak dengan pekerjaan rumah matematika—rasa percaya diri mereka bisa ngedrop. Jika suatu ketika, pasangan mengungkapkan kekhawatiran ini, ingatkan dia bahwa cinta Mommies tidak bergantung pada kemampuannya memperbaiki apa pun yang rusak. Tunjukkan penghargaan Mommies atas apa yang ia mampu lakukan dan buat suami merasa bahwa lepas dari dia nggak bisa memperbaiki keran bocor, dirinya tetap berharga buat Mommies.

2. Kehilangan waktu untuk diri sendiri

Kehidupan pernikahan sering kali dipandang sebagai tanggung jawab tanpa akhir, yang membuat sebagian pria takut kehilangan waktu untuk mengambil ‘jeda’ dan punya waktu untuk dirinya sendiri.

Biarkan suami menikmati waktu luangnya, misalnya dengan keluar bersama teman-temannya atau melakukan kegiatan yang Mommies tahu bisa mengembalikan energi dan membahagiakan dirinya. Ini tidak hanya bermanfaat untuk pasangan, tetapi juga untuk Mommies. Ketika suami menikmati Me-time-nya, Mommies juga bisa menggunakan waktu tersebut untuk bersantai dan merawat diri sendiri.

3. Tidak menghasilkan uang yang cukup

Bagi banyak pria, identitas mereka berkaitan erat dengan kemampuan untuk memberikan nafkah buat anggota keluarganya. Ketakutan nggak sanggup memenuhi kebutuhan finansial keluarga bisa menjadi sumber stres yang besar.

Sebagai pasangan, cobalah untuk menghargai usahanya, apa pun hasilnya. Ingatkan bahwa kebahagiaan keluarga Mommies dan pasangan tidak semata-mata diukur dari uang yang sanggup dihasilkannya, melainkan dari upayanya untuk menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.

4. Kehilangan pekerjaan

Khawatir kehilangan pekerjaan bahkan bisa lebih menakutkan daripada tidak menghasilkan cukup uang. Kehilangan pekerjaan bisa menghancurkan harga diri seorang pria dan menimbulkan kecemasan yang mendalam.

Jika Mommies melihat tanda-tanda seperti pasangan mudah tersinggung atau kurang antusias terhadap banyak hal, ini bisa menjadi tanda suami mengalami depresi. Tawarkan dukungan tanpa syarat dan yakinkan bahwa Mommies dan pasangan adalah tim yang akan menghadapi segala situasi bersama.

5. Takut Diselingkuhi

Masyarakat sering menggambarkan wanita sebagai korban perselingkuhan dan pria adalah tokoh antagonisnya. Padahal, pria juga memiliki perasaan khawatir, takut diselingkuhi. Meskipun statistik menunjukkan pria lebih cenderung untuk berselingkuh, ini tidak berarti mereka nggak takut dikhianati.

Penting untuk membangun komunikasi yang jujur dan saling percaya dalam hubungan Mommies dan suami. Yakinkan pasangan bahwa Mommies nggak pernah berniat menciderai komitmen Mommies terhadap pernikahan kalian, apalagi mengkhianati kepercayaannya.

6. Gagal menjadi Ayah yang baik

Menjadi ayah adalah tanggung jawab besar, dan banyak pria merasa takut tidak mampu menjadi figur ayah yang baik, terutama jika mereka memiliki pengalaman buruk dengan ayah mereka sendiri.

Dukung pasangan Mommies dalam menjalankan perannya sebagai ayah. Tunjukkan penghargaan atas setiap usaha kecil yang ia lakukan untuk anak-anak kalian. Ingatkan bahwa menjadi ayah yang baik bukan berarti harus sempurna, melainkan hadir secara emosional dan fisik untuk anak-anak.

7. Mencemaskan usia yang semakin bertambah

Nyatanya, bukan hanya wanita yang merasa cemas tentang penuaan. Pria juga khawatir tentang tanda-tanda penuaan seperti kerutan, uban, atau tubuh yang tidak lagi sekuat dulu. Mereka mungkin merasa kehilangan daya tarik dan khawatir pasangannya akan tergoda pria lain, minimal tidak tertarik lagi kepada mereka. Para suami juga khawatir menjadi tua dan rapuh akan membuat mereka kehilangan rasa hormat dari orang lain, terutama dari pasangan dan anak-anaknya.

Sebagai pasangan, berikan pujian yang tulus dan buat suami merasa bahwa ia tetap menarik di mata Mommies. Bantu pasangan memahami bahwa usia hanyalah angka, dan yang terpenting adalah kesehatan dan keluarga kalian bahagia.

Menjadi pendukung yang baik

Pernikahan adalah perjalanan yang penuh tantangan bagi setiap pasangan. Dalam menghadapi berbagai kecemasan, komunikasi yang baik adalah kunci. Berikan ruang bagi suami untuk berbicara tentang perasaan dan kekhawatirannya tanpa merasa dihakimi. Dukungan Mommies dapat memberikan rasa nyaman dan membantunya mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut.

Ingatlah, suami Mommies juga manusia yang memiliki kelemahan tapi bersama-sama, Mommies dan pasangan bisa menghadapi segala tantangan, rintangan, tumbuh lebih kuat sebagai pasangan.

BACA JUGA: 8 Perbedaan Pasangan Suami Istri Baru dengan Pasangan Lama

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan