Sorry, we couldn't find any article matching ''
Orang tua, Mari Belajar dari Kasus Ronald Tannur dan Campur Tangan Ibu yang Kebablasan
Ibu dari terdakwa Ronald Tannur menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap vonis bebas putranya. Orang tua perlu belajar 5 hal ini agar tidak salah membesarkan anak.
Mengingat kembali kasus Ronald Tannur yang membunuh pacarnya dan kemudian divonis bebas oleh tiga hakim saja sudah membuat emosi, apalagi ketika terkuak kabar keputusan vonis bebas ini ada kaitannya dengan suap yang dilakukan oleh ibu pelaku, Meirizka Widjaja.
Jujur, sebagai orang tua, salah satu hal tersulit itu memang menerima dengan lapang dada bahwa anak kita bersalah. Bisa jadi karena insting sebagai orang tua itu ya memang melindungi. Bisa juga sebagai orang tua, kita menganggap cinta dan sayang ke anak artinya melindungi anak, no matter what yang dilakukan anak kita itu benar atau salah.
Padahal, ketika kita menormalisasi kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan anak, besar kemungkinan kita juga akan menutup mata saat anak membuat kesalahan besar nan fatal.
Apa yang perlu kita sadari sebagai orang tua, agar keinginan menjaga dan melindungi anak tak lantas membuat kita lupa bahwa kita juga memiliki peran untuk membentuk anak menjadi manusia yang punya empati sekaligus tanggung jawab?
BACA JUGA: Anak Menjadi Saksi Bullying? Ajarkan Anak Lakukan Hal Ini!
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan orang tua menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi dan Nadya Pramesrani M.Psi, Psikolog.
- Jangan membiarkan anak SELALU mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang mudah.
- Ajarkan anak bahwa di dalam hidup ada yang namanya konsekuensi dan biasakan anak untuk belajar menerima konsekuensi ketika dia salah.
- Orang tua juga perlu belajar untuk ikhlas melihat anak menerima konsekuensi.
- Saat anak memang sudah jelas melakukan kesalahan, DAMPINGI anak menjalani konsekuensinya BUKAN MENGANULIR kesalahannya.
- Bahwa niat baik membantu anak kalau dilakukan dengan cara yang tidak tepat malah bisa membuat anak terjerumus lebih dalam dan membuat anak tumbuh menjadi monster.
Foto: CNN Indonesia
Bagi saya pribadi, nomor tiga mungkin adalah point yang cukup sulit untuk dilakukan. Melihat anak kita mendapatkan konsekuensi yang bisa jadi ditentukan oleh orang lain,bukan oleh kita orang tuanya.
Tapi, semoga saja kita ingat bahwa walaupun membiarkan anak menjalani dan merasakan konsekuensi itu memang sulit (buat dia dan kita), tolong diingat, ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan anak-anak kita.
We are not teaching them how to succeed, we are teaching them how to learn from failure, to stand up after failing, to believe in their own ability to handle life’s challenges and to teach them EMPATHY.
BACA JUGA: Ayah, Stop Lakukan 7 Hal Ini saat Anak Perempuan Beranjak Remaja
Cover: CNN Indonesia
Share Article
COMMENTS