Ayah bisa punya peran dan sumbangsih besar buat masa depan anak lewat tindakan sederhana seperti membacakan buku cerita. Apa saja manfaatnya?
Membaca itu penting dan punya dampak yang besar terhadap perkembangan, keterampilan sosial, dan bahasa anak. Apalagi jika anak sudah diperkenalkan dengan buku sejak dini. Bukan hanya jendela ilmu dan pengetahuan, kebiasaan membaca, termasuk ketika orang tua membacakan untuk anak-anak mereka akan memperkuat hubungan anak dengan orang tua.
Khusus kali ini, kita akan membahas peran ayah. Jangan remehkan tindakan sederhana ini. Dengan rajin membacakan buku cerita buat anak, Daddies sedang merajut kedekatan fisik dan emosi, investasi yang berharga untuk masa depannya.
BACA JUGA: Masih Libur Sekolah, Ini 8 Toko Buku untuk Mengajak Anak Membaca
Penelitian yang dilakukan oleh Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) membuktikan dampak signifikan terhadap perkembangan bahasa anak ketika ayah membacakan buku untuk mereka. Studi yang melibatkan 405 keluarga dengan dua orang tua meneliti dan mengamati tentang kebiasaan membacakan cerita bersama anak-anak usia 2 tahun dan membandingkan kemampuan bahasa dan literasi mereka 2 tahun kemudian pada usia 4 tahun.
Hasil penelitian menemukan bahwa ayah yang membacakan buku cerita untuk anaknya pada usia dua tahun menunjukkan perkembangan bahasa yang lebih baik ketika anak menginjak usia empat tahun.
Tambahan lagi, ketika sosok ayah lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, hal ini akan berdampak langsung pada prestasi di sekolah, tingkat akademik, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.
Ada hal unik ketika Dr. Elisabeth Duursma dari Harvard melakukan penelitian pada tahun 2015 untuk mengetahui perbedaan jika para ayah yang membacakan buku cerita untuk anak mereka. Dr. Duursma menemukan bahwa Ayah memiliki dampak lebih besar terhadap perkembangan bahasa anak-anak, terutama untuk anak usia 2 hingga 5 tahun. Dr. Duursma mendapati bahwa dampaknya berbeda dengan Ibu yang membacakan cerita.
Apa yang membuatnya berbeda? Dr Duursma mengatakan ini karena cara Ayah berinteraksi dengan materi tertulis berbeda dengan Ibu. Ketika Ibu membacakan cerita, ia cenderung lebih fokus pada kejadian-kejadian di dalam buku, meminta anak-anak menyebutkan nama benda, warna dan apa yang mereka lihat pada gambar. Sedangkan ayah akan mencari hubungan antara peristiwa dalam cerita dengan kehidupan nyata dan pengalaman anak-anaknya sendiri.
Contoh di dalam sebuah buku yang sedang mereka baca bercerita tentang sepatu bot, maka Ayah akan bilang, “Kamu ingat kan waktu banjir kemarin Ayah pakai sepatu bot supaya kaki Ayah nggak kena air kotor “ atau ketika buku cerita menceritakan kisah seekor anjing gembala, Ayah akan bilang, “Anjingnya Pak Anton, tetangga kita ternyata jenis anjing gembala juga, Dek. Bulunya bagus, warnanya putih, hitam, dan cokelat.” Para Ibu tidak akan melakukan itu. Sudut pandang yang berbeda dari para Ayah ini lebih baik untuk otak anak karena menantang mereka untuk mengingat, berimajinasi, dan memperkaya kosa kata. Para Ayah juga suka bercerita menggunakan beragam suara berbeda dan efek suara.
Jadi, apa saja manfaat yang didapat anak-anak ketika Daddies rajin membacakan buku cerita buat mereka? Oya, harap diingat, manfaat ini paling terasa jika kebiasaan Ayah membacakan cerita untuk si Kecil dilakukan saat usia anak 2 sampai 5 tahun, masa ketika seorang anak sedang mengembangkan keterampilan berkomunikasinya.
Dibandingkan anak-anak yang ayahnya tidak terlibat dalam aktivitas membacakan buku cerita, anak-anak yang Ayahnya rajin membacakan buku cerita akan punya kemampuan membaca yang lebih baik, punya banyak kosakata, lebih memahami bahasa, memiiki keterampilan komunikasi yang lebih baik, dan lebih siap memulai sekolah.
Karena Ayah cenderung membacakan bulu cerita dengan lebih interaktif (melalui gerak tubuh, suara, tatapan mata, dan lain lain), anak akan lebih tertarik dan fokus mendengarkan cerita sehingga memudahkannya untuk belajar.
Penelitian lain menemukan bahwa jika Daddies membacakan buku cerita buat si Kecil selama 20 menit setiap hari, anak akan lebih ekspresif dan perkembangan bahasanya lebih pesat. Ini karena ayah cenderung menggunakan kata-kata yang lebih beragam, lebih sulit, dan kalimat yang lebih panjang.
Membangun dan membentuk ikatan emosional yang dalam dengan anak adalah manfaat lain yang akan dinikmati seorang Ayah yang rajin membacakan buku cerita untuk anak-anaknya. Ini juga salah satu cara menikmati quality time bersama anak. Ayah dan si Kecil jadi lebih dekat, baik secara emosional dan fisik. Berdekatan secara fisik akan membuat anak-anak Daddies merasa nyaman dan aman.
Dengan meminta anak membayangkan hal-hal di luar apa yang ada di dalam cerita, membantu dia berimajinasi dan berpikir kreatif. Anak juga akan bertumbuh menjadi pribadi yang kritis, nggak mudah dipengaruhi, apalagi jadi pribadi yang senang ikutan-ikutan hanya supaya kelihatan keren.
Saat berencana membacakan buku cerita, usahakan Daddies yang memilih. Ini karena anak-anak cenderung memilih buku yang itu lagi, itu lagi. Jika Daddies yang memilihkan, si Kecil akan lebih terbuka terhadap perubahan.
Jadilah teladan bagi anak-anak Daddies. Baik bagi anak laki-laki maupun anak perempuan, namun khususnya bagi anak laki-laki. Kenapa? Jika satu-satunya orang dewasa yang mereka lihat senang membacakan buku adalah Ibu mereka atau guru perempuan di sekolah, anak-anak akan mulai mengidentifikasikan membaca sebagai aktivitas perempuan. Ketika anak melihat Daddies rajin membaca dan senang membacakan cerita untuk mereka juga, Daddies sedang mencontohkan kebiasaan yang baik. Mereka akan belajar bahwa membaca itu penting dan menghargai buku.
Studi Biro Statistik yang dilakukan oleh Pemerintah Swiss menunjukkan bahwa seorang anak 19 kali lebih mungkin mengikuti kepemimpinan Ayah dibandingkan Ibu. Ini membuktikan bahwa anak-anak memandang sosok Ayah sebagai teladan dan pemimpin dalam keluarga.
Dampak positif lain yang dialami anak karena Ayah yang rajin membacakan buku cerita adalah harga diri anak akan tinggi, tidak menjadi pribadi yang gampang depresi dan frustrasi. Anak akan lebih tenang saat menghadapi masalah dan memiliki kesehatan mental yang baik. Ini investasi masa depan yang luar biasa baguskan, Daddies?
BACA JUGA: Rekomendasi Buku untuk Balita Berbahasa Indonesia, Nomor 1 dan 3 Wajib Punya
Cover: Freepik