Orang tua mengajari anak-anaknya berbagai cara agar tetap aman tapi banyak lupa mengajar anak melindungi diri dari pelecehan dan kekerasan seksual.
Pada tahun 2023 tercatat ada 26.161 korban kekerasan seksual yang dialami perempuan. Data pada website Kementrian Perlindungan Perempuan dan Anak menyebutkan per 1 Januari 2024, kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak mendominasi, yaitu sebesar 2.731 kasus dari 5.580 kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia. Jelas, ini berita yang menyedihkan. Adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk menjaga anak-anak kita dan melindungi mereka dari tindakan kekerasan seksual. Bagaimana caranya?
BACA JUGA: Isu-Isu Seksual Di Kalangan Anak Remaja Tahun 2024
Oke, sebelum kita bahas caranya mencegah, orang tua tentu perlu tahu contoh-contoh dari tindakan pelecehan seksual:
Berikut 12 hal yang dapat menajaga anak Mommies terlindung dari pelaku pelecehan seksual:
Tanyakan kepada anak-anak kegiatan mereka sepanjang hari, dengan siapa mereka melakukannya, dan bagaimana perasaan mereka.
Sebisa mungkin ketahui dengan siapa anak Mommies menghabiskan waktu, termasuk anak-anak lain dan orang dewasa (guru, pelatih olahraga, orang tua teman-temannya, dan tetangga sekitar).
Baik itu baby sitter untuk di rumah atau para pengasuh di tempat penitipan anak Mommies harus PASTIKAN kompeten, sabar, dan bertanggung jawab.
Bicarakan topik tentang bagian-bagian tubuh sejak dini. Gunakan nama-nama yang tepat untuk setiap bagian tubuh. Jika anak tahu nama setiap anggota tubuhnya, anak akan berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.
Jelaskan bahwa hanya Mommies dan Daddies yang boleh melihat mereka telanjang. Dokter dapat melihat mereka tanpa pakaian karena dokter harus memeriksa mereka dan ada Mommies dan Daddies yang menemani.
Beri tahu anak-anak Mommies bahwa tidak seorang pun boleh menyentuh bagian pribadinya dan tidak seorang pun boleh meminta mereka menyentuh bagian pribadi orang lain. Tidak teman, bibi, paman, kakek, nenek juga guru atau pelatih mereka. Pelecehan seksual seringkali diawali dengan pelaku yang meminta anak untuk menyentuh dirinya sendiri atau orang lain.
Kebanyakan pelaku akan memberitahu korbannya untuk merahasiakan pelecehan tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara halus atau mengancam. Beri tahu anak-anak bahwa apa pun yang orang lain lakukan dan katakan kepada mereka, harus diberitahukan kepada Mommies dan Daddies. Jangan main rahasia-rahasiaan.
Insiden kekerasan seksual seringkali diliput dalam berita dan ditampilkan dalam acara televisi. Ajukan pertanyaan kepada anak Mommies tentang liputan ini. Mommies bisa bertanya, “Kamu pernah dengar berita seperti ini? atau “Apa yang akan kamu lakukan jika berada dalam situasi ini?”. Gunanya adalah agar anak tahu ini adalah masalah penting dan bisa dibicarakan dengan orang tuanya.
Ada banyak sekali pedofil di dunia ini. Beri tahu anak bahwa tidak seorang pun boleh memotret bagian-bagian pribadi di tubuhnya.
Beberapa anak merasa sungkan menolak permintaan orang lain—terutama teman-temannya yang lebih tua atau orang dewasa. Beri tahu anak Mommies bahwa tidak apa-apa bilang tidak kepada orang yang membuatnya tidak nyaman dan segera tinggalkan orang itu.
Miliki kata sandi yang dapat digunakan anak ketika merasa tidak aman atau ingin dijemput
Seiring bertambahnya usia anak, orang tua dapat memberi mereka kata sandi yang dapat digunakan saat merasa tidak aman. Ini bisa digunakan saat ada tamu di rumah atau saat mereka sedang menginap di rumah teman atau kerabat.
Jangan gunakan frase “good touch” dan “bad touch” karena sering kali sentuhan tersebut tidak menyakitkan atau terasa buruk. Gunakan saja isitilah netral “sentuhan rahasia”, karena ini merupakan gambaran yang lebih akurat tentang apa yang terjadi.
Jika terbukti anak Mommies melakukan pelecehan seksual terhadap anak lain maka jangan ditutupi. Segera cari bantuan. Penting bagi anak untuk memahami apa yang mereka lakukan salah dan mendapatkan bantuan yang tepat untuk menghentikannya. Anak Mommies juga perlu tahu dia harus menjaga kehormatan orang lain.
Anak-anak sering kali tidak berani cerita ketika mengalami pelecehan karena takut dimarahi dan disalahkan. Ketakutan inilah yang sering dimanfaatkan oleh pelakunya.
Seringkali korban pelecehan tidak cerita karena takut tidak ditanggapi dengan serius. Tanggung jawab orang tua adalah menanggapinya DENGAN SERIUS.
Jangan hanya berbicara tentang seks fisik. Anak juga perlu tahu apa yang dimaksud dengan seks digital dan bahayanya. Pornografi yang sangat mudah diakses anak-anak menyebabkan rata-rata remaja telah melihat pornografi di usia 12 tahun.
BACA JUGA: Hati-hati, Anak Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan pada Pasangan Kelak Karena 5 Hal Ini
Cover: Freepik