banner-detik
PARENTING & KIDS

Isu-Isu Seksual Di Kalangan Anak Remaja Tahun 2024

author

dewdew15 Aug 2024

Isu-Isu Seksual Di Kalangan Anak Remaja Tahun 2024

Menjadi PR besar bagi seluruh lapisan masyarakat terkait isu-isu seksual di kalangan anak remaja saat ini. Terutama PR untuk orangtua.

Semakin ke sini, semakin ke sana, deh, soal isu seksual di kalangan anak remaja Indonesia. Ini memang merupakan topik yang  penting banget untuk dibahas. Apalagi melihat kemajuan teknologi informasi dan perubahan sosial yang melesat bagai panah dilepas dari busurnya.

Bahkan data yang tersedia menunjukkan bahwa masalah terkait seksualitas di kalangan remaja semakin kompleks dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, utamanya dari orangtua, tapi juga termasuk pemerintah dan masyarakat. Apa saja, sih, isu seksual yang penting untuk dibahas saat ini?

Penyebaran konten seksual di media sosial

Pertengahan tahun 2024 ini, penyebaran video seks yang dilakoni putri dari seorang artis ternama di Indonesia cukup menghebohkan dunia persilatan.

Padahal sudah banyak contoh, tapi kenapa selalu terulang lagi? Apakah remaja Indonesia nggak belajar dari kasus terdahulu? Bisa jadi ini akibat dari kurangnya edukasi seks terhadap remaja Indonesia.

Dengan pesatnya pertumbuhan penggunaan media sosial di kalangan remaja, ada kekhawatiran terkait penyebaran konten seksual yang tidak pantas. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa 5,5 juta anak yang terdiri dari anak PAUD hingga siswa SMA menjadi korban pornografi. Ini menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan mental dan perilaku seksual mereka di masa depan.

Kurangnya pengetahuan dan pendidikan seksual di lembaga formal

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada awal tahun 2024, sekitar 65% remaja di Indonesia mengaku tidak mendapatkan pendidikan seksual yang memadai di sekolah. 

Data ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan seksual di banyak sekolah masih kurang komprehensif dan belum sepenuhnya menyentuh aspek-aspek penting terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas.

Pendidikan seksual yang komprehensif haruslah menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah di seluruh Indonesia. Ini mencakup informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit menular seksual, dan konsekuensi dari perilaku seksual. Pelatihan bagi tenaga pendidik juga penting untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan pendidikan seksual yang sensitif dan informatif.

Baca juga: Begini Idealnya Pendidikan Seks Di Sekolah Indonesia

Turunnya pernikahan dini, namun meningkatnya seks di luar nikah 

Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tren ini bergerak dengan cepat. 

Tren ini sebetulnya menjadi kabar baik, apalagi jika mengingat pernikahan dini membuat kehamilan ibu menjadi berisiko, seperti rentan perdarahan, kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), serta dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi.

Kendati demikian, terjadi peningkatan terhadap aktivitas seks bebas di usia remaja, yaitu usia  15 hingga 19 tahun. Ini tentu menjadi PR besar bagi semua pihak. 

“Menikahnya rata-rata 22 tahun, tetapi hubungan seksnya 15-19 tahun, jadi perzinahan kita meningkat. Ini pekerjaan rumah untuk kita semua,” Hasto menyatakan.

Kehamilan remaja

Jika dirunut dari poin di atas, meningkatnya hubungan seks bebas tanpa edukasi bisa triggering terjadinya kehamilan remaja yang tidak diinginkan. 

Memang pada data BKKBN Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan kehamilan remaja sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, angka ini masih tergolong tinggi, dengan sekitar 10.000 kasus kehamilan remaja yang tercatat pada semester pertama tahun 2024. Kehamilan pada usia muda sering kali berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental remaja, serta pendidikan dan kesejahteraan ekonomi mereka.

Kasus kekerasan seksual

Kasus kekerasan seksual terhadap remaja juga menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa pada tahun 2023, terdapat lebih dari 300 kasus yang dilaporkan. 

Itu yang dilaporkan, kita nggak tahu pasti yang tidak dilaporkan berapa jumlahnya. Sudah pasti lebih banyak. Namun yang pasti kekerasan seksual dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik korban, serta memengaruhi kualitas hidup anak di masa depan.

Bukan tak mungkin kasus KDRT selebgram yang heboh kemarin berawal dari tindak kekerasan terhadap seorang anak 10-20 tahun yang lalu. 

Isu seksual di kalangan anak remaja Indonesia tahun 2024 memang menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah bagi seluruh lapisan masyarakat. Entah itu untuk orangtua, lingkungan, lembaga formal seperti sekolah, hingga pemerintah.  

Sebenarnya memang harus ada usaha demi meningkatkan pendidikan seksual yang komprehensif, pengawasan konten media sosial, dan pemberdayaan keluarga. Tapi ini harus dilakukan bersama-sama. Nggak bisa salah satu pihak saja. 

Sekali lagi, saya ingin sama-sama mengingatkan bahwa keluarga dan rumah adalah tempat pertama anak-anak mendapatkan pendidikannya. Pastikan kita, orangtuanya, ayah ibunya, tahu betul apa yang harus kita berikan pada anak-anak. Termasuk di dalamnya pendidikan seks yang mumpuni. 

Baca juga: Pendidikan Seks Untuk Anak Remaja

Cover photo by: Freepik

 

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan