Sorry, we couldn't find any article matching ''
Saat Anak Terlibat Video Porno seperti Anak David Bayu, Orang Tua Perlu Lakukan Ini!
Ketika anak melakukan kesalahan dalam hidupnya, orang tua pasti sedih. Belajar dari kasus video porno anak David Bayu, ini yang perlu orang tua lakukan.
Kasus yang menimpa anak musisi David Bayu jelas bukan masalah kecil. Anak perempuan yang selama ini selalu dirawat, dicintai, dan dijaga dengan segenap jiwa terlibat kasus video porno. Entah seperti apa persisnya emosi yang dirasakan Ayah yang penyayang itu. Namun dari kasus video syur ini, ada pelajaran yang bisa ditarik oleh para orang tua.
BACA JUGA: 7 Tips untuk Ayah Menghadapi Anak Perempuan yang Lagi Pubertas
Pahami Dulu Akar Masalahnya
Anak musisi yang terlibat dalam kasus video porno perlu dimulai dengan memahami apa yang membuat seorang anak dewasa muda terlibat kasus pornografi. “Semua diawali dengan keterpaparan, stimulus, dan informasi yang membuatnya penasaran dan ingin tahu. Setelah rasa penasaran muncul, biasanya akan ada dorongan perilaku untuk tahu lebih lanjut. Tapi boleh jadi keterpaparan terhadap pornografi sudah terjadi sebelumnya sehingga bisa muncul dorongan untuk merekam aktivitas seksualnya sendiri,” jelas Fadhilah Amalia, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis Dewasa yang berpraktik di Sauh Psychological Services dan Brawijaya Hospital Duren Tiga.
Apa yang mendorong seseorang merekam aktivitas seksual mereka meskipun hanya untuk koleksi pribadi? Ini penjelasan Psikolog Dhila.
- Di istilah psikologis ada yang namanya parafilia (gangguan dalam penyaluran hasrat seksual), sehingga dengan merekam aktivitas seksual dan menontonnya memberikan dorongan terhadap proses aktivitas seksualnya.
- Bisa juga dipengaruhi oleh karakter atau kepribadian orang itu yang merasa dirinya sangat spesial. Biasanya ini ada pada orang dengan gangguan kepribadian narsisitik.
- Nilai-nilai pribadi tertentu yang dianut oleh setiap individu.
- Kurangnya kontrol diri dan buruk dalam pengambilan keputusan sehingga tidak mempertimbangkan risiko yang bakal terjadi jika rekaman itu tersebar.
Jangan Sibuk Menyalahkan Diri Kita
Ketika seorang anak dewasa muda melanggar nilai-nilai yang telah ditanamkan orang tuanya, seperti membuat pilihan yang buruk dan berakibat dirinya terjerumus ke dalam masalah besar, otomatis sebagai orang tua, kita mulai meragukan kesanggupan kita. Semua pikiran buruk pun bermunculan:
- Apa ini gara-gara saya?
- Apakah ini nggak akan terjadi andai saja saya lebih baik sebagai orang tua?
- Apakah hal ini akan terjadi andai keluarga kami lebih religius dan sering ibadah bersama?
- Apakah ini akan terjadi jika saja pernikahan kami tidak gagal?
- Apakah hal ini nggak akan terjadi andai kami sebagai orang tua nggak sering bertengkar?
Ucapan ‘Andai saja’ dapat membuat kita malah tidak bisa berpikir jernih. Iya, salah satu patah hati terbesar orang tua adalah menyaksikan anak mereka menyia-nyiakan hidup, potensi, atau peluangnya karena mengambil pilihan yang buruk.
Ketika anak yang berusia dewasa muda terlibat masalah serius, itu memang bisa mengganjalnya untuk menjalani kehidupan yang produktif. Hati orang tua remuk tapi ingat, pilihan-pilihan yang diambil anak tidak harus menghancurkan kalian. Juga tidak berarti kita adalah orang tua yang buruk. Mungkin nasi sudah menjadi bubur, tetapi tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.
5 Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua Saat Anak Terlibat Video Porno
Foto: Freepik
Tidak ada yang bilang menghadapi anak yang telah melanggar nilai-nilai keluarga akan mudah, namun bukan berarti orang tua tidak dapat melakukan apa yang benar. Berikut beberapa strateginya:
1. Tetap tenang
Memang nggak gampang bagi orang tua saat menghadapi situasi anak mereka yang sudah dewasa muda terlibat dalam kasus video porno. Perasaan marah, sedih, malu, dan kecewa pasti ada. Meskipun sulit, usahakan agar reaksi orang tua tetap tenang. Jangan bereaksi sangat dramatis dan spontan karena dapat memperburuk kondisi. Ambil waktu sampai orang tua bisa merasa tenang, barulah ambil tindakan.
2. Jangan melampiaskan kemarahan kepadanya
Bukan ide yang baik untuk ngamuk, murka, apalagi melemparinya dengan barang-barang. Jika orang tua merasa pelu bicara, pastikan waktu bicara ini tidak dimanfaatkan untuk membanjiri anak dengan caci maki. Bahkan di masa-masa tersulit sekalipun, berusahalah menjadi pendukung terhebat seperti yang dilakukan David Bayu kepada putrinya.
3. Ajak anak bicara
Setelah orang tua sudah merasa tenang, mampu meregulasi perasaan mereka, barulah ajak anak bicara tentang awal mula hingga dia terlibat kasus ini.
4. Meminta anak mempertanggungjawabkan perbuatannya
Cinta bukan berarti orang tua membebaskan anak yang telah melakukan kesalahan serius dan bebas dari merasakan konsekuensi atas perbuatannya. Anak yang sudah berusia dewasa muda pasti sudah bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk. Anak perlu tahu bahwa setiap tindakan dan keputusan ada konsekuensinya. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Semoga ini akan mendorongnya untuk punya kesadaran untuk berpikir matang-matang sebelum melakukan dan memutuskan sesuatu.
5. Jangan ikut menanggung kesalahannya
Jika orang tua membebaskan anak dari konsekuensi tindakannya, maka orang tua justru mendidik anak untuk lari dari tanggung jawab. Menghilangkan kesempatan untuk dia bertumbuh dan berubah. Jangan biarkan anak-anak yang sudah dewasa menjadikan masalah mereka sebagai masalah orang tua.
6. Jangan menghakimi
Bahkan di tengah perasaan hancur dan marah, orang tua perlu bersikap seimbang tanpa harus mengkompromikan nilai-nilai dan prinsip keluarga. Dengan menghakimi hanya akan membuat anak menutup diri dan mengambil keputusan yang lebih buruk.
7. Orang tua juga butuh dukungan
Kadang-kadang kesedihan yang paling sulit untuk ditanggung adalah ketika kita menyaksikan anak-anak kita terkena masalah akibat keputusan keliru yang mereka ambil dan merugikan dirinya sendiri. Untuk bisa mendukung anak, orang tua juga butuh dikuatkan. Orang tua yang sehat dan mendapat dukungan memiliki peluang lebih besar untuk membantu anak mereka. Jangan pernah meremehkan kekuatan mencari dukungan untuk diri kita sendiri.
Tindakan Pencegahan yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Simak saran dari Psikolog Dhila caranya orang tua dapat mencegah anak melakukan kesalahan fatal seperti kasus video porno anak musisi:
- Membangun komunikasi yang sehat dan terbuka, memberikan kasih sayang, dan rumah yang hangat untuk anak-anak agar kebutuhan emosional mereka terpenuhi. Harapannya jika kebutuhan emosional anak terpenuhi, mereka juga bisa mengembangkan kepekaan emosional dan kepekaan mengendalikan dorongan di dalam dirinya.
- Menanamkan nilai-nilai moral, nilai-nilai yang benar, membuat batasan, membantu anak memahami konsep benar dan salah, menanamkan rasa malu, dan tahu caranya menghindari tindakan impulsif.
- Menanamkan dalam diri anak remaja dan usia dewasa muda untuk mengendalikan dorongan seksnya.
- Memberi contoh bagaimana mengelola perilaku impulsif. Ini bisa dimulai dengan pendidikan seks yang sesuai usia perkembangan anak.
- Menetapkan batasan dan memberikan hukuman jika anak-anak melakukan hal-hal yang menyimpang.
BACA JUGA: 10 Cara Menguatkan Hubungan Ayah dan Anak Perempuan
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS