banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Tips untuk Ayah Menghadapi Anak Perempuan yang Lagi Pubertas

author

Fannya Gita Alamanda09 Jun 2024

7 Tips untuk Ayah Menghadapi Anak Perempuan yang Lagi Pubertas

Ngomongin anak perempuan yang sedang masa pubertas dan menstruasi memang suka bikin bingung. Ini beberapa cara yang bisa Daddies lakukan.

Hubungan ayah dengan anak perempuan adalah hubungan yang unik dan penting. Bagaimana tidak? Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Dan anak perempuan bagai bola mata si ayah. Nggak ada yang boleh nyolek alias menyakitinya. Seiring bertumbuhnya si gadis kecil menjadi anak remaja akan ada ‘masa ajaib’ yang harus dihadapi yaitu masa pubertas. Suka nggak suka, siap nggak siap, anak perempuan Daddies akan bertumbuh menjadi gadis remaja dengan segala tingkah polahnya.

Di masa puber seperti inilah anak perempuan bukan hanya butuh bimbingan dari kedua orang tuanya.Ini berarti Ayah juga harus teribat. Daddies harus mau membuka diri dan memulai percakapan dengan topik sensitif dengan anak perempuan Anda.

Ini nggak gampang dan kemungkinan besar akan ada momen-momen canggung. Tapi, Daddies perlu belajar cara mendampingi anak perempuan melewati masa pubertas.

Pentingnya Daddies Tahu Cara Mendampingi Anak Perempuan yang LAgi Puber

Sayangnya,  di masa genting ini justru kebanyakan Ayah mundur teratur dan menyerahkan tugas mendampingi kepada Ibu. Padahal tindakan ini dapat berdampak buruk terhadap perkembangan anak.

Simak penjelasan Nadya Pramesrani, M.Psi., Psikolog, Co Founder dari Rumah Dandelion sekaligus Psikolog Keluarga dan Pernikahan tentang alasan pentingnya keterlibatan seorang ayah dalam kehidupan anak perempuannya, terutama di masa puber. “(Kehadiran seorang ayah) sangat penting, karena hubungan seorang ayah dengan remaja putri akan berdampak pada pengembangan rasa percaya diri mereka.”

“Alasan lainnya adalah ketika tidak dipersiapkan atau dibicarakan secara terbuka, ada perasaan malu dari remaja putri ketika mereka mengalami menstruasi. Malu apabila ketahuan sudah/sedang menstruasi, bahkan terhadap ayahnya sendiri. Apabila ayah justru menarik diri atau berjarak dengan remaja putrinya, sikap ini bisa diartikan sebagai penolakan oleh si remaja putri,” jelas Psikolog Nadya.

“Peran ayah juga justru sangat penting untuk memberikan seks edukasi kepada remaja putrinya, terutama dalam bahasan terkait relasi romantis yang sehat antara laki-laki dan perempuan.”

BACA JUGA: 6 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja Laki-laki yang Perlu Mommies Ajarkan di Rumah

Hal-hal yang Bikin Para Ayah Sungkan Bicara Soal Pubertas dengan Anak Perempuan Mereka

Psikolog Nadya menjelaskan hal-hal yang membuat para ayah sungkan bicara soal pubertas dengan anak prempuan mereka adalah ketidaktahuan, baik terkait proses menstruasi itu sendiri ataupun perubahan-perubahan yang bisa terjadi pada hubungan keduanya.

Ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala ayah ketika anak perempuannya mulai menstruasi, seperti “Masih bisa peluk-pelukan nggak?”, “Kontak fisik (seperti apa) yang diperbolehkan?” atau “Kalau aku nggak sengaja salah menyentuh, bagimana?” Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab itu yang kemudian membuat ayah, tanpa sadar malah menarik diri dari hidup si anak atau jadi berjarak.

Selain itu, pandangan bahwa menstruasi adalah urusan Ibu justru membuat Ayah semakin menjauh. Karena bukannya mencari tahu dan melengkapi diri dengan informasi, tapi malah menyerahkan semuanya kepada Ibu.

Tips untuk Ayah Menghadapi Anak Perempuan yang Sedang Puber

Daddies, mundur ketika anak perempuan Anda justru sedang butuh-butuhnya didampingi akan membuatnya hancur dan merasa ditolak. Ayo, pastikan hal ini tidak terjadi. Begini saran Psikolog Nadya agar Daddies tahu cara menghadapi anak perempuan yang lagi puber.

1. Jangan malu untuk ngobrol

Buka obrolan terkait pubertas (perubahan-perubahan fisik, hormon, dan emosional yang terjadi) dari sebelum anak mengalami menstruasi. Pada anak perempuan, pubertas bisa terjadi mulai usia 8,5 – 10 tahun. Jadi mulailah ngobrol dari usia tersebut.

2. Cari informasi

Lengkapi diri dengan informasi, pahami perubahan apa saja yang terjadi meskipun Daddies sendiri tidak mengalami. Kalau anak perempuan belum mau membicarakan hal tersebut, atau pun memilih bicara sama ibu saja, itu hak mereka. Tapi yang terpenting, tunjukkan kepada anak perempuan bahwa Daddies terbuka dan nyaman untuk membicarakan hal tersebut bersama mereka.

3. Selalu bersikap positif dan penuh kasih sayang

Jika masa-masa ini terasa membingungkan bagi Daddies, bayangkan bagaimana perasaan anak perempuan Daddies. Dia harus tahu perubahan apa pun yang terjadi dengan tubuhnya, kasih sayang Daddies tidak akan berubah.

Foto: master1305 on Freepik

4. Membantunya melewati hari-hari sulit

Jika dia merasa sedih, tanyakan apakah dia butuh bantal penghangat untuk mengataasi kram perutnya, buatkan smoothie sehat, atau tawarkan sebatang cokelat. Validasi perasaannya, bantu ringankan ketidaknyamanan yang dia alami, dan tunjukkan bahwa Daddies akan selalu ada untuknya. Sikap Daddies akan membantunya untuk menemukan pasangan yang menghormati dan peduli kepadanya kelak.

5. Hargai dia

High five, peluk, dan hargai dia. Ingatkan dia betapa Daddies mencintainya. Anak perempuan bisa merasa sangat canggung dan tidak nyaman dengan tubuhnya di masa puber. Dia mungkin khawatir perubahan-perubahan itu akan membuat Daddies berhenti mencintainya seperti ketika dia masih kecil. Pastikan anak perempuan Daddies tahu hubungan kalian akan berbeda tetapi tetap kuat dan hangat.

6. Libatkan anak-anak lelaki Daddies

Ini juga waktu yang tepat buat anak-anak lelaki belajar cara menghadapi dan berinteraksi dengan anak prempuan yang sedang puber. Daddies bisa menginformasikan kepada anak-anak lelaki Daddies segala hal tentang pubertas dan menstruasi agar seluruh anggota keluarga dapat saling menghormati. Dan yang nggak kalah penting, anak-anak lelaki Daddies juga belajar bersikap baik kepada teman-teman perempuan mereka. Kelak, mereka akan menjadi suami dan ayah yang baik juga.

7. Perbarui kebijakan privasi di rumah

Anak perempuan yang masih kecil tidak terlalu ambil pusing soal privasi. Tapi ketika dia beranjak remaja, ini akan berubah. Tugas orang tua untuk melakukan penyesuaian. Pastikan semua anggota keluarga paham dan mematuhi, termasuk saudara kandung. Orang tua harus jadi teladan.

Pesan untuk Para Single Dad

Ketidakhadiran wanita dewasa memang memperumit situasi Daddies, tapi jangan menghindari topik ini. Daddies harus punya informasi yang tepat dan menyampaikannya sendiri atau anak perempuan akan mendapatkan informasi yang salah dari Internet, teman, dan orang dewasa yang berniat tidak baik. Ini adalah masa yang penuh kebingungan dan segala perubahan ini membuatnya nggak pede dengan penampilan dan perasaannya.

Hal utama yang harus dikomunikasikan Daddies kepada anak perempuan adalah bahwa ia sedang bertumbuh dari seorang anak kecil yang menggemaskan menjadi seorang gadis remaja yang cantik, seperti Ibunya dan semua wanita yang ia kenal. Mendengar pernyataan itu dari Ayahnya pasti akan membuat dia bahagia.

Beri tahu dia bahwa Daddies selalu ada untuknya. Jangan lupa bersikap santai dan bercanda. Jika Daddies tidak tahu jawaban atas pertanyaannya, cari tahu. Lakukan riset. Daddies juga bisa minta bantuan dari anggota keluarga yang wanita untuk bicara kepada anak perempuan Anda jika dia yang memintanya karena ia lebih nyaman bicara dengan sesama perempuan.

BACA JUGA: Ingin Anak Remaja Bahagia? Ini 8 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua!

Cover: Freepik

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan