Tingkat Pengangguran Indonesia Tertinggi Nomor 1 di ASEAN, Ini Penyebabnya

#MommiesWorkingIt

Mommies Daily・12 Aug 2024

detail-thumb

Penyebab tingginya tingkat pengangguran di Indonesia yang manjadi nomor 1 di ASEAN. Serta, solusi dan rekomendasi pekerjaan yang bisa dilakukan.

Tingkat pengangguran di Indonesia telah menjadi isu krusial yang berulang dari tahun ke tahun. Meski berbagai upaya telah dilakukan, angka pengangguran masih tergolong tinggi dan terus menjadi perhatian serius, terutama dalam dekade terakhir.

Data menunjukkan bahwa dari 279,96 juta penduduk Indonesia, sekitar 5,2 persen atau sekitar 14,56 juta orang menganggur. Tingkat pengangguran yang tinggi ini membuat Indonesia menempati posisi nomor 1 di ASEAN menurut World Economic Outlook April 2024. 

Penyebab utama tingginya tingkat pengangguran di Indonesia mencakup berbagai faktor, baik dari segi ekonomi, pendidikan, hingga faktor struktural dalam pasar tenaga kerja.

Penyebab Tingginya Pengangguran di Indonesia

Penyebab utama pengangguran di Indonesia adalah karena ketidakseimbangan antara pekerjaan dan pertumbuhan tenaga kerja. Hal ini kemudian menyebabkan persaingan ketat. Berikut penjabaran selengkapnya.

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Merata

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak merata menjadi salah satu penyebab utama tingginya pengangguran. Beberapa wilayah mengalami pertumbuhan pesat, namun ada juga daerah yang tertinggal sehingga tidak mampu menyerap tenaga kerja secara optimal. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam penyediaan lapangan kerja.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Bengkalis yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran dan Inflikasinya terhadap Indek Pembangunan Indonesia mengidentifikasi bahwa pengangguran di Indonesia memiliki dampak sosial yang luas, termasuk peningkatan kejahatan dan penurunan kualitas sumber daya manusia. Penyebab utama pengangguran di Indonesia adalah kesulitan ekonomi dan kurangnya lapangan kerja.

2. Pendidikan dan Keterampilan yang Tidak Sesuai

Masalah mismatch antara pendidikan dan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri juga menjadi salah satu faktor penyebab pengangguran di Indonesia. Banyak lulusan pendidikan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Akibatnya, mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian di skripsi yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Skill Terhadap Pengangguran Terdidik dalam Ekonomi Islam. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengangguran terdidik di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan disebabkan oleh dua faktor utama: rendahnya keterampilan (skill) dan kurangnya kesiapan lulusan untuk menjadi pencipta kerja.

Lulusan SMA dan perguruan tinggi lebih cenderung mencari pekerjaan daripada menciptakan lapangan kerja sendiri. Penelitian ini juga menemukan bahwa keterampilan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran terdidik, sementara tingkat pendidikan tidak. Dalam perspektif ekonomi Islam, bekerja adalah kewajiban bagi yang mampu, sehingga pengangguran sangat dilarang.

BACA JUGA: 10 Training yang Wajib Diikuti Manager dan Supervisor, Apa Saja?

3. Otomatisasi dan Teknologi

Perkembangan teknologi dan otomatisasi di berbagai sektor juga berdampak pada pengurangan lapangan kerja, terutama untuk pekerjaan yang bersifat repetitif. Hal ini memaksa tenaga kerja untuk terus meningkatkan keterampilan agar bisa bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Sebuah report yang berjudul Mounting a Response to Technological Unemployment menemukan otomatisasi dan teknologi telah menjadi penyebab signifikan pengangguran. Saat perusahaan mengadopsi teknologi canggih seperti AI dan robotika, pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia menjadi berkurang.

Sektor-sektor seperti manufaktur, layanan pelanggan, dan administrasi sangat terpengaruh. Otomatisasi memungkinkan produksi lebih efisien dengan biaya lebih rendah, namun menghilangkan banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah hingga menengah.

4. Regulasi Tenaga Kerja yang Kaku

Regulasi tenaga kerja yang kaku, seperti aturan terkait upah minimum dan perlindungan pekerja, sering kali membuat perusahaan enggan merekrut pekerja baru. Biaya yang tinggi untuk mematuhi regulasi tersebut dapat menghambat perusahaan untuk memperluas usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.

5. Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun terakhir juga masih berdampak pada pasar tenaga kerja. Banyak sektor yang belum sepenuhnya pulih, terutama sektor pariwisata, perhotelan, dan restoran. Ini mengakibatkan banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan dan sulit untuk kembali bekerja.

Foto: Freepik

Solusi dan Pekerjaan yang Bisa Dilakukan

Mengatasi pengangguran di Indonesia memerlukan pendekatan di berbagai pihak, mencakup kebijakan ekonomi, pendidikan, pelatihan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja. 

Beberapa solusi yang bisa diterapkan di antaranya adalah meningkatkan pendidikan dan keterampilan: Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja sangat penting. Ini mencakup pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan industri berkembang. Program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) harus diperluas untuk membantu pekerja yang terdampak oleh perubahan teknologi.

Dari segi pemerintah, solusinya dapat berupa mendorong kewirausahaan dengan memberikan akses modal, pelatihan bisnis, dan insentif pajak bagi usaha kecil dan menengah. Program inkubasi bisnis dan pendampingan juga penting untuk membantu pengusaha baru bertahan dan berkembang.

Untuk mengatasi pengangguran ini, ada beberapa pekerjaan dan solusi yang bisa diupayakan baik oleh individu maupun pemerintah.

1. Pekerjaan di Bidang Teknologi Informasi (IT)

Pekerjaan di bidang IT terus berkembang pesat dan menawarkan banyak peluang. Profesi seperti pengembang perangkat lunak, analis data, dan keamanan siber sangat dibutuhkan. Mengikuti pelatihan atau kursus singkat untuk memperoleh keterampilan di bidang ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin beralih karier atau meningkatkan kemampuan.

2. Wirausaha dan Ekonomi Kreatif

Membuka usaha sendiri atau berpartisipasi dalam ekonomi kreatif bisa menjadi alternatif untuk mengatasi pengangguran. Industri kreatif, seperti desain grafis, fotografi, dan konten digital, semakin diminati dan dapat dilakukan dengan modal yang relatif kecil. Dukungan dari pemerintah, seperti pelatihan kewirausahaan dan akses permodalan, juga penting untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.

3. Pekerjaan Freelance

Pekerjaan freelance atau paruh waktu semakin populer dengan adanya platform digital yang memfasilitasi pencarian kerja. Pekerjaan seperti penulis konten, penerjemah, dan desainer grafis dapat dilakukan dari rumah dan fleksibel. Ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan tetap.

BACA JUGA: 7 Lowongan Palsu yang Harus Diwaspadai, Jangan Sampai Tertipu!

4. Industri Pariwisata dan Perhotelan

Seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi, sektor pariwisata dan perhotelan diprediksi akan kembali berkembang. Peluang kerja di sektor ini, seperti pemandu wisata, pekerja hotel, dan event organizer, bisa diandalkan untuk mengurangi angka pengangguran, terutama di daerah-daerah wisata.

5. Pekerjaan di Bidang Energi Terbarukan

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan lingkungan, sektor energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja. Pekerjaan di bidang ini termasuk teknisi, insinyur, dan manajemen proyek energi terbarukan.

6. Pekerjaan di Sektor Pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk mengurangi pengangguran jangka panjang. Profesi seperti guru, instruktur pelatihan, dan konsultan pendidikan akan selalu dibutuhkan. Investasi di bidang ini juga akan membantu memperbaiki mismatch antara keterampilan dan kebutuhan pasar.

7. Pekerjaan di Bidang Kesehatan

Sektor kesehatan selalu membutuhkan tenaga profesional, mulai dari dokter, perawat, hingga petugas laboratorium. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan layanan kesehatan, peluang kerja di sektor ini akan terus ada.

Meski pengangguran di Indonesia tinggi, peluang pekerjaan masih banyak, terutama di sektor-sektor yang berkembang seperti teknologi informasi, ekonomi kreatif, energi terbarukan, dan kesehatan. Dukungan pemerintah dalam hal regulasi, pendidikan, dan pelatihan juga sangat penting untuk mengatasi pengangguran ini.

BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Dipahami Brand tentang Gen Alpha, Calon Konsumen Masa Depan

Penulis: Kalamula Sachi

Cover: Freepik