Sorry, we couldn't find any article matching ''
Anak 9 Tahun Bawa Mobil hingga Tabrak Terinpirasi dari Game, Ini Kata Psikolog
Ini fakta tentang anak usia 9 tahun yang bawa mobil hingga tabrak kendaraan lain, serta penjelasan dari psikolog untuk mencegah hal ini terjadi pada anak.
Seorang anak berinisial MP (9 tahun) membawa kabur dan mengendarai mobil Toyota Rush berwarna putih secara ugal-ugalan hingga menabrak mobil dan beberapa pengguna motor di Kemang, Jakarta Selatan. Mobil baru berhenti setelah menabrak tiang lampu merah dan anak tersebut segera diamankan warga sekitar karena hampir dihajar massa.
Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (3/8), jam 17.20 WIB dan tidak luput viral di media sosial.
Fakta Anak 9 Tahun Bawa Mobil
Berikut beberapa fakta mengenai kecelakaan anak 9 tahun membawa mobil.
1. Bawa kabur mobil tetangga
Mengutip dari detik.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan anak tersebut diduga mengambil kunci mobil dari rumah pemilik mobil yang merupakan tetangganya yang sebelumnya memarkirkan mobilnya di pinggir jalan di perumahan Destap kawasan Jalan Bangka. Ia kemudian membawa mobil tersebut ke arah McDonald Kemang.
2. Terinspirasi dari game online
Anak tersebut diduga terinspirasi dari game online. Berdasarkan pernyataan Kasi Humas Polda Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi pada CNN Indonesia, anak berinisial MP itu memang sering bermain game membawa mobil di internet. Kemudian, apa yang ia lihat di internet, ia lakukan.
3. Proses berdamai dengan pemilik mobil
Pihak kepolisian sudah melakukan interogasi pada anak berinisial MP yang mengendarai mobil Toyota Rush dan menabrak sejumlah pengguna jalan. Mengutip dari CNN Indonesia, polisi mengatakan kesepakatan damai sedang dalam proses antara pemilik kendaraan dengan kedua orang tua dari anak tersebut.
BACA JUGA: 5 Cara Mengajarkan Anak Bijak Bermedia Sosial, Orang Tua Harus Pantau
Untuk mencegah hal yang sama terjadi pada anak Mommies, Mommies Daily bertanya langsung kepada Kara Handali, M.Psi, Psikolog mengenai tips agar anak tidak terpengaruh game online.
Foto: Marta Wave on Pexels
Tips Mencegah Anak Terpengaruh Game Online
Psikolog Kara menjelaskan mengenai game online untuk anak-anak, terkadang untuk anak yang masih kecil belum bisa membedakan antara realita dan imajinasi. Berikut beberapa tips yang bisa orang tua lakukan agar anak tidak terpengaruh game online dan bisa membedakan mana yang real dan mana yang fantasi.
1. Orang tua perlu mendampingi anak saat bermain game online
Jika game yang dimainkan anak semakin real dan dekat dengan dunia nyata, misalnya game online mobil-mobilan, maka risiko pikiran anak antara kenyataan dan imajinasi akan semakin menyamar. Tidak menutup kemungkinan, anak juga bisa mengira fantasi adalah real.
Maka dari itu, mendampingi dan mengedukasi anak tentang mana yang real dan mana yang tidak sangat penting dilakukan orang tua.
2. Berikan varian mainan selain game online
Anak perlu bermain lebih banyak variasi dan ragam permainan dibanding hanya game online. Hal ini dilakukan supaya anak bisa tahu dan paham mana yang real dan mana yang tidak.
3. Jauhkan benda yang bisa berbahaya dari jangkauan anak
Orang tua dan orang dewasa yang tinggal bersama anak perlu mengamankan dan menjauhkan benda-benda yang bisa membahayakan anak agar tidak mudah menjangkau. Misalnya kunci mobil atau benda tajam kalau lagi main perang-perangan.
4. Mengedukasi anak mengenai game online
Setelah tiga hal di atas dilakukan pada anak, selanjutnya orang tua harus mengedukasi anak mengenai game online yang cara bermainnya mirip dengan di dunia nyata. Misalnya game mobil-mobilan, jelaskan bahwa ini pura-pura.
Berikan juga contoh nyata pada anak, seperti bertanya “Kamu lihat nggak, apakah di jalan ada anak-anak yang menyetir mobil?” Serta beri juga jawabannya seperti, “Nggak ada kan. Karena, menyetir mobil itu hanya boleh untuk 17 tahun ke atas dan harus punya surat izin.”
BACA JUGA: Bahaya Game Sakura School Simulator pada Anak, Ada Unsur Pornografi!
Dari semua tips di atas, Psikolog Kara menghimbau para orang tua agar jangan menganggap anak bisa mengerti sendiri dan agar tidak luput mengingatkan anak bahwa kuncinya adalah sejak kecil anak sudah diedukasi bahwa mana yang game, mana realita, dan mana imajinasi.
Cover: Valentin Sarte on Pexels
Share Article
COMMENTS