Sorry, we couldn't find any article matching ''
15 Fakta Menarik tentang Elephant Parenting yang Wajib Diketahui Mommies
Pernah mendengar tentang Elephant Parenting, Moms? Yuk, kenalan dengan gaya pengasuhan yang satu ini. Lihat deretan faktanya di sini!
Elephant parenting, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “gaya pengasuhan gajah,” adalah konsep yang mulai mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Istilah ini merujuk pada gaya pengasuhan yang lebih protektif dan mendukung, mirip dengan cara gajah menjaga dan merawat anak-anaknya.
Elephant parenting menekankan dukungan emosional dan fisik yang kuat dari orang tua kepada anak-anak mereka. Meskipun memiliki banyak keuntungan seperti rasa aman dan dukungan emosional yang kuat, gaya pengasuhan ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti potensi ketergantungan yang berlebihan dan kurangnya kemandirian.
Yuk, kita simak lebih lanjut tentang apa itu elephant parenting dan apa saja fakta menarik yang perlu Mommies ketahui!
BACA JUGA: 7 Perbedaan Parenting Asia dan Eropa, Orang Tua Harus Tahu!
15 Fakta Tentang Gaya Pengasuhan Elephant Parenting
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas konsep elephant parenting, keuntungan dan kekurangannya. Berikut fakta-fakta tentang Elephant Parenting yang menarik untuk Mommies pahami.
1. Apa Itu Elephant Parenting?
Elephant parenting adalah gaya pengasuhan yang menekankan pada dukungan emosional dan fisik yang kuat dari orang tua kepada anak-anak mereka. Orang tua yang menerapkan gaya ini akan selalu ada untuk si kecil, baik dalam hal emosional maupun fisik. Mereka melindungi anak dari bahaya dan mendorong eksplorasi dalam batasan yang aman, mirip dengan cara induk gajah menjaga dan merawat anak-anaknya ya, Mommies.
2. Terinspirasi dari Gaya Pengasuhan Gajah
Gaya pengasuhan ini terinspirasi dari perilaku gajah dalam merawat anak-anak mereka. Gajah dikenal sebagai hewan yang sangat sosial dan protektif. Induk gajah selalu menjaga anak-anaknya dengan sangat hati-hati, memastikan mereka aman dari bahaya dan selalu ada untuk mereka. Konsep inilah yang menjadi dasar dari elephant parenting.
3. Fokus pada Dukungan Emosional
Salah satu aspek utama dari elephant parenting adalah dukungan emosional yang kuat. Orang tua yang menerapkan gaya ini selalu mendengarkan, memberikan nasihat, dan mendukung anak-anak mereka dalam segala situasi. Dukungan emosional ini sangat penting untuk membentuk rasa percaya diri dan kesejahteraan emosional si kecil.
Studi dari jurnal yang berjudul “The Role of Parenting in Child Development” menemukan bahwa anak-anak yang mendapatkan dukungan yang kuat dari orang tua cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan lebih mampu menghadapi stres.
4. Perlindungan dari Bahaya
Seperti induk gajah yang melindungi anak-anaknya dari predator, orang tua dengan gaya pengasuhan ini akan berusaha melindungi anak-anak dari segala bentuk bahaya, baik fisik maupun emosional. Ini termasuk mengawasi lingkungan anak dan memastikan mereka berada dalam situasi yang aman.
5. Mendorong Eksplorasi yang Aman
Meskipun protektif, elephant parenting juga mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi lingkungan mereka, lho, Mommies. Namun, Mommies perlu memastikan bahwa eksplorasi ini dilakukan dalam batasan yang aman dan terkontrol. Dengan begitu, si kecil bisa belajar dan berkembang tanpa merasa terancam.
6. Anak yang Dibesarkan dengan Elephant Parenting Lebih Merasa Aman
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini cenderung merasa lebih aman dan terlindungi. Mereka tahu bahwa Mommies selalu ada untuk mereka, yang membantu dalam pembentukan rasa percaya diri dan kemampuan untuk menghadapi stres.
7. Kekurangannya adalah Potensi Ketergantungan yang Berlebihan
Salah satu kritik terhadap elephant parenting adalah potensi untuk menciptakan ketergantungan yang berlebihan pada orang tua. Anak-anak mungkin tidak belajar bagaimana mengatasi masalah dan tantangan sendiri karena selalu bergantung pada dukungan Mommies.
Foto: Freepik
8. Kurangnya Kemandirian karena Elephant Parenting
Karena selalu didukung dan dilindungi, anak-anak mungkin kurang mengembangkan kemandirian yang diperlukan untuk menghadapi dunia luar. Mereka mungkin merasa cemas atau tidak siap ketika harus menghadapi situasi tanpa dukungan Mommies.
Terkait hal ini, sebuah studi yang berjudul “The Parental Overprotection Scale: Associations with child and parental anxiety” juga membahas dampak negatif dari overprotection dalam pengasuhan anak. Meskipun menyoroti manfaat dari dukungan orang tua, jurnal ini juga memperingatkan tentang bahaya ketergantungan yang berlebihan, rentan kecemasan pada anak, dan kurangnya kemandirian.
9. Menumbuhkan Keterampilan Sosial yang Baik
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya parenting ini umumnya memiliki keterampilan sosial yang lebih baik. Mereka lebih mampu berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan yang sehat karena dukungan emosional yang kuat dari Mommies.
Hal ini senada dengan studi yang dibahas dalam jurnal yang berjudul “The Impact of Parenting Styles on Children’s Social Skills”. Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan yang mendukung dan protektif memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan yang kurang mendukung.
10. Cara Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk menerapkan gaya pengasuhan ini, Mommies bisa selalu ada untuk si kecil, mengawasi lingkungan mereka, dan mendorong eksplorasi yang aman. Penting juga untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara memberikan dukungan dan membiarkan anak-anak belajar mandiri.
11. Perbandingan dengan Gaya Pengasuhan Lain
Elephant parenting sering dibandingkan dengan gaya pengasuhan lainnya seperti tiger parenting (gaya pengasuhan yang sangat ketat dan menuntut) dan free-range parenting (gaya pengasuhan yang memberikan kebebasan lebih besar kepada anak-anak). Setiap gaya pengasuhan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan penting bagi Mommies untuk menemukan pendekatan yang paling sesuai untuk keluarga mereka.
12. Dapat Diterapkan di Berbagai Budaya
Meskipun terinspirasi dari perilaku gajah, konsep pengasuhan ini dapat diterapkan dalam berbagai budaya. Setiap budaya memiliki cara tersendiri dalam merawat dan mendukung anak-anak, tetapi prinsip dasar dukungan emosional dan perlindungan dari bahaya adalah universal.
13. Penerapan Elephant Parenting dalam Era Digital
Dalam era digital, elephant parenting juga melibatkan pengawasan terhadap penggunaan teknologi dan media sosial oleh anak-anak. Mommies yang menerapkan gaya ini akan memastikan bahwa anak-anak menggunakan teknologi dengan cara yang aman dan sehat, serta melindungi mereka dari konten yang tidak pantas.
14. Potensi Munculnya Overprotection dengan Anak
Elephant parenting dapat berujung pada overprotection, di mana orang tua terlalu melindungi anak-anak mereka hingga menghambat perkembangan kemampuan sosial dan emosional anak. Gaya pengasuhan ini juga menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berubah. Mommies perlu terus beradaptasi dengan perkembangan baru dan memastikan bahwa mereka memberikan dukungan yang relevan dan efektif bagi anak-anak mereka.
15. Pentingnya Komunikasi dalam Elephant Parenting
Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam elephant parenting. Mommies perlu selalu berkomunikasi dengan anak-anak mereka, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan memberikan nasihat serta dorongan yang diperlukan.
Penting bagi Mommies untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara memberikan dukungan dan membiarkan anak-anak belajar mandiri.
Dengan memahami fakta-fakta tentang elephant parenting ini, Mommies dapat lebih bijak dalam memilih dan menerapkan gaya pengasuhan yang terbaik untuk si kecil. Selamat mencoba, Mommies!
BACA JUGA: Ini Bedanya Parenting Style Generasi Boomers, Gen X, Gen Y, dan Gen Z
Ditulis oleh: Kalamula Sachi
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS