Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Perbedaan Parenting Asia dan Eropa, Orang Tua Harus Tahu!
Pola asuh bisa dipengaruhi budaya tempat tinggal. Ini perbedaan parenting Asia dan Eropa. Ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Karakter dan perilaku seorang anak sebagian besar dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya. Hal ini disebabkan karena lingkungan pertama anak adalah orang tuanya sendiri, tidak heran jika ada istilah yang menyebutkan bahwa perilaku anak merupakan cerminan orang tuanya. Cara mendidik yang berbeda tentu akan menghasilkan karakter yang berbeda pula.
Pentingnya peran orang tua dalam pembentukan karakter anak tidak dapat lepas dari budaya tempat tinggal. Seperti halnya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang tinggal di Asia dengan Eropa pasti memiliki keunikannya masing-masing. Lantas, apa saja perbedaan antara parenting orang tua Asia dan Eropa? Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Mommies.
Perbedaan Pola Asuh Asia dan Eropa
Perbedaan parenting antara Asia dan Eropa tentu menyebabkan tingkah laku dan pola pikir anak yang berbeda juga. Berikut perbedaan parenting orang tua Asia dan Eropa secara umum yang sudah Mommies Daily rangkum.
1. Gaya Pola Asuh
Orang tua Asia cenderung menggunakan gaya otoriter, dimana menekankan pada konformitas serta ketaatan. Mereka selalu menerapkan disiplin yang cukup ketat dengan tujuan agar anak selalu mengikuti norma atau aturan yang sudah ditetapkan sehingga menjadikan mereka pribadi yang bertanggung jawab.
Berbeda dengan Asia, orang tua Eropa menggunakan gaya otoritatif, yang selalu mengutamakan kemandirian serta mengembangkan daya kreativitas anak. Mereka memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk mengeksplorasi diri dan menghargai pendapat mereka.
2. Pendampingan Orang tua pada Anak
Foto: jcomp on Freepik
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua Asia adalah menggunakan pola asuh proksimal dimana lebih mengutamakan kedekatan dan kontak fisik antara orang tua dan anak dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat dilihat dari orang tua Asia, khususnya Indonesia umumnya selalu menggendong bayinya saat bepergian serta masih sering tidur bersama anak bahkan hingga mereka memasuki usia sekolah.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua Eropa adalah distal. Pola asuh ini hanya menggunakan kontak mata, kata-kata, atau bahkan ekspresi wajah. Orang tua Eropa lebih membebaskan anaknya sehingga menjadi pribadi yang lebih mandiri. Seperti contoh, orang tua di Eropa membiarkan anak-anaknya untuk tidur di kamarnya sendiri bahkan sedari bayi.
3. Hak untuk Berpendapat dan Berekspresi
Faktor berikutnya yang membedakan pola asuh orang tua Barat dan Asia yakni hak untuk berpendapat dan berekspresi. Bentuk komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak di Asia cenderung memiliki keterbatasan, terutama dalam mengungkapkan pemikiran anak. Di Asia, apabila anak ingin menyampaikan pendapatnya terkadang justru dianggap tidak sopan. Padahal, hal ini sangatlah penting bagi anak dalam mengembangkan dirinya sehingga menjadi kepribadian yang lebih percaya diri.
Sedangkan pada orang tua Eropa, mereka menghargai adanya komunikasi yang terbuka dan kebebasan dalam berekspresi kepada anak-anaknya. Bentuk komunikasi yang terjalin adalah dua arah, dimana orang tua menyampaikan pendapatnya masing-masing dan anak juga mengutarakan perasaannya.
BACA JUGA: 5 Ciri Orang Tua yang Hanya Melihat Anak dari Nilai Akademik dan Apa Kata Psikolog
4. Pendidikan Anak
Setiap orang tua tentu ingin anaknya memiliki pendidikan yang lengkap serta tinggi. Seperti halnya pada orang tua Asia yang cenderung mengedepankan nilai akademis anak-anaknya. Orang tua Asia ingin agar anaknya mendapatkan nilai akademis yang selalu bagus. Apabila nilai akademis yang dicapai kurang, sebagian orang tua akan menganggap anaknya malas dan kurang belajar sungguh-sungguh.
Orang tua Eropa justru mengedepankan harga diri anak, dimana ketika anak mendapatkan nilai akademis yang kurang, mereka mengajak anak-anaknya untuk berbicara dan mengutarakan pendapatnya. Hal ini bertujuan untuk menanyakan penyebab nilai yang kurang dan memakluminya. Namun, hal ini apabila disalahgunakan justru akan membuat anak menganggap nilai akademiknya bukanlah hal yang penting.
5. Harapan Karir Anak
Orang tua Asia memiliki harapan yang cukup tinggi kepada pencapaian karir anak-anaknya. Mereka beranggapan bahwa anak yang sukses adalah anak yang berhasil meraih profesi akademis, seperti dokter, pengacara, serta akuntan.
Berbanding terbalik dengan orang tua di Eropa, mereka justru membebaskan karir anaknya dan membebaskan mereka untuk memilih sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan bidang yang diminati.
6. Balas Budi Orang tua dan Anak
Foto: Freepik
Perbedaan selanjutnya yang membedakan pola asuh Asia dan Eropa yakni dari segi balas budi antara orang tua dan anak. Seperti pada poin sebelumnya dimana orang tua Asia memiliki harapan pencapaian karir yang tinggi serta sukses untuk diraih anaknya, sehingga mereka ingin agar ketika sukses nanti anaknya dapat merawat mereka ketika tua sebagai tanda balas budi.
Sedangkan pada orang tua Eropa, mereka tidak menekankan pada hutang atau balas budi yang harus diberikan oleh anak. Mereka beranggapan bahwa anak tidak diminta untuk dilahirkan, sehingga merekalah yang harus memberikan banyak hal kepada anak-anaknya.
7. Pengungkapan Emosi
Selain berpendapat, budaya Asia juga cenderung menekankan adanya keterbatasan dalam menyampaikan emosi. Seringkali sikap orang tua Asia yang tegas membuat anak-anaknya sulit dalam meluapkan emosinya, terutama ketika merasa tertekan ataupun marah. Hal ini dapat berdampak buruk karena terkadang mereka meluapkan emosinya dengan cara yang salah.
Orang tua Eropa menerima anak-anaknya yang hendak menyampaikan emosi dan mereka menghargainya. Anak-anak didorong untuk bisa berbicara secara terbuka dan mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.
BACA JUGA: 7 Tipe Orang Tua yang Sering Ditemui di Playground, dan Tips Mengawasi
Nah Mommies, itulah perbedaan antara pola asuh orang tua Asia dengan Eropa. Masing-masing budaya dan lingkungan memiliki cara uniknya dalam mendidik anak-anaknya dimana terdapat kelebihan dan kekurangannya sendiri. Mommies hanya perlu mencari keseimbangan dari kedua pola asuh diatas sehingga dapat membimbing anak dalam proses tumbuh kembangnya.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Lifestylememory on Freepik
Share Article
COMMENTS