Anak lebih suka bermain dengan ayah? Jangan khawatir dulu, Mommies, karena ini berarti peran ayah terlaksana dengan baik.
Mommies mungkin menyadari jika anak-anak lebih suka bermain dengan ayah. Padahal yang menyiapkan segala keperluan anak adalah Mommies. Sebenarnya dalam hal pengasuhan anak, penggambaran ayah mendorong stereotip ayah sebagai orang tua yang kurang terlibat dalam pengasuhan.
Para ayah lebih suka menjalin ikatan dengan anak-anak mereka melalui permainan. Anak-anak mendapatkan stimulasi paling banyak di pusat penghargaan di otak mereka ketika mereka terlibat dalam permainan.
Terlebih jika permainan tersebut memiliki intensitas yang meningkat, melibatkan kontak, dan berfokus pada lingkungan, bukan hanya satu sama lain.
BACA JUGA: 8 Sosok Ayah dan Anak yang Viral di Media Sosial, Lucu dan Kompak!
Secara ilmiah, saat Mommies hamil maka suami juga memiliki oksitosin, dan penelitian telah menunjukkan bahwa jika seorang pria tinggal bersama pasangannya yang sedang hamil, maka tingkat oksitosin mereka akan selaras.
Berbicara mengenai oksitosin, hormon ini dilepaskan saat anak berinteraksi dengan orang tuanya. Menariknya, aktivitas yang menghasilkan oksitosin paling banyak untuk orang tua dan anak berbeda tergantung pada apakah anak berinteraksi dengan ibu atau ayahnya.
Dalam kasus ayah, ia dan anaknya mendapatkan puncak oksitosin dari bermain bersama. Inilah sebabnya mengapa para ayah terlihat lebih suka bermain daripada mengasuh, dan anak-anak lebih suka mencari mereka sebagai teman bermain.
Jadi, meskipun ayah terkadang dicap sebagai orang tua yang ‘menyenangkan’, ada alasan yang nyata di balik keinginannya untuk bermain dengan anak-anaknya.
Tahukah Mommies jika anak akan lebih mampu mengontrol emosi mereka jika sering bermain dengan ayah? Sebuah penelitian dari Infant Mental Health Journal pada tahun 2017 menunjukkan beberapa temuan menarik.
Ayah lebih mampu menyesuaikan permainan mereka untuk memenuhi kebutuhan emosional anak mereka. Bermain dengan ayah selama tahun-tahun usia prasekolah membantu mengajari (sebagian besar) anak-anak untuk mengendalikan emosi mereka selama bermain. Mereka jadi tidak cepat marah jika permainan tersebut tidak berhasil dan anak kalah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Social Development Journal pada tahun 2002 menunjukkan, bahwa ibu dan ayah memainkan peran yang berbeda dalam hal mempersiapkan anak-anak untuk hidup.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, ibu memberikan kenyamanan atau keamanan dalam menghadapi kesusahan. Sementara para ayah memiliki peran unik yang memberikan dorongan untuk bereksplorasi, mengajar, dan memberikan tantangan saat bermain.
Ayah memberikan teladan laki-laki yang positif bagi anak-anak mereka dan membantu memperkuat perilaku yang baik. Hasilnya, anak-anak dengan ayah yang lebih terlibat cenderung memiliki lebih sedikit masalah perilaku dan kontrol impuls, rentang perhatian yang lebih panjang, dan tingkat keramahan yang lebih tinggi.
Anak-anak ini juga cenderung lebih berbelas kasih dan murah hati, dengan peningkatan kesadaran akan kebutuhan dan hak-hak orang lain.
Dukungan emosional yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya adalah hadiah yang tak ternilai harganya. Dengan membantu anak-anak memahami betapa mereka dihargai dan dicintai, anak-anak dengan ayah yang suportif cenderung memiliki harga diri yang tinggi dan umumnya lebih bahagia dan lebih percaya diri.
Anak juga menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap stres, lebih sedikit keraguan dalam situasi baru, dan peningkatan kemampuan untuk menolak tekanan teman sebaya dan membela diri mereka sendiri.
Ini adalah hal yang paling jelas untuk dikatakan, tetapi itu tidak membuatnya kurang penting, loh. Memiliki ayah yang aktif membuat anak merasa dicintai!
Memiliki ayah sebagai sumber cinta dan dorongan yang stabil membantu memastikan bahwa anak-anak tumbuh bahagia dan sehat, dengan harga diri yang tinggi.
Anak perempuan muda bergantung pada ayah mereka untuk mendapatkan rasa aman dan dukungan emosional. Seorang ayah menunjukkan kepada putrinya seperti apa hubungan yang baik dengan seorang pria.
Jika seorang ayah penyayang dan lembut maka anak perempuannya akan mencari kualitas-kualitas tersebut pada pria ketika dia sudah cukup umur untuk mulai berkencan. Jika seorang ayah kuat dan gagah berani, ia akan berhubungan dekat dengan pria dengan karakter yang sama.
Lebih suka bermain dengan ayah dapat membantu meningkatkan kecerdasan emosional dan kemampuan pemecahan masalah anak. Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan ayah yang terlibat aktif selama tahun pertama kehidupan mereka terbukti memiliki kinerja yang lebih baik dalam penilaian perkembangan kognitif dan menunjukkan peningkatan kapasitas rasa ingin tahu dan eksplorasi.
Anak-anak yang dibesarkan dengan ayah yang aktif cenderung mendapat nilai lebih tinggi dalam tes verbal dan matematika, serta lebih kecil kemungkinannya untuk putus sekolah atau melakukan kejahatan remaja.
BACA JUGA: 7 Tips untuk Ayah Menghadapi Anak Perempuan yang Lagi Pubertas
Ditulis oleh: Imelda Rahma
Cover: Freepik