Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sembunyi di Balik Topeng Bahagia, Kenali 8 Gejala Smiling Depression Menurut Psikolog
Ibarat “bom waktu”, ini penyebab hingga cara mencegah smiling depression menurut psikolog. Bahaya! Dapat picu keinginan untuk bunuh diri.
Pada saat seseorang tersenyum maka menandakan mereka sedang merasa berbahagia. Namun, bagi sebagian orang bisa saja mereka sedang menyembunyikan rasa sedih atau kelelahan dengan senyuman. Ternyata kondisi ini disebut sebagai smiling depression, loh, Mommies!
Smiling depression merupakan istilah bagi seseorang yang sedang menderita depresi, tetapi tetap berusaha terlihat bahagia dan terlihat baik-baik saja dari luar. Bahkan, seseorang yang mengalami kondisi ini selalu meyakinkan orang-orang sekitarnya bahwa mereka baik-baik saja, padahal sebenarnya ia mengalami depresi yang cukup berat.
Depresi ini sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor. Lantas, apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami smiling depression serta bagaimanakah cara mencegahnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya kepada dra. Anisa Cahya Ningrum, psikolog untuk menjelaskan kondisi ini secara lengkap. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
BACA JUGA: 7 Penyebab Depresi pada Anak yang Berasal dari Rumah, Kata Psikolog
Penyebab Smiling Depression
Smiling depression dapat dialami siapa saja dan bisa disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan penjelasan psikolog Anisa, seseorang yang mengalami kondisi ini bisa disebabkan karena mereka pernah mengalami ataupun merasakan peristiwa traumatis yang menjadi pencetus gangguan atau masalah kejiwaan, seperti perceraian, kehilangan pasangan, serta kehilangan pekerjaan.
Terdapat juga penyebab lainnya seperti seseorang yang tidak pernah mendapatkan validasi emosi yang cukup dari orang-orang sekitarnya, sehingga merasa sia-sia ketika mereka mengekspresikan perasaannya. Kondisi ini biasanya umum terjadi pada seseorang yang memiliki kepribadian perfeksionis atau ambisius, yang selalu ingin terlihat sempurna di depan orang lain dan merasa malu ketika hendak menunjukan kesedihannya. Tidak jarang juga sebagian orang menyembunyikan kesedihannya karena tidak ingin membebani orang lain dengan masalahnya tersebut.
Selain itu, terdapat juga faktor lain yang menjadi penyebab seseorang mengalami kondisi ini, yakni karena posisi status sosial di masyarakat. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya tuntutan sosial yang meyakini bahwa seseorang yang dewasa ataupun matang merupakan seseorang yang dapat menyembunyikan perasaannya.
Gejala Smiling Depression
Terdapat beberapa gejala smiling depression yang perlu diperhatikan oleh Mommies. Yuk, simak gejalanya di bawah ini.
- Munculnya perasaan sedih secara terus-menerus
- Gangguan pola tidur
- Gangguan pola makan
- Mengalami gangguan dalam berkonsentrasi
- Munculnya perasaan tidak berdaya
- Merasa tidak berguna dan menyalahkan diri terus-menerus
- Enggan melakukan kegiatan yang sebelumnya digemari
- Munculnya sebuah “energi” untuk menutupi perasaan
Bahaya dan Dampak Smiling Depression
Foto: Freepik
Smiling Depression memang merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang seolah-olah menggunakan topeng untuk mengelabui orang-orang di sekitar mereka agar tetap dianggap baik-baik saja. Namun, apabila dibiarkan terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat berbahaya. Smiling depression diibaratkan sebagai bom waktu yang dapat meledak kapan saja.
Salah satu bahayanya adalah orang-orang yang berada di sekitar seorang penyintas smiling depression tidak mengetahui bahwa si penyintas sedang mengalami gangguan mental. Jika dibiarkan secara terus-menerus dan tidak disadari, kondisi depresi akan semakin parah dari hari ke hari. Bahaya yang dapat ditimbulkan ketika seseorang mengalami smiling depression yang cukup berat adalah menumbuhkan rasa keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri yang berbahaya untuk individu tersebut.
Cara Mengatasi Smiling Depression
Setelah mengetahui bahaya dari smiling depression, maka tentunya Mommies sudah mengetahui bahwa kondisi tersebut sama sekali tidak membantu menangani rasa sedih serta depresi. Justru hal itu akan membuat kondisi mental Mommies semakin parah. Namun, tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa cara yang dapat mengatasi kondisi ini apabila Mommies mengalaminya.
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi smiling depression adalah dengan menggunakan obat-obatan, seperti antidepresan. Mommies juga dapat melakukan terapi obat melalui farmakoterapi, yang bertujuan untuk mengurangi gejala yang muncul serta membuat pasien lebih nyaman dan bersemangat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Selain obat-obatan, ada piliha psikoterapi bersama psikolog. Psikoterapi ini dilakukan dengan Talk Therapy serta Cognitive Behavior Therapy. Fungsinya adalah agar seseorang yang mengalami kondisi ini dapat belajar untuk mengubah pola pikir serta emosinya.
Bentuk Pencegahan Smiling Depression
Mengingat bahaya yang dapat disebabkan oleh kondisi ini, psikolog Anisa mengingatkan pentingnya tindakan pencegahan agar seseorang tidak larut dalam kondisi ini. Berikut beberapa tindakan pencegahanan yang dapat dilakukan.
1. Pentingnya Validasi Emosi
Seseorang yang mengalami kondisi ini seringkali diakibatkan karena tidak pernah mendapatkan penguatan dari orang lain. Sehingga kondisi ini menyebabkan munculnya pemikiran bahwa menunjukan kesedihan itu merupakan hal yang salah. Dengan demikian, itulah mengapa pentingnya untuk menyampaikan kepada seseorang yang sedang bersedih bahwa perasaannya itu sah dan valid.
2. Meyakinkan Diri bahwa “it’s ok not to be ok”
Cara berikutnya yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahanan adalah meyakinkan diri bahwa merasa sedih atau lelah merupakan hal yang normal terjadi. Fluktuasi emosi dapat terjadi pada siapa saja dan dalam kondisi apapun, sehingga ketika Mommies sedang mengalami keadaan emosi yang kurang baik, tidak perlu menyangkal hal tersebut.
3. Menormalisasikan Kebutuhan akan Kesehatan Mental
Perlu diketahui bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik karena kedua hal tersebut saling berkesinambungan. Mental yang sehat tentu akan membuat kondisi fisik seseorang menjadi lebih produktif dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Apabila Mommies sudah merasa bahwa kesehatan mental terganggu, maka dapat mendapatkan bantuan dari profesional. Jangan pernah malu dan merasa gengsi untuk meminta bantuan kepada psikolog, ya, Mommies!
4. Mempelajari Komunikasi Asertif
Bentuk pencegahan yang terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan belajar komunikasi asertif. Komunikasi asertif sendiri merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan secara terbuka dengan tetap menjaga rasa hormat dan menghargai lawan bicara. Tujuan mempelajari komunikasi asertif adalah untuk mengurangi rasa khawatir dan tidak menyembunyikan keadaan mental yang sedang terganggu.
Nah, itu dia penjelasan mengenai smiling depression menurut psikolog Anisa, mulai dari penyebab hingga cara mencegah smiling depression. Apabila Mommies sudah mengalami gejala smiling depression, jangan segan untuk segera berkonsultasi dengan profesional agar kondisi tidak semakin parah dan berdampak berbahaya. Semoga bermanfaat informasinya!
BACA JUGA: Menjadi Teman Bagi Mereka yang Depresi Saat Hamil
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS