Acara kumpul keluarga selalu menyenangkan tapi dibutuhkan persiapan khusus bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk bersosialisasi.
Menghadiri acara keluarga bisa menghadirkan beragam perasaan. Kombinasi antara rasa gembira, bersemangat, sekaligus khawatir. Nanti di sana ketemu siapa saja? Om, Tante, para sepupu, dan keponakan yang ngomongnya sering nyelekit bikin hati sakit dateng, nggak, ya? Busana apa yang sopan dikenakan, nyaman, tetapi tetap gaya saya?
Sekarang, bayangkan bagaimana perasaan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus saat mengajak anak mereka bersosialisasi. Menghadiri acara apa pun, bahkan yang seharusnya easy peasy ternyata bisa menguras emosi dan tenaga.
BACA JUGA: Infografik: Mengenali Ciri-Ciri Autisme pada Anak Sejak Dini
Bagi anak-anak dengan autisme dan gangguan perkembangan lainnya, perasaan mereka bisa bersifat konstan dan berlebihan – terutama ketika dihadapkan dengan hal-hal baru. Tujuh puluh persen keluarga yang memiliki anak penderita autisme terisolasi secara sosial. Salah satu alasan utamanya adalah kecemasan karena mengkhawatirkan apa yang akan terjadi.
Berikut adalah kekhawatiran terbesar mereka selama menghadiri pertemuan keluarga:
Menariknya, meskipun orang tua melaporkan kekhawatiran mereka tentang banyak hal saat ingin membiarkan anak-anak mereka bersosialisasi, 80% dari para orang tua juga mengakui bahwa anak-anak mereka justru bersemangat.
Bersosialisasi akan menambah pengalaman sekaligus memperkaya keterampilan berinteraksi anak berkebutuhan khusus apa pun. Untuk membantu Mommies dan anak Mommies lebih siap menghadapi acara besar dan terhindar dari mengalami perasaan cemas secara berlebihan, berikut beberapa tipsnya.
Foto: Freepik
Kita semua mempunyai ekspektasi menjelang hari-H. Kita ingin menikmati makanan lezat, terlibat dalam percakapan, dan keseruan-keseruan lainnya. Namun kadang fakta tak semanis harapan.
Anak Mommies yang berkebutuhan khusus mungkin akan terus-menerus membutuhkan perhatian, sehingga fokus Mommies akan sering teralihkan. Mommies akan berkali-kali mengalami putus percakapan di tengah jalan. Anda mungkin harus menunggu lebih lama sekadar untuk bisa mengambil makanan pencuci muut. Atau Mommies mungkin perlu keluar rumah dan mengajak anak Anda jalan-jalan untuk rehat sebentar dari keriuhan acara.
Kuncinya, sesuaikan ekspektasi Mommies, sederhanakan, dan nikmati saja hari itu.
Dengan mengetahui apa yang akan terjadi pada hari itu dan jadwal acaranya, Mommies dapat lebih mempersiapkan anak menghadapinya. Cari tahu jam berapa acara akan dimulai, kapan acara makan siangnya, apakah ada acara permainan keluarga, foto keluarga, dan apakah ada ruangan yang dapat digunakan anak Mommies untuk beristirahat atau sekadar menyepi sesaat.
Saat Anda mempunyai informasi yang lengkap, Mommies dapat membuat keputusan tentang cara terbaik mempersiapkan anak.
Pastikan untuk mengomunikasikan kebutuhan anak. Beritahukan sebelumnya bahwa Anda akan datang terlambat atau pulang lebih awal berdasarkan kebutuhan anak. Beritahukan kepada keluarga bahwa Anda juga akan membawakan makanan yang disukai oleh anak.
Bahkan jika memungkinkan, Mommies bisa meminta agar foto keluarga diambil segera setelah Anda tiba agar anak Anda bisa berganti pakaian kasual yang lebih nyaman. Kebutuhan apa pun yang dapat dikomunikasikan sebelum acara akan lebih membantu kedua belah pihak.
Pertimbangkan untuk membawa barang apa pun yang dapat membantu anak merasa nyaman seperti pakaian ganti, mainan, dan camilan kesukaannya (anak mungkin bisa memainkan game favoritnya bersama Kakek). Bawalah headphone atau tablet yang akan membantunya tenang saat dibutuhkan. Bawalah apa pun yang akan membantu anak Anda merasa nyaman dan memenuhi segala kebutuhannya selama pertemuan keluarga.
Jangan lakukan semua sendirian. Mintalah bantuan pasangan. Buatlah rencana. Mungkin Mommies akan membantu anak di jam makan siang, dan pasangan dapat membantu saat acara santai. Atau salah satu dari Anda akan siap mengajak anak jalan-jalan dan yang lain bergantian menemaninya di waktu setelah jam makan siang.
Jika Mommies memiliki anak yang lebih besar, persiapkan mereka terlebih dahulu agar mereka bisa membantu Mommies. Memiliki tim dan membuat rencana bersama mencegah potensi ketegangan atau frustrasi yang mungkin timbul saat Mommies mencoba melakukan semuanya sendiri.
Misalnya, jelaskan bahwa dia mungkin akan mendapatkan atau tidak mendapatkan kue. Atau, ada kemungkinan sepupu-sepupunya ingin bermain dengan mainan miliknya. Dan ini nggak akan menjadi masalah besar untuknya. Selalu berikan ruang untuk bersikap lentur.
Mungkin ada momennya anak kelelahan, mulai rewel, dan ingin berada di ruangan yang lebih tenang. Jika itu perlu dilakukan, jangan memaksakan anak untuk tetap berada di tengah keramaian. Jangan khawatir berlebihan tentang apa pendapat orang lain.
Kemungkinannya, anggota keluarga Mommies yang lain malah akan berbaik hati membantu Mommies karena memahami situasinya. Namun jika yang terbaik bagi anak adalah pulang lebih awal, jangan menunda-nunda. Di jalan atau setibanya di rumah, Mommies bisa menelepon tuan rumah dan mengucapkan terima kasih untuk semua kemurahan hatinya.
Tiga saran terakhir ini untuk Mommies. Jika ada seseorang yang nggak mau capek-capek ngerem mulutnya dan mengatakan sesuatu yang buruk tentang kondisi anak Mommies maka abaikan. Hadapi dengan anggun: senyumin saja, tatap matanya, dan katakan hal-hal baik tentang anak Mommies.
Orang-orang seperti itu harus tahu, nggak ada satu hal pun tentang anak Mommies yang mampu mengurangi rasa cinta Mommies kepadanya. Anak Mommies adalah anak yang istimewa sebagaimana adanya dia.
Selalu tanamkan di hati Mommies bahwa perilaku anak Mommies yang berkebutuhan khusus tidak mencerminkan kemampuan pengasuhan Mommies. Mungkin akan ada orang-orang yang mencibir, tetapi justru pandangan orang-orang yang seperti itu nggak perlu dipusingkan. Anda tetap ibu dan orang tua yang baik.
Santai, Mommies. Nikmati acaranya, obrolannya, dan hidangannya. Mommies, anak-anak, dan suami pantas bersenang-senang. Selain itu, aura tenang dan positif dari Mommies pasti akan menular ke anak-anak dan pasangan Mommies.
BACA JUGA: Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus, Ini Pengalaman Dian Sastro!
Cover: Freepik