Bagi Lucky Andriati menjalankan strategi bisnis itu seperti bermain puzzle dan membuat rangkaian yang indah. Yuk, intip ceritanya!
Sama seperti ibu lainnya, keseharian seorang Lucky Andriati juga diisi dengan aktivitas mendampingi anak dan serta pasangan. Dia juga tengah mengurus beberapa unit usahanya, mulai dari salon hingga makanan.
Memegang empat unit bisnis ternyata tidak membuat sosok Lucky Andriati merasa cepat puas. Wanita yang merupakan pandiri Kids Nation, salon untuk anak-anak, ini baru saja membuka bisnis barunya, yaitu StyleLabs.Id, sebuah salon dan tempat perawatan untuk wanita dari segala usia yang terletak di daerah Bintaro, Jakarta Selatan.
Mommies Daily pun berkesempatan untuk berbincang dengan sosok Lucky Andriati dan bertanya seputar pengalamannya membuka bisnis hingga pandangan ibu satu anak ini dalam menghadapi tantangan yang datang. Yuk, intip kisahnya!
BACA JUGA: 10 Perempuan Inspiratif yang Mengubah Dunia di Satu Dekade Terakhir
Alasan saya senang dengan dunia entrepreneur itu karena dalam bidang usaha ini saya bisa mengatur sendiri waktu untuk diri sendiri. Selain itu, dengan membuka usaha saya merasa bisa bermanfaat untuk orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan baru.
Sebelum berwirausaha saya pernah kerja kantoran di salah satu brand skincare. Namun waktu itu saya ingin bisa lebih mengatur sendiri waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Akhirnya saya mulai mencoba berwirausaha.
Tantangannya yang pertama adalah saya sudah memiliki keluarga, suami dan satu anak. Jadi saya harus melaksanakan tanggung jawab saya di keluarga, yaitu sebagai ibu dan istri, dan di saat yang sama saya juga harus bertanggung jawab atas pekerjaan dan karyawan. Beruntung saya bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Kalau menurut saya mungkin masih banyak yang belum berani memulai usaha itu karena takut gagal, atau takut tidak bisa membagi waktu dengan keluarga, terutama untuk yang sudah berkeluarga dan punya anak.
Tentu pernah, dong. Namun saya percaya bahwa semua kegagalan yang saya alami adalah pembelajaran untuk diri saya agar menjadi lebih baik lagi di masa depan.
Saat gagal itu, saya langsung mencaritahu dimana letak kegagalannya. Kemudian saya mencari rumusan baru agar bisa bangkit kembali. Saya pribadi sebenarnya tidak pernah menyebut itu sebagai ‘kegagalan’ tapi saya sering menggantinya dengan kata ‘tantangan.’
Bisnis buat saya adalah bagaimana cara saya menantang diri sendiri untuk bisa membuat bisnis itu sukses. Lalu semakin lama saya merasa bahwa strategi bisnis itu seperti bermain catur atau puzzle yang harus saya selesaikan untuk menjadi rangkaian yang indah.
Saya terus untuk mencoba memprioritaskan waktu untuk keluarga dengan cara menyesuaikan jadwal secara bersamaan, contohnya ketika saya mau mengecek outlet di PIM, saya jemput anak pulang sekolah dan saya bawa ke PIM.
Ketika anak saya sedang les di area Bintaro, saya antar dia sambil sekalian mampir untuk check outlet yang ada di sana. Jadi semuanya menyesuaikan dengan lokasi dan waktu. Setiap akhir pekan pun kami sekeluarga selalu menghabiskan waktu bersama dan makan malam bersama.
Tiga orang support system saya adalah suami, anak, dan ibu. Mereka adalah tiga orang terdekat saya yang memberikan semangat dan support tiada henti.
Selfcare saya adalah dengan traveling. Orang yang berwirausaha itu banyak dihadapkan dengan masalah yang mungkin berhubungan dengan mental. Jadi untuk mengeluarkan semua tekanan-tekanan dari pekerjaan, saya perlu mencari tempat untuk beristirahat sejenak.
BACA JUGA: Berbagai Cara Rayakan Hari Perempuan International yang Sederhana Tapi Bermakna