Sorry, we couldn't find any article matching ''
14 Hal yang Bisa Menyebabkan Laki-laki Merasa Insecure
Dari aspek fisik hingga mental, ternyata banyak laki-laki yang mengalami ketidaknyamanan dengan berbagai hal terkait diri mereka dan merasa insecure.
Laki-laki juga bisa bisa merasa insecure, lho. Sayangnya, sosok laki-laki dalam keluarga seringkali dikaitkan dengan kemampuan serba bisa, pengetahuan yang luas, kekuatan fisik, dan sifat-sifat sifat maskulin lainnya.
Akan tetapi, di balik citra kuat tersebut, laki-laki juga manusia yang dapat merasa khawatir terhadap aspek dalam dirinya. Kekhawatiran atau insecurity ini bukan hanya soal pekerjaan atau jabatan, lho. Melainkan juga berasal dari ranah penampilan fisik dan kondisi mental.
Photo by Nik Shuliahin on Unsplash
BACA JUGA: Cara Mendidik Anak Laki-laki: 100 Hal yang Perlu Diajarkan pada Mereka
Hal yang Membuat Laki-laki Insecure
Dilansir dari Fatherly.com, berikut adalah 14 Hal yang seringkali membuat laki-laki Insecure.
1. Pertumbuhan Payudara
Ginekomastia atau kondisi pertumbuhan payudara pada laki-laki disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosterone, biasanya terjadi saat pubertas hingga usia di atas 50 tahun.
Menurut dokter bedah plastik, Dr. Joshua Zuckerman, kondisi ini seringkali dianggap sebagai sumber ketidakpercayaan diri, terutama bagi laki-laki usia dibawah 40 tahunan. Banyak laki-laki baru mencari bantuan dari ahli bedah setelah bertahun-tahun memendam rasa tidak nyaman mereka terhadap tubuh.
2. Menua dan Kantung Mata
Masalah seputar kecantikan mata ternyata bukan hanya dialami perempuan. Laki-laki di atas 40 pun sering dibuat resah oleh munculnya kantung mata. Faktor penuaan dan paparan sinar matahari menjadi penyebab umum. Sayangnya, tidak ada banyak laki-laki yang sadar akan pentingnya penggunaan tabir surya sehingga masalah ini dengan mudah muncul.
3. Kerontokan Rambut
Masalah kerontokan rambut bisa terjadi di usia 30-an. Meskipun ada yang menganggap botak menarik, banyak laki-laki merasa perubahan fisik ini merugikan citra mereka di mata wanita. Ada anggapan bahwa kepala botak membuat laki-laki terlihat lebih tua dan kurang maskulin.
4. Bentuk Tubuh
Area perut bisa menjadi sumber utama insecurity terkait bentuk tubuh laki-laki. Perut buncit, khususnya sering dianggap sebagai masalah yang dapat merusak penampilan mereka.
“Laki-laki biasanya khawatir tentang perut atau otot perut, sama seperti wanita. Selain itu, mereka juga bisa memiliki ketidakamanan terkait dengan berat badan kurang,” kata terapis Katie Leikam.
5. Jenjang Karier
Yang satu ini mungkin terdengar umum. Laki-laki sering kali mendapat tekanan dari orang terdekat atau masyarakat luas untuk mencapai jenjang karier yang tinggi. Karier profesional dan jabatan hebat adalah bentuk kebanggaan dan standar sosial laki-laki, terutama setelah menikah.
Semakin tinggi rasa insecure seorang laki-laki, semakin cenderung dia membandingkan dirinya dengan laki-laki lain. Perilaku ini bisa merusak kesehatan mental dan berdampak buruk untuk kepercayaan diri.
6. Tinggi Badan
Tinggi badan menjadi sumber kekhawatiran, lho. Laki-laki pendek sering dianggap bahwa mereka kurang menarik bagi wanita, bahkan dianggap kurang serius oleh rekan-rekan mereka.
Sebaliknya, beberapa laki-laki yang tinggi bisa merasa canggung, terutama di tengah orang dengan tinggi badan sesuai rata-rata. Kekhawatiran ini juga dapat menciptakan perasaan insecure karena tinggi badan mereka tidak sesuai kebanyakan orang.
7. Ukuran Penis
Ukuran penis menjadi sumber insecurity bagi sebagian laki-laki. Body shaming terkait ukuran penis mungkin terdengar sepele, tetapi dapat menyakitkan hati, lho. Kekhawatiran ini mungkin lebih terkait dengan kepercayaan diri laki-laki daripada preferensi pasangan mereka. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih memilih penis dengan ukuran yang normal.
8. Disunat atau tidak?
Ukuran bukan satu-satunya hal yang penting bagi laki-laki, tetapi juga bentuk penis mereka. Dalam hal sunat, para laki-laki tentu punya preferensi-nya sendiri. Ada laki-laki tidak disunat yang merasa tidak percaya diri dan ingin menjalani operasi. Namun, ada juga laki-laki yang disunat saat bayi dan merasa kecewa dengan hal itu.
9. Kinerja Seksual
Kekhawatiran laki-laki tentang kinerja seksual mereka dapat menjadi kekhawatiran sendiri. Disfungsi ereksi, yang dialami oleh 50% laki-laki dapat menimbulkan kecemasan yang memerlukan penanganan segera.
Menurut terapis William Schroeder, penting untuk menerapkan komunikasi terbuka dengan pasangan agar saling memahami tentang situasi tersebut. Jika diperlukan, konsultasi dengan dokter dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi kedua belah pihak.
10. Pengelolaan Emosi
Stigma bahwa laki-laki tidak boleh mengekspresikan emosi masih sering terdengar di masyarakat. Namun, semua manusia normal tanpa memandang jenis kelamin, memiliki emosi yang perlu diekspresikan. Entah itu bahagia, sedih, ataupun marah. Oleh karena itu, penting bagi laki-laki untuk merasa aman dalam berekspresi dan menyalurkan emosi mereka dengan positif.
11. Takut Mengakui Salah
Banyak laki-laki dewasa kesulitan mengakui kalau mereka berbuat salah, sekaligus menerima kritik. Dua hal tersebut seringkali dianggap sebagai sikap lemah. Pada nyatanya, manusia tak lepas dari kesalahan dan dari kesalahan tersebut kita semua belajar untuk menjadi lebih baik.
Menyadari ketakutan ini adalah langkah awal untuk introspeksi diri. Jika ketakutan ini menjadi kebiasaan, segera konsultasi ke psikolog untuk mendapat pertolongan mental.
12. Menilai Diri Sebagai Suami yang Baik
Ada kalanya laki-laki juga memiliki rasa insecure dalam hubungan. Misalnya, beberapa laki-laki meragukan diri sebagai suami yang baik. Pemikiran ini bisa menjadi tanda positif untuk mulai introspeksi diri.
Namun, jika terus menerus dilakukan, tentu akan menimbulkan kecemasan dan persepsi diri yang negatif. Komunikasi terbuka dengan istri dan memperluas relasi serta pengalaman positif bisa mengurangi insecurity semacam ini.
13. Peran sebagai Ayah
Tak hanya ibu, para laki-laki juga mengalami rasa insecure terhadap peran mereka sebagai ayah. Mereka mungkin resah karena kurang atau terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak. Mereka juga kerap mempertanyakan apakah sudah melindungi dan menafkahi keluarga dengan baik.
Maka dari itu, penting untuk melakukan komunikasi terbuka bersama istri mengenai parenting, serta terus belajar dan menambah pengalaman untuk menambah kepercayaan diri ayah.
14. Menghadapi Kekurangan
Laki-laki cenderung suka menyimpan perasaan buruk tentang diri mereka sendiri, daripada menyalurkannya dengan sehat atau mencari bantuan untuk mengatasinya. Kebiasaan buruk ini bisa berujung ke masalah mental, bahkan perilaku tidak sehat.
Menerima kekurangan dan membicarakannya secara jujur dengan pasangan tentang hal ini adalah langkah positif. Pernikahan adalah kerjasama untuk melengkapi satu sama lain, sekaligus tumbuh bersama menjadi pribadi yang lebih baik.
BACA JUGA: Para Ayah, Jangan Katakan 5 Kalimat Ini ke Anak Laki-Laki!
Cover: Pexels
Share Article
COMMENTS