banner-detik
PARENTING & KIDS

20 Pertanyaan Terbuka untuk Anak, Bisa Melatih Keterampilan Berpikirnya

author

Sisca Christina15 Dec 2023

20 Pertanyaan Terbuka untuk Anak, Bisa Melatih Keterampilan Berpikirnya

Saat berdiskusi bersama si kecil, ajukanlah pertanyaan terbuka untuk anak. Itu bisa memupuk keterampilan berpikir kreatif dan kritis mereka.

Kalau dipikir-pikir, setiap hari kita sering menanyakan hal-hal kepada anak yang jawabannya bisa kita tebak sendiri. Misalnya saja:

  • Gimana tadi PAS-nya, bisa?
  • Wah kamu jatuh, pasti sakit, ya?
  • Adik mau makan nasi goreng atau ikan bakar?

Sesingkat anak jawab: “Bisa,” “Iya,” dan “Nasi goreng,” percakapan selesai. Titik, nggak pakai koma. Tak ada diskusi lanjutan – kecuali mommies menanyakan hal-hal lain.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikategorikan sebagai pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang jawabannya sangat singkat, tak perlu penjelasan panjang. Pertanyaan model itu seringkali menutup peluang diskusi dengan anak di mana ia bisa menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaannya.

Pertanyaan Tertutup VS Pertanyaan Terbuka

Memang salah jika kita melontarkan pertanyaan tertutup kepada anak? Jawabannya, nggak salah. Pada banyak situasi, pertanyaan tertutup tetap perlu diajukan ke anak untuk memperoleh fakta atau konfirmasi dari anak.

Sayangnya, di dalam pertanyaan tertutup tersebut, kita sering tak sadar bahwa kita sedang melontarkan asumsi atau harapan kita kepada anak. Misalnya: “Bisa nggak tadi PAS-nya?” Ketebak, kita berharap anak bilang bisa. Kita sering mengabaikan kemungkinan bahwa anak bisa saja nggak betul-betul mampu mengerjakannya, dan ingin menceritakan itu kepada kita.

Sesuai namanya, pertanyaan tertutup bisa menutup peluang anak untuk menceritakan apa yang dialaminya secara lengkap. Ia pun mungkin bisa saja menangkap bahwa “Mama lebih suka mendengar saya bilang bisa ketimbang bilang nggak bisa.”

Bayangkan jika pertanyaannya kita ubah menjadi pertanyaan terbuka: “Bagaimana PAS kamu hari ini? Cerita, yuk, sama mama..” Bisa jadi anak tergerak untuk menceritakan kesulitan yang dia alami saat mengerjakan soal-soal, atau malah mengekspresikan kelegaannya karena dapat mengerjakan soal dengan mudah.

Baca juga: 15 Pertanyaan yang Bisa Ayah Ajukan untuk Ngobrol dengan Anak Perempuan

Mengapa Pertanyaan Terbuka?

Nina V. Garcia, penulis dan parenting enthusiast dalam situsnya menjelaskan bahwa pertanyaan terbuka bisa membantu memupuk keterampilan berpikir kreatif dan kritis serta membantu mengembangkan kosa kata pada anak usia dini. Dengan melontarkan pertanyaan terbuka untuk anak, kita cenderung tidak membuat asumsi, dan malah mendorong diskusi.

Selain itu, kita jadi mengizinkan anak-anak untuk membuka diri terhadap kemungkinan yang tak terbatas, berkomunikasi lebih banyak, dan bahkan belajar mengendalikan topik.

Orang tua pun jadi belajar untuk memberi kendali percakapan kepada anak, alih-alih mengendalikannya. Ini nggak gampang juga, lho, buat kita; sebab sadar atau tidak, orang tua sering menggunakan otoritasnya untuk kemudian mendominasi percakapan dengan anak.

20 Pertanyaan Terbuka yang Bisa Mommies Tanyakan ke Anak

  1. Hal baik apa yang sudah kamu alami hari ini?
  2. Mengapa kamu suka bermain dengan B?
  3. Menurutmu, dalam pertandingan itu, siapa yang akan menang? Alasannya apa?
  4. Jika kamu bisa punya kekuatan super, kamu ingin punya kekuatan apa? Mengapa?
  5. Mengapa kamu ingin banget liburan ke Bali?
  6. Buku yang kamu baca menceritakan tentang apa?
  7. Apa hal-hal yang kamu syukuri? Mengapa?
  8. Menurutmu, tindakan yang kamu lakukan barusan baik atau tidak? Mengapa?
  9. Kamu tampak bersemangat sekali, habis mengalami sesuatukah?
  10. Apa yang paling kamu sukai dari liburan? Mengapa?
  11. Bagaimana cara membuatnya?
  12. Bagaimana itu bisa terjadi?
  13. Mengapa kamu memilih (buku/baju/mainan) itu?
  14. Ada yang bisa mama bantu?
  15. Kamu ada ide kegiatan untuk weekend kita besok?
  16. Menurutmu mengapa ini bisa sama (atau berbeda), ya?
  17. Mengapa iti penting?
  18. Bagaimana perasaanmu saat si A berbuat iseng terhadapmu?
  19. Menurutmu bagaimana perasaan anak yang berada di pinggir jalan tadi?
  20. Ceritakan pada mama apa yang terjadi.

Masih banyak pertanyaan terbuka yang bisa mommies tanyakan kepada anak. Saat bertanya, pastikan mommies bangun koneksi dengan anak, tatap matanya, dengarkan dengan penuh perhatian, dan ciptakan komunikasi dua arah.

Baca juga: 5 Topik yang Wajib Didiskusikan Bersama Anak Tentang Kebebasan Berinternet

Cover: Freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan