Sorry, we couldn't find any article matching ''
Dari Hobi Hingga Relasi, Ini 10 Pertanyaan yang Bisa Ayah Ajukan untuk Ngobrol dengan Anak Laki-laki
Selain game dan mainan, topik seputar ilmu pengetahuan dan isu sosial juga nggak kalah menarik buat ayah diskusikan saat ngobrol dengan anak laki-laki.
Walau sama-sama berada di dunia laki-laki, tetap saja perbedaan usia antara ayah dan anak laki-laki membuat para ayah harus pintar-pintar mencari topik obrolan yang pas dengan anak. Ayah harus bisa masuk ke dunia anak; memahami fase yang sedang ia jalani.
Ayah juga harus bisa menyesuaikan topik obrolan dengan usia anak. Untuk ngobrol dengan anak laki-laki yang masih balita, mungkin pertanyaan yang bisa ayah ajukan lebih banyak soal sekolah, hobi, dan kegiatan hariannya. Sementara untuk anak remaja yang duduk di bangku SMA, ayah sudah bisa berdiskusi tentang bisnis, politik dan seterusnya.
Buat ayah yang masih bingung mau ngobrolin apa saja dengan anak, berikut ini ada sepuluh pertanyaan yang bisa ayah jadikan pengantar untuk ngobrol dengan anak laki-laki.
Baca juga: 7 Cara Melatih Rasa Percaya Diri pada Anak Laki-laki
Ajukan 10 Pertanyaan ini untuk Ngobrol dengan Anak Laki-laki Ayah
1. Bagaimana harimu di sekolah? Ujiannya, bisa?
Setiap hari bisa saja ada kejadian yang berbeda di sekolah. Jadi, pertanyaan seputar sekolah, tak akan pernah basi. Ayah bisa menanyakan ada kejadian apa di sekolah, main dengan siapa, pelajaran atau ujian yang ia hadapi hari ini, hingga acara sekolah yang diadakan. Bertanya soal sekolah nggak melulu bahas pelajaran akademis, lho.
2. Di sekolah ada yang pernah isengin (bully) kamu, nggak?
Berharapnya, sih, nggak. Namun, tak ada salahnya menanyakan hal ini ke anak; sebab nggak semua anak mau cerita duluan soal ini kepada orang tua. Se-aman-aman-nya sekolah, tetap ada risiko bullying di sekolah. Setidaknya, tetap saja ada anak yang lebih agresif atau bercanda kelewat batas. Di sini, ayah bisa menggali lebih jauh bagaimana pergaulan anak di sekolah. Plus, ayah juga bisa membekali anak dengan cara self defense untuk menghadapi jika ada anak yang mencoba berbuat iseng atau mem-bully anak.
3. Kamu kelihatan tidak semangat, kamu sedang sedih/kesal/lelah ya?
Memvalidasi emosi atau situasi anak juga bisa menjadi topik awal untuk ayah ngobrol dengan anak laki-laki. Masih ada mindset keliru tentang anak laki-laki yang dituntut harus kuat, nggak boleh nangis. Padahal, setiap anak, mau laki-laki atau perempuan butuh diakui perasaannya, butuh dimengerti keadaannya, dan butuh dihargai agar merasa berdaya. So, mulai sekarang, lebih peka untuk menanyakan kondisi dan emosi anak, yuk, dads!
4. Jadi, apa yang ingin kamu lakukan selanjutnya?
Ketika sudah selesai memvalidasi emosi anak, perasaannya tentu akan membaik. Ayah bisa melanjutkan membahas lebih jauh tentang masalah yang ia hadapi, dan cara yang ingin anak tempuh untuk mengatasinya. Kemampuan problem solving bisa semakin terasah. Ayah juga bisa lanjut bertanya: “Kamu ingin dengar pendapat ayah, nggak?
5. Main Roblox-nya sudah sampai level berapa?
Coba tanyakan anak seputar game yang sedang ia mainkan, pasti semangat banget jawabnya! Lebih seru lagi, jika ayah juga memainkan game yang sama. Jadi bisa sama-sama diskusi, atau main bareng. Bisa jadi bonding time yang seru!
6. Menurutmu, film Dua Garis Biru tadi gimana?
Buat anak ayah yang sudah duduk di bangku SMA, ayah bisa ajak anak nonton film Dua Garis Biru. Setelah itu, tanyakan bagaimana pandangannya. Ayah dan anak laki-laki ayah bisa mendiskusikan film tersebut dari perspektif laki-laki. Ini juga bisa ayah jadikan momen buat mengajarkan anak tentang safe sex, tenggung jawab, masa depan, dan bahwa isu hamil di luar nikah bukan isu perempuan semata.
Baca juga: 15 Pertanyaan yang Bisa Ayah Ajukan untuk Ngobrol dengan Anak Perempuan
7. Buat anak ayah yang belum pacaran: ada cewek yang lagi kamu suka, nggak?
Buat anak ayah yang sudah pacaran: bagaimana hubunganmu dengan pacar?
Kalau ada anak perempuan yang ia sukai di sekolah, ayah bisa ajak ngobrol anak mengapa menyukai anak perempuan itu, lalu apa yang ia harapkan darinya, dan ayah bisa beri tips PDKT dengan anak perempuan.
Namun jika anak ayah sudah lebih besar, ayah bisa menunjukkan kepedulian tentang hubungan anak dengan pacarnya. Ayah juga jadi bisa mengetahui bagaimana anak belajar berelasi dengan dengan lawan jenis.
8. Bagaimana menurutmu (atau apa yang kamu tahu) soal perang Israel-Palestina, Rusia-Ukraina atau Perang Dunia ke-II?
Belum lama ini, anak laki-laki saya yang berusia 10 tahun bertanya kepada saya tentang perang Israel-Palestina: “Mama bela Palestina atau Israel?”. Rupanya, di circle pertemanannya, mereka sudah suka mengobrol tentang berita-berita nasional dan di dunia yang beredar di media. Termasuk politik. Mereka juga sudah mulai terpapar dengan berita pemilu 2024, siapa calon presiden RI selanjutnya, dan seterusnya.
Pada umumnya, anak laki-laki haus akan ilmu pengetahuan. So, ayah bisa membuka berbagai topik untuk ngobrol dengan anak laki-laki. Tentang sains, otomotif, sejarah manusia, sejarah dunia, kesehatan, astronomi, isu lingkungan, isu sosial, dan seterusnya.
9. Kamu ingin ambil jurusan apa saat kuliah nanti?
Ayah bisa menanyakan hal ini bahkan sejak anak duduk di bangku SMP. Ayah sudah bisa mulai menggali minat dan bakat anak dan mengobservasinya. Ayah bisa menanyakan hal ini secara berkala hingga tiba saatnya anak memilih jurusan kuliah di kelas 3 SMA nanti. Ayah bisa lihat apakah anak konsisten dengan jawabannya, atau berubah pilihan. Tugas ayah, memberikan pandangan tentang berbagai jurusan dan universitasnya, plus membantu memantapkan pilihan anak.
10. Jika berhubungan dengan masalah yang ayah hadapi: menurutmu, apa yang harus ayah lakukan, ya?
Jika berhubungan dengan orang lain: menurutmu dia harusnya berbuat apa? Atau, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?
Membuka ruang diskusi buat anak bisa membantunya mengasah kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Ini juga bisa membuatnya merasa dirinya penting dan berdaya hingga ayah mau meminta pendapatnya. Selain itu, pertanyaan seperti ini bisa membantu menumbuhkan empati anak atas kondisi orang lain.
Baca juga: 9 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak Laki-laki
Cover: Image by Freepik
Share Article
COMMENTS