Umumnya, penyakit yang menyerang bayi seperti flu, batuk, kolik, atau demam. Namun, tahukah Mommies bahwa penyakit seperti katarak bisa terjadi pada bayi?
Identik terjadi pada orang lanjut usia, ternyata katarak juga bisa terjadi pada bayi. Meskipun kasusnya sangat jarang, namun penyakit ini masih sangat berpotensi terjadi. Beberapa bayi yang baru lahir bahkan ada yang langsung divonis terkena penyakit katarak. Tentu saja banyak orang tua yang heran bagaimana kondisi ini bisa terjadi.
Dikenal sebagai penyakit degeneratif, kondisi bayi yang mengalami katarak tidak bisa dibiarkan begitu saja karena memiliki dampak pada tumbh kembang anak. Tidak bisa disepelekan, jika dialami bayi, katarak dapat menjadi faktor penyebab kebutaan pada anak hingga 5-20%.
Katarak adalah kondisi di mana lensa mata yang seharusnya bening menjadi keruh atau buram. Lensa mata yang jernih ini penting agar fokus cahaya yang masuk ke mata tepat pada retina. Jika lensa mata keruh, kondisi ini dapat mengganggu penglihatan.
Umumnya, penyebab kekeruhan pada lensa mata disebabkan protein lensa mata yang mengeras karena seiring berjalannya waktu. Ada perbedaan faktor penyebab mengerasnya protein mata pada bayi dan orang tua.
BACA JUGA: 10 Cara Jitu agar Anak Mau Mendengarkan dan Melakukan Perkataan Orang Tua
Dapat dikatakan, bayi yang mengalami katarak termasuk special case. Katarak yang terjadi pada bayi dikenal dengan sebutan katarak kongenital, di mana ada beberapa faktor yang memicu dan menjadi penyebab katarak saat bayi masih dalam kandungan.
Ini beberapa hal yang menyebabkan katarak terjadi pada bayi:
Gejala mata katarak yang dialami bayi mungkin sulit untuk dikenali pada awalnya, karena bayi belum dapat mengungkapkan ketidaknyamanan atau perubahan dalam penglihatan mereka. Namun, jika ada kecurigaan katarak, pemeriksaan oleh dokter mata atau ahli katarak diperlukan.
Jika tidak diberikan pengobatan, maka penyakit ini akan sangat berbahaya pada bayi karena bisa menyebabkan risiko mata juling dan bisa berdampak pada tumbuh kembangnya. Mengingat risikonya yang sangat berbahaya, maka diperlukan pengobatan yang efektif untuk mengatasi bayi yang mengalami katarak.
BACA JUGA: Tiba-Tiba Mimisan Pada Anak? Jangan Panik, Ini 10 Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Pengobatan bayi yang mengalami katarak biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan. Proses ini disebut dengan ekstraksi katarak. Pembedahan ini penting untuk memastikan perkembangan penglihatan bayi berjalan sebaik mungkin.
Operasi katarak untuk bayi ini harus dilakukan sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi cukup bisa untuk berkembang dengan normal. Beberapa ahli berpendapat bahwa waktu untuk melakukan operasi katarak kongenital adalah antara usia 6 minggu sampai 3 bulan.
Meski kasus bayi yang mengalami katarak jarang terjadi, namun tindakan pencegahan selama kehamilan sangat penting dilakukan. Ibu hamil sebaiknya menghindari paparan terhadap zat kimia berbehaya atau infeksi yang dapat memengaruhi perkembangan mata janin.
Kemudian, pemerikasaan mata rutin menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan mata orang tua dan mendeteksi masalah potensial sejak dini, termasuk risiko katarak. Apabila orang tua memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mata bayi, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter umum atau dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dr. Kevin, SpM, dari KMN EyeCare, mengatakan, “Katarak kongenital adalah katarak yang terjadi pada bayi baru lahir yang bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi maupun obat-obatan. Bayi yang mengalami katarak kongenital sebaiknya dilakukan operasi katarak secepatnya untuk mencegah komplilasi lanjut seperti penurunan penglihatan permanen.”
BACA JUGA: 7 Penyebab Cerebral Palsy dan Pengaruhnya pada Harapan Hidup Anak
Ditinjau oleh: Dr. Kevin, SpM – KMN EyeCare
Cover: Image by yanalya on Freepik