banner-detik
PARENTING & KIDS

Bisa Infeksi, 3 Bahaya Menggunakan Earphone Terlalu Sering pada Anak

author

Fannya Gita Alamanda17 Oct 2023

Bisa Infeksi, 3 Bahaya Menggunakan Earphone Terlalu Sering pada Anak

Penelitian menunjukkan ada risiko bahaya menggunakan earphone, headphone, dan earbud secara berlebihan, seperti infeksi hingga gangguan pendengaran.

Bukan pemandangan aneh jika kita semakin sering melihat anak-anak (termasuk para balita masa kini) sampai para ABG menggunakan earbud dan headphone untuk mendengarkan musik, menonton video, main games, dan sekadar ngobrol di ponsel dengan teman-teman mereka. Namun orang tua perlu waspada bahaya yang mengintai di balik alat-alat favorit ini.

Bahayanya penggunaan earphone pada anak

Penggunan headphone dan earphone/ earbuds yang keliru (volume terlalu kencang dan dalam jangka waktu yang lama) menempatkan mereka pada risiko kerusakan pendengaran yang lebih besar. Ini karena pada anak-anak usia muda, sistem pendengaran mereka belum berkembang sempurna. Sebuah studi yang dilakukan oleh Center for Disease Control and Prevention mendapati bahwa 1 dari setiap 6 hingga 8 siswa sekolah menengah pertama dan atas (usia 12-19 tahun) mengalami gangguan pendengaran yang kemungkinan disebabkan oleh paparan kebisingan yang berlebihan.

Teknologi memang sangat memudahkan, namun kita sering abai dan tidak menyadari bahwa penggunaan gawai secara berlebihan, terutama pada anak-anak dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Banyak orang tua yang bekerja atau sibuk, memberikan ponsel dan headphone kepada anak-anak mereka sejak usia muda tanpa mempertimbangkan betapa besar bahayanya bagi anak-anak mereka. Mari kita lihat bagaimana gawai canggih ini dapat memengaruhi kesehatan anak:

BACA JUGA: Tanda Anak Kecanduan Judi Online dan Cara Melepas Jeratnya

1. Anak-anak mengalami rasa sakit di telinga

Akibat pandemi Covid-19, anak-anak banyak duduk di depan ponsel pintar dan laptop untuk mengikuti kelas online. Dan sepanjang belajar online, anak-anak harus menggunakan earphone atau headphone selama berjam-jam. Akibatnya anak-anak lebih mungkin mengalami masalah telinga di kemudian hari.

Menurut laporan, dalam beberapa bulan kemudian anak-anak mengeluhkan sakit telinga, rasa tidak nyaman, dan infeksi telinga. Pada saat yang sama, para ahli di bidang kesehatan mengatakan bahwa penggunaan perangkat ini memberikan banyak tekanan pada telinga, dan mendengar suara keras selama berjam-jam akan melemahkan kemampuan mendengar.

2. Telinga menjadi rentan terhadap infeksi

Menurut dokter, telinga anak-anak sangat rapuh di usia muda dan berkat adanya kotoran telinga, maka kuman di telinga mereka akan mati secara alami. Kotoran telinga berfungsi juga untuk melindungi telinga mereka dari infeksi.

Sekarang banyak anak yang beralih menggunakan earbuds karena menggunakan headphone membuat telinga terkadang terasa gatal. Sayangnya dengan menggunakan earbud, kotoran telinga justru akan terangkat dan bagian dalam telinga menjadi semakin rentan terhadap infeksi.

3. Pendengaran anak dapat terganggu

Gangguan pendengaran akibat suara kencang dari penggunaan earbud biasanya tidak langsung terjadi alias memerlukan waktu cukup lama. Jadi, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sudah mempunyai masalah pendengaran sampai semuanya terlambat. Tanda-tanda gangguan pendengaran antara lain telinga berdenging, berdengung, menderu setelah mendengar suara keras, dan suara-suara yang terdengar seperti teredam. Jika anak-anak mengeluhkan hal-hal di atas, segera ajak menemui dokter THT.

Tips menggunakan earphone agar tidak membahayakan

“Headphone memang tidak secara spesifik lebih berbahaya dibandingkan sumber kebisingan lainnya (earphone dan earbuds). Namun, alat tersebut dapat menjadi sumber paparan kebisingan yang berbahaya jika digunakan secara tidak benar,” kata Boris Chang, audiolog dari Hearing Life di Scarborough, Ontario.

BACA JUGA: 7 Tips Bantu Anak Remaja Susah Bergaul, Orang Tua Harus Tahu

Susan Scollie, direktur National Centre for Audiology di Western University dan dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan, Western University, menjelaskan, “Bahayanya adalah mendengarkan suara yang sangat keras dalam waktu lama. Jadi, batasi volume dan durasinya.” Gangguan pendengaran akibat suara kencang bersifat kumulatif. Jika anak Anda sering terpapar suara keras dalam jangka waktu lama, mereka berisiko mengalami kerusakan pendengaran yang permanen. Begini sebaiknya penggunakan earphone, earbuds, dan headphone dengan bijak:

  • Salah satu syaratnya adalah anak-anak harus dapat mendengar apa yang orang lain katakan dari jarak dekat yaitu 1 rentangan sebelah tangan saat mereka menggunakan earbud atau headphone. Jika mereka tidak dapat mendengar Anda, berarti volumenya terlalu keras.
  • Patuhi anjuran dokter 60% per 60%: volume audio hanya boleh dinaikkan hingga 60% dari volume maksimum dan hanya dalam jangka waktu 60 menit. Setelah 1 jam, istirahatkan telinga anak.
  • Jika saat duduk di dekat anak dan Mommies bisa mendengar musik atau suara dari earphone-nya, minta ia mengecilkan volume hingga orang lain tidak dapat mendengarnya.
  • Sebagian besar data mengenai gangguan pendengaran jangka panjang berasal dari penelitian mengenai paparan kebisingan di tempat kerja orang dewasa. Paparan suara pada tingkat 85 desibel (dB) selama delapan jam, yang setara dengan kebisingan di restoran yang ramai atau lalu lintas padat, dianggap berbahaya. Jadi, jika anak mendengarkan film, musik, atau video game dengan kecepatan 85 dB atau lebih tinggi dalam jangka waktu 8 jam tanpa henti atau secara kumulatif sepanjang hari, mereka berisiko mengalami gangguan pendengaran.

Beberapa hal yang harus jadi bahan pertimbangan orang tua

  • Aman tidaknya bagi anak-anak menggunakan headphone atau earbud, tergantung pada kombinasi volume, durasi mendengarkan, dan ukuran saluran telinga. Mendengarkan suara dalam volume kencang dan dalam durasi yang panjang, lama kelamaan dapat merusak pendengaran.
  • Tidak ada penelitian mengenai usia seseorang dianggap terlalu muda untuk menggunakan headphone atau earbud. Namun semakin muda usia anak, semakin kecil saluran telinganya, yang berarti tingkat suara yang sama di telinga anak kecil akan lebih keras dibandingkan di telinga anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa.
  • Sebaiknya anak jangan menggunakan headphone dan earbud setidaknya sampai ia cukup besar untuk bisa memberi tahu orang tuanya apakah level volumenya cukup nyaman, terlalu pelan, atau terlalu kencang.
  • Saat orang tua mulai membiarkan anak mendengarkan musik, acara TV, atau buku audio melalui headphone, pertimbangkan untuk memilih headphone khusus yang menjaga tingkat suara di bawah 85 desibel (dBA) atau bahkan lebih rendah lagi yaitu 75 dBA.
  • Orang tua adalah teladan bagi anak-anak. Jadi praktikkan apa yang orang tua ajarkan dan gunakan earbud dan headphone dengan aman. Beritahu anak bahwa mendengarkan musik dengan volume keras dapat membuat mereka tidak sadar akan kondisi yang terjadi di sekitar mereka dan itu membahayakan.

 BACA JUGA: Gaya Parenting Gibran Rakabuming, Didik Anak Agar Tetap Rendah Hati 

Cover: Photo by Jess Bailey Designs on Pexels

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan