Anak menjadi pelaku kekerasan pada pasangan bisa jadi karena lima hal ini, menurut pakar. Orang tua wajib mengetahui dan mencegahnya.
Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Ronald Tannur hingga menyebabkan seorang perempuan tewas menjadi sorotan masyarakat dan viral di media sosial. Banyak netizen yang kemudian mengaitkan dengan pola asuh orang tua tersangka di masa lalu. Pola asuh seperti apakah yang diterima oleh pelaku sehingga dia tumbuh menjadi sosok laki-laki yang tega menganiaya pasangan? Selalu ada sejarah panjang di balik setiap tindakan kekerasan yang dilakukan seseorang.
Mommies Daily bertanya kepada Vera Itabiliana S.Psi, M.Spi selaku Psikolog Anak & Remaja yang praktik di Klinik Tiga Generasi, Klinik Kancil, Terapi Tumbuh Kembang Anak Spesial Mandiri dan LPTUI Salemba, mengenai hal-hal apa saja yang bisa membuat anak menjadi pelaku kekerasan pada pasangan.
Baca juga: Dari Kasus Penganiayaan Mario Dandy Saya Ingin Anak-anak Belajar Tentang Hal Ini
1. Anak melihat contoh hubungan yang tidak harmonis serta ada kekerasan di dalamnya
2. Anak tidak diajarkan conflict resolution
3. Anak terbiasa diperlakukan dengan kekerasan
4. Anak selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara apa pun dan anak terbiasa berada di dalam lingkungan yang selalu mengikuti kemauan anak.
5. Anak tidak memiliki banyak kesempatan untuk bersosialisasi
Orang tua atau orang dewasa lainnya harus segera menemui ahli kesehatan mental. Konsultasi pada pakar sesegera mungkin seringkali dapat membantu. Tujuannya biasanya berfokus pada membantu anak untuk: belajar mengendalikan amarahnya; mengungkapkan kemarahan dan frustrasi dengan cara yang tepat; bertanggung jawab atas tindakannya; dan menerima konsekuensinya. Selain itu, jika ada konflik keluarga, masalah sekolah, dan lingkungan harus diatasi.
Banyak anak yang mengalami kekerasan di rumah juga menjadi korban kekerasan fisik. Anak-anak yang terekspos KDRT dan menjadi korban pelecehan mempunyai risiko besar mengalami masalah kesehatan fisik dan mental jangka panjang. Dan ini dia, anak-anak yang menyaksikan kekerasan di antara orang tuanya juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi pelaku kekerasan, baik secara fisik dan atau verbal, saat mereka memiliki pasangan nanti.
Baca juga: 7 Bentuk Kekerasan pada Anak yan Sering Tidak disadari Oleh Orang tua
Anak-anak yang bertumbuh dengan menyaksikan salah satu orang tuanya dianiaya akan sering merasa takut dan cemas. Mereka selalu waspada dan bertanya-tanya kapan peristiwa kekerasan berikutnya akan terjadi.
Sumber atikel dari sini