10 Dampak Fatherless pada Tumbuh Kembang Anak dan Bantuan yang Bisa Diberikan

Dad's Corner

Fannya Gita Alamanda・21 Sep 2023

detail-thumb

Apa benar salah satu dampak anak-anak yang fatherless atau tumbuh tanpa sosok ayah lebih rentan terlibat dengan beragam masalah? Apa yang dapat kita lakukan untuk mereka?

Faktanya adalah anak-anak yang kehilangan sosok ayah biologis mereka atau fatherless cenderung rentan mengalami problem keuangan, terlibat dalam penyalahgunaan narkoba dan alkohol, putus sekolah, menderita masalah kesehatan fisik dan emosional.

Untuk anak laki-laki, kemungkinannya lebih besar mereka terlibat dalam tindak kejahatan. Sedangkan anak perempuan berisiko tinggi hamil di usia remaja.

BACA JUGA: 10 Hal yang Seharusnya Saya Tahu Sebelum Menjadi Ayah

Alasan Sosok Ayah Sangat Penting untuk Anak

Sangat penting bahwa anak-anak memiliki ayah yang aktif dan terlibat di dalam kehidupan mereka sebagai support system, pendukung, penyedia, pelindung, sekaligus teladan selama masa-masa terpenting dalam hidup mereka. Sampai anak-anak menginjak usia 21 tahun, usia dewasa untuk mampu melindungi diri sendiri dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mereka sangat rentan terhadap beragam aksi kejahatan.

Dampak Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Ini 10 masalah yang bisa timbul akibat hilangnya sosok ayah dalam kehidupan seorang anak atau dampak dari  kondisi fatherless.

1. Masalah perilaku

Anak-anak akan cenderung lebih mengalami kesulitan di dalam lingkungan pergaulan, membangun hubungan, dan berteman. Banyak dari mereka berpura-pura terlihat tangguh, tampil sangar, dan agresif untuk menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya mereka kesepian, takut, tidak bahagia, dan sering merasa cemas.

2. Relasi

Mungkin akan lebih sulit bagi anak-anak yang fatherless untuk memercayai orang lain, memulai, dan memelihara hubungan dengan orang lain.

3. Nilai akademik yang buruk

Sebagian besar anak yang berasal dari keluarga tanpa ayah cenderung tidak bersekolah, kecil kemungkinannya mencapai kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi, kurang memiliki motivasi untuk belajar dan bersekolah dengan serius.

  • Anak-anak di kelas 7-12 yang pernah tinggal dengan setidaknya salah satu orang tua kandung, remaja yang orang tuanya bercerai, atau mempunyai anak di luar nikah memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tinggal dengan ayah dan ibu kandung mereka.
  • Anak-anak yang tinggal dengan ayah kandung mereka memiliki nilai pelajaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tinggal dengan ayah non-biologis mereka.

4. Eksploitasi dan pelecehan

Anak-anak muda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pelecehan (seksual, fisik, dan emosional). Anak laki-laki yang mengalami pelecehan, kekerasan, dan rutin menyaksikan kekerasan kemungkinan akan tumbuh dewasa dan bersikap kasar terhadap pasangannya.

Anak-anak berusia 10 hingga 17 tahun yang tinggal bersama ayah dan ibu, lebih kecil kemungkinannya mengalami kekerasan seksual, menjadi korban child abuse, dan jenis kekerasan berat lainnya. Kecil juga kemungkinan mereka menyaksikan kekerasan di dalam keluarga mereka dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di keluarga dengan orang tua tunggal dan keluarga tiri.

5. Harga diri

Harga diri anak-anak yang kehilangan sosok ayah biasanya sangat rendah. Ketidakhadiran ayah kemungkinan menyebabkan mereka rentan menjadi korban pelecehan dan penganiayaan, dan tidak mampu membela diri.

6. Kejahatan remaja dan kekerasan anggota geng

Kaum muda lebih mungkin terlibat dalam kejahatan, dieksploitasi secara kriminal atau seksual, berinteraksi dengan sajam dan senpi, melakukan kekerasan, menjadi anggota geng atau kelompok kriminal lainnya.

Remaja yang tinggal dalam keluarga yang utuh kemungkinannya lebih kecil untuk melakukan kenakalan dibandingkan remaja yang tinggal dalam keluarga dengan orang tua tunggal dan keluarga tiri.

7. Kehamilan di usia muda dan pergaulan bebas

Anak-anak muda yang kehilangan sosok ayah saat bertumbuh lebih mungkin aktif secara seksual sejak usia muda, memiliki masalah kesehatan seksual, menjadi orang tua di usia yang masih sangat muda, dan anak-anak perempuan mungkin dieksploitasi oleh laki-laki dewasa karena tidak pernah merasakan ikatan emosional yang akrab dengan ayah mereka.

Anak-anak yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal berisiko mengalami hamil di usia remaja, putus sekolah, dan menikah dengan pasangan yang pendidikannya kurang.

8. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol

Anak-anak yang kehilangan sosok ayah biologis kemungkinan besar akan terpapar dan kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol sejak usia muda. U.S. Department of Health and Human Services menyatakan, “Anak-anak tanpa ayah biologis berisiko jauh lebih besar terhadap penyalahgunaan narkoba dan alkohol.”

9. Problem kesehatan fisik dan mental

Masalah kesehatan fisik dan terutama mental yang umum dialami oleh remaja yang bertumbuh tanpa ayah kandung adalah kecemasan atau depresi.

  • Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap 1.977 anak berusia 3 tahun ke atas yang tinggal bersama ayah atau sosok ayah di tempat tinggalnya menemukan bahwa anak-anak yang tinggal dengan orang tua kandung (terikat pernikahan resmi) mempunyai masalah perilaku eksternalisasi dan internalisasi yang jauh lebih sedikit dibandingkan anak-anak yang tinggal dengan setidaknya satu orang tua non-biologis.
  • Anak-anak dengan orang tua tunggal berkemungkinan dua kali lebih besar untuk melakukan bunuh diri.

10. Kesejahteraan finansial

Uang mungkin terbatas pada rumah tangga tanpa ayah. Ini menyebabkan anak-anak tidak leluasa mengikuti beragam aktivitas karena keterbatasan biaya seperti kursus bahasa asing, bergabung di sekolah sepak bola, les karate, musik, dan lain lain.

5 Bantuan Sederhana yang Bisa Kita Berikan

Mari menjadi bagian dari solusi. Nah, membantu anak-anak yang kehilangan sosok ayah adalah sesuatu yang kita dapat (dan harus!) lakukan.

1. Tunjukkan perhatian

Perhatikan di lingkungan terdekat pasti Anda kenal atau tahu keluarga dengan anak-anak yang tidak memiliki ayah. Apa yang dapat Anda dan keluarga lakukan untuk memberikan dukungan? Anda bisa mengajak mereka ikut bermain bola, jalan-jalan ke kebun binatang bersama keluarga Anda, atau mengundang mereka untuk ikut makan malam.

2. Dukungan

Kemungkinannya adalah mereka segan mencari bantuan dan menutup diri. Kitalah yang harus berinisiatif mendekat. Jika Anda tahu hari yang berat buat mereka akan segera tiba (mungkin tanggal perceraian atau tanggal kematian si ayah), tunjukkan kepada mereka bahwa Anda peduli. Anak-anak yang hidup tanpa ayah sering kali merasa orang tidak perduli terhadap mereka.

3. Pujian tulus

Pujilah mereka ketika Anda melihat mereka melakukan hal-hal baik. Jangan marahi tapi anjurkan dengan lembut agar mereka melakukan hal yang lebih baik ketika Anda melihat mereka melakukan kesalahan. Biarkan mereka tahu bahwa mereka diterima dan dibutuhkan di lingkungan mereka (di tempat ibadah, sekolah, atau komunitas lingkungan rumah).

4. Bantu penuhi kebutuhan mereka

Kita tidak perlu menjadi orang kaya untuk bisa memberi. Perhatikan jika anak-anak di lingkungan (tempat ibadah dan atau tempat tinggal) Anda mungkin jarang makan enak, tidak punya baju yang layak buat beribadah, tidak bisa ikut pergi berwisata dengan teman-teman sekolah karena ibunya tidak punya uang ekstra. Carilah kesempatan untuk membantu mereka semampu Anda.

5. Menjadi teladan dengan perilaku

Action speaks louder than words. Anak-anak ini bukan cuma butuh saran dan nasihat. Mereka butuh teladan tindakan baik dari pria dewasa lain agar kelak, bahkan tanpa kehadiran seorang ayah, mereka tetap bisa bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang baik juga.

BACA JUGA: 7 Tipe Ayah, yang Mana Anda?

Cover: Pexels