Ditulis oleh: Dewi Warsito
Udara yang sekarang lebih kotor dan berpolusi membuat saya harus lebih pintar melindungi anak dari polusi udara.
Berasa nggak, sih, sekarang udara seperti lebih berpolusi dibanding zaman kita kecil dulu? Kalau saya, sih, ngerasain banget. Contohnya, nih, ketika saya dulu berbelas-belas tahun tinggal di Riau, nggak pernah ngerasain yang namanya kondisi kualitas udara berada di level berbahaya. Tapi sekarang? Berita tentang polusi udara Riau yang kian mengkhawatirkan sering banget saya baca.
Nah, begitu baca data dari UNICEF tentang polusi saya jadi makin yakin kalau polusi udara kita emang makin memburuk. Dari data UNICEF aja, di Asia Selatan ada sekitar 620 juta anak yang terpapar polusi. Buat kita yang tinggal di kota-kota besar, polusi udara bukan hasil dari pembakaran hutan, tapi justru dari emisi kendaraan bermotor, bahan bakar fosil, debu, limbah pembakaran, dan polutan udara lainnya. Polutan ini bisa membahayakan perkembangan paru-paru, serta merusak perkembangan otak pada anak.
Kalau untuk mengadu ke pemerintah dirasakan sulit, ada cara sederhana yang bisa kita optimalkan untuk melindungi anak (dan kita sendiri) dari polusi udara:
1. Rajin Cuci Tangan
Cara pertama yang paling sederhana, sih, dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kita beraktivitas. Kadang kita nggak sadar, polutan yang tak kasat mata itu sangat mudah menempel di tangan dan berpindah ke orang lain.
2. Jaga Kebersihan Rumah
Selain menjaga kebersihan rumah, kita juga harus pastikan pertukaran udara di rumah lancar. Yang paling males, nih, bersihkan ventilasi. Itu, sih, wajib dibersihkan seminggu sekali dari debu.
3. Minimalkan Pengunaan Bahan Kimia di Rumah
Kurangi penggunaaan bahan kimia di rumah, seperti obat nyamuk yang keras, atau menuang lebih banyak cairan pembersih lantai. Kalau pada kemasan hanya diminta menuangkan 1 ukuran tutup botol, ngapain menggunakan lebih dari itu?
Baca juga: Pembersih Alami yang Ampuh
4. Hindari Macet…..Kalau Bisa
Punya mobil? Sebaiknya, sih, sebisa mungkin saat bersama anak kita tidak mengambil rute dengan perkiraan kemacetan panjang. Tujuannya, supaya anak nggak terlalu lama menghirup emisi kendaraan bermotor. Tapi yang namanya kota besar, ya?
5. Bilas Area Hidung & Mulut
Minta anak-anak mandi dan membilas area hidung, serta mulut setelah seharian beraktivitas di luar rumah.
6. Masih Mau Merokok?
Buat orangtua perokok, coba pikir lagi 1000 kali untuk meneruskan kebiasaan ini. Asap rokok udah jelas nggak baik bagi anak terutama buat mereka yang memiliki gangguan pernapasan.
7. Mungkin Perlu Pemurni Udara
Jika memang dirasa perlu, ada anggota keluarga yang mengalami gangguan pernapasan, serta anak memiliki alergi, mungkin sudah saatnya beli air purifier untuk di rumah.
8. Di Area Hijau
Secara rutin ajak anak beraktivitas atau berolahraga di area hijau seperti taman. Usahakan di bawah jam 10 pagi, ya.
9. Menanam Tanaman di Rumah
Nah, ini, nih. Fungsi tanaman, selain mengurangi polusi udara juga bermanfaat untuk mengurangi polusi suara. Tanaman mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Buat yang pemalas kayak saya, mungkin sudah saatnya menilik halaman kecil di depan rumah untuk mulai diperbanyak tanamannya.
Baca juga: 5 Cara Menanam Tanaman Organik di Rumah
10. Batasi Aktivitas
Buat teman-teman di Riau yang sering mengalami kondisi udara yang nggak sehat, mungkin tips ini bisa membantu. Sebaiknya, sih, batasi aktivitas di luar rumah ketika kualitas udara ada di level tidak sehat. Soalnya, semakin cepat dan dalam bernapas, maka semakin banyak polusi udara yang diambil dan dimasukkan ke paru-paru.