Kesalahan orang tua terkadang ada yang tidak kita sadar. Tujuannya menurut kita sebagai orang tua adalah kebaikan, ternyata kenyataannya malah menganggu kesehatan mental anak.
Menjadi orang tua yang baik memang nggak gampang, tapi bukannya tidak mungkin. Anda bisa mulai dengan menghindari beberapa kesalahan umum berikut ini agar mental anak tidak terganggu.
Anak-anak perlu tahu bahwa mengekspresikan dan membicarakan emosi mereka adalah hal yang sehat. Bahkan penting. Tapi ketika orang tua justru memberi tahu anak-anak bahwa mengekspresikan perasaan adalah tindakan tidak penting seperti dengan mengatakan “nggak usah terlalu sedih” atau “ya ampun, jangan lebay dong”, anak akan mendapatkan pesan bahwa mengekspresikan perasaan itu nggak penting sehingga ia belajar untuk memendam dan mengabaikan perasaannya.
Jika anak Anda menunjukkan ekspresi ketakutan saat mendengar bunyi petasan yang menggelegar, alih-alih memarahi apalagi menyebutnya sebagai si Penakut, coba katakan, “Kamu takut ya, Sayang?” Kemudian tanyakan kepada anak apa yang menurut mereka akan bikin mereka merasa lebih baik. Ini mengajari anak cara mengelola dan mengatasi emosinya, dan membantu anak belajar mencari solusi sampai waktunya nanti dia sanggup mencari jalan keluar yang lebih sesuai buat dirinya.
Baca juga: Anak Sering Menangis? Lakukan 5 Hal Ini Untuk Membantu Mengelola Emosinya
Orang tua takut anak mereka gagal itu hal yang sangat manusiawi, apalagi kalau kita tahu, kita bisa membuat jalan mereka lebih mudah dengan menyingkirkan halangan dan tantangannya. Tapi coba pikirkan ini: Anda bisa saja membantu anak mengisi semua jawaban PR sekolahnya karena prestasi anak Anda di sekolah memang agak jelek. Tapi itu bisa menjadi bumerang, karena Anda tidak bisa selalu berada di kelas ketika mereka harus menyelesaikan soal-soal ujian sendiri.
Kegagalan adalah aksesori yang mengiringi perjalanan orang-orang yang mau sukses tanpa bergantung pada atau selalu mengandalkan bantuan orang lain. Jika anak-anak tidak pernah diberi kesempatan untuk belajar dari kegagalan, mereka tidak akan pernah mengembangkan ketekunan yang mereka butuhkan untuk bangkit kembali setelah jatuh.
Anak-anak menyukai hadiah dan orang tua senang memberi hadiah. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa ketika Anda memberi anak apa pun yang mereka inginkan, Anda justru menghilangkan kemampuan mereka yang berkaitan dengan kekuatan mental, seperti disiplin diri.
Anda pasti ingin anak-anak tumbuh dengan mengetahui bahwa mencapai apa yang mereka inginkan adalah mungkin, dengan catatan: jika mereka mau berusaha. Anda dapat mengajari anak tentang pengendalian diri dengan menetapkan aturan yang jelas untuk hal-hal seperti menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum main games atau pegang gawai atau membantu Anda mengerjakan pekerjaan rumah agar mendapatkan uang saku dan membeli barang yang mereka inginkan.
Baca juga: 6 Tanda Orang tua Terlalu Memanjakan Anak
Anda ingin anak selalu menjadi bintang kelas sekaligus juara di bidang olahraga? Well, mayoritas orang tua kepingin anak mereka menjadi yang terbaik dalam segala hal. Tapi bukan begitu cara kerjanya. Menetapkan standar yang terlalu tinggi dapat menyebabkan anak mengalami masalah harga diri dan kepercayaan diri.
Orang tua dapat membangun kekuatan mental pada anak dengan memastikan harapannya realistis. Dan bahkan jika anak tidak berhasil mencapai harapannya, kegagalan yang mereka hadapi masih mengajarkan mereka pelajaran hidup yang berharga.
Ada banyak hal yang mungkin membuat anak merasa tidak nyaman, terutama ketika melakukan sesuatu yang baru. Tugas Anda adalah memotivasi dan menyemangati anak saat mereka merasa tidak nyaman. Ini akan meningkatkan kekuatan mental. Dukung anak untuk mencoba hal-hal baru. Bantu mereka memulai, karena itu bagian tersulitnya. Begitu mereka berani mengambil langkah pertama, mereka akan menyadari bahwa memulai sesuatu yang baru tidak semengerikan yang mereka bayangkan. Siapa tahu, mereka bahkan mungkin bakal menyukainya!
Anda ingin menjadi orang tua yang asyik dan keren? Bisa saja tapi itu nggak termasuk dengan bersikap serba boleh seperti membiarkan anak-anak selalu memutuskan sendiri semua hal yang mereka ingin atau tidak inginkan. Hey, you are the boss! Misalnya, jika Anda menetapkan jam malam untuk anak Anda, pastikan mereka mematuhinya.
Anak justru akan menjadi anak yang bermental kuat jika dia memiliki orang tua yang memahami pentingnya batasan dan konsistensi. Mengalah dan membiarkan aturan dinegosiasikan terlalu sering dapat menyebabkan anak menyepelekan dan tidak menghargai Anda dan orang dewasa berwenang lainnya.
Baca juga: Ketimbang Menghukum, Terapkan 5 Konsekuensi yang Mendidik Berikut Ini!
Semakin tua usia kita, semakin sulit mempertahankan kebiasaan sehat seperti mengonsumsi makan sehat, berolahraga setiap hari, dan beristirahat. Inilah alasan pentingnya mencontohkan kebiasaan merawat diri untuk anak-anak Anda.
Penting juga untuk melatih keterampilan koping yang sehat (strategi yang orang lakukan ketika berada di situasi sulit untuk mengontrol emosinya) di depan anak. Misalnya, jika Anda sedang stres karena pekerjaan alih-alih marah karena anak-anak berisik, beritahu mereka dengan mengatakan, “Anak-anak, hari ini Mama/ Papa capeeek banget dan butuh istirahat. Jadi, kami minta tolong kalian yang tenang ya.”
Sumbere artikel dari sini