Sorry, we couldn't find any article matching ''
Merusak Mental Anak, Ini 8 Becandaan Orang Tua Yang Sebaiknya Tak Perlu Diucapkan
Niat becanda malah jadi bencana. Bisa banget itu terjadi. Simak becandaan yang nggak perlu disampaikan biar nggak merusak mental anak.
Bercanda memang menjadi salah satu kebiasaan yang bisa mendekatkan diri kita sama anak. Tapi tahu nggak sih Mommies, ternyata ada, lho, becandaan yang justru bisa merusak mental anak. Niatnya mau lebih akrab sama anak, eh, malah bikin anak nggak nyaman bahkan trauma. Mommies tentu nggak mau hal tersebut sampai terjadi dong. Nah, becanda nggak jadi bencana, berikut Mommiesdaily rangkum beberapa becandaan yang bisa merusak mental anak. Pastikan Mommies nggak melakukannya, ya.
“Yah nanti kalau udah ada adik baru, nggak disayang lagi deh sama Mama Papa”
Niatnya sih ingin lihat ekspresi gemas si kecil saat marah mendengar kalimat tersebut. Tapi bercandaan itu justru dapat membuat anak jadi merasa terancam dan menganggap bahwa orang tuanya benar-benar nggak akan sayang lagi.
Bukan cuma bikin sedih, bercandaan tersebut bisa jadi akan membuat si kecil menjadi benci dengan sang adik karena merasa posisinya tergantikan akibat kehadiran adiknya. Sebagai orang tua kita tentu maunya anak akrab dengan adiknya kan? Jadi stop bercandaan seperti itu ya, Moms.
“Waduh berat banget nih, kamu gendut banget ya sekarang”
“Ih tembem banget pipinya, hidungnya sampai pesek gitu”
Bercandaan soal fisik juga sebaiknya dihindari ya, Moms. Kita tentu mau dong anak kita bisa menerima kondisi fisik mereka apa adanya. Akibat bercandaan tersebut, anak bisa menganggap fisiknya buruk hingga kemudian membuat anak merasa tidak percaya diri.
“Ih kasian deh nggak diajak Papa pergi”
Nah mengeluarkan kalimat candaan ini saat Mommies atau Daddies harus pergi ke luar rumah juga sebaiknya dihindari, ya. Bercandaan itu akan membuat anak benar-benar merasa ditinggalkan. Padahal anak-anak ingin selalu berada di dekat kedua orang tuanya.
Memberikan candaan seperti itu juga akan membuat anak semakin sulit untuk berpisah dengan orang tua. Padahal bila sudah waktunya seperti saat mulai masuk sekolah, anak tentu harus berpisah sementara dengan orang tua.
“Kamu tahu nggak sih di dalam badut itu kan isinya orang jahat, kamu bisa diculik loh”
Mommies mungkin gemas dengan tangisan atau ekspresi ketakutan anak saat mendapatkan bercandaan itu. Tapi tahukah Moms, kalau di usia yang lebih kecil anak belum bisa membedakan mana yang sekadar candaan dan mana yang sungguhan. Menakuti si kecil seperti itu akan membuat mereka benar-benar merasakan ketakutan. Bahkan bisa berujung trauma berkepanjangan.
“Awas kalo sendirian di rumah nanti ada hantu, loh”
Buat kita orang dewasa mungkin jokes itu nggak berarti. Kita juga bisa aja lupa sama jokes tersebut tapi anak bisa jadi benar-benar ketakutan. Bila kita menunjukkan suatu hal yang mengerikan pada anak, bukan nggak mungkin anak akan tumbuh menjadi anak yang penakut.
Parahnya, anak bisa saja selalu merasa ketakutan melakukan apapun sendirian hingga akhirnya tumbuh menjadi anak yang nggak mandiri. Mommies tentu nggak mau hal itu terjadi bukan?
Baca juga: Kesalahan Orangtua Yang Sering Dilakukan Saat Anak Masuk SD
Prank meninggalkan anak sendirian
Media sosial bagai pisau bermata dua, satu sisi bisa memberikan efek positif bila digunakan dengan baik. Namun bisa juga memberikan dampak buruk bila tidak digunakan dengan bijak.
Beberapa waktu lalu sempat heboh video prank di media sosial, di mana anak tiba-tiba ditinggal dan dikunci di dalam kamar sendirian. Tak hanya itu, orang tua juga memasang backsound suara hantu. Kita mungkin bisa tertawa melihat ekspresi ketakutan hingga tangisan si kecil. Padahal bercandaan semacam itu dapat meninggalkan trauma mendalam pada anak.
“Kasian deh gitu aja nggak bisa”
Masa anak-anak adalah masa di mana anak akan belajar banyak hal. Anak bisa saja gagal dalam proses belajarnya tersebut. Saat anak gagal melakukan sesuatu, Mommies sebaiknya tidak menjadikan itu sebagai bercandaan dan menertawakannya. Sebab, tindakan tersebut dapat membuat si kecil berkecil hati dan enggan untuk mencoba kembali.
“Kamu anak Papa nih pasti bukan anak Mama, kalo anak Mama pasti kamu biasa juara satu di lomba Matematika”
Iya sih Moms, beberapa penelitian memang bilang kalau anak mewarisi kecerdasan ibunya. Tapi jangan jadikan itu sebagai bahan bercandaan ya saat anak gagal meraih prestasi.
Kalau Moms ingin anak lebih berprestasi di sekolah, yuk berikan anak semangat dengan cara yang lebih bijak. Pastikan anak tetap merasa diterima dan disayangi meski prestasinya tidak sesuai harapan.
Mommies yuk mulai stop bercanda seperti beberapa contoh di atas pada anak. Jangan sampai niat kita untuk mencairkan suasana dan menjadi lebih akrab dengan si kecil malah membuat mereka sedih bahkan trauma. Carilah bahan bercandaan yang bisa membuat seluruh keluarga merasa senang dan disayang.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS