Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kenali Kesalahan Serius dalam Hubungan di Usia 20, 30, dan 40 Tahun
Setiap level usia dalam hubungan ternyata memiliki masalah dan hambatannya masing-masing. Yuk, kenali kesalahan serius dalam hubungan berdasarkan usia berikut ini.
Masing-masing level usia punya hambatan dan masalahnya sendiri. Mengetahuinya di awal akan membantu Mommies mengantisipasi masalah dari jauh-jauh hari. Atau bagi Mommies yang telah berusia 30 dan 40-an, bisa mulai mengenali masalah dan mengatasinya.
Problem Hubungan di Usia 20-an
Mereka yang berusia 20-an masih mencari jati diri, mengejar karier, cita-cita, dan memutar otak bagaimana meraihnya. Nah, di tengah problematika ini, mereka juga harus mati-matian menyeimbangkan urusan percintaan, yang bikin kencan dan berpacaran makin sulit. Jika telah menemukan si ‘the one’ dan memiliki hubungan yang bahagia, itu bagus. Tapi bagi yang lain, menjalin hubungan serius di usia 20-an bisa malah jadi masalah. Ini dia alasannya:
1. Masih sulit diajak serius
Beberapa orang masih kepingin hubungan no string attached dan friends with benefit. Yang lain lagi, benar-benar mencari hubungan serius dengan harapan menikah di usia akhir 20-an hingga awal 30-an. Masalah besarnya adalah kita tidak dapat benar-benar tahu dan kenal pasangan sampai hubungan sudah setengah jalan dan kadang, telanjur jatuh cinta berat.
2. Tidak bisa mengatasi gap soal penghasilan
Kebanyakan orang pada usia ini baru lulus kuliah dan fokus pada karier. Ini terkadang memengaruhi area kehidupan asmara karena hampir tidak ada orang yang menghasilkan uang dalam jumlah yang sama. Sherri Murphy, CEO dan Pendiri Elite Connections memerhatikan bahwa jika yang satu memiliki ‘pekerjaan sungguhan’ dan pasangannya tidak, itu bisa merepotkan.
Mereka yang menghasilkan lebih banyak uang daripada pasangannya mungkin merasa seperti ditahan untuk melakukan hal-hal yang pasangannya tidak mampu lakukan, sementara mereka yang penghasilannya lebih sedikit akan merasa bergantung atau rendah diri. Penting untuk membicarakan hal ini dengan pasangan karena uang bisa menjadi masalah besar bagi kebanyakan orang.
3. Belum stabil dalam banyak hal
Mereka yang berusia 20-an pada dasarnya belum stabil yang bisa menjadi masalah terbesar dalam urusan percintaan. Beberapa baru saja menyelesaikan kuliah, ingin melanjutkan S2, travelling, atau menjelajahi peluang baru yang mungkin membawa mereka melintasi negara atau benua lain. Mereka bakal bergumul dengan pertanyaan: haruskah saya melepaskan peluang baru demi pasangan? Atau apakah akan sanggup menjalani LDR? Intinya, cukup sulit untuk mengejar karier dan cinta pada saat bersamaan.
4. Lingkungan pertemanan yang menentang hubungan berkomitmen
Stacy Kaiser, Editor-at-Large Live Happy dan psikoterapis berlisensi, menyatakan bahwa, “Orang-orang dalam kategori usia ini sering kali sangat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan teman mereka tentang siapa yang mereka kencani.” Mereka yang berusia 20-an biasanya lengket dengan teman-teman dan jika para teman ini nggak men-support rencana pernikahan atau dengan siapa dia berkencan, biasanya bakal dituruti.
BACA JUGA: Marriage with Benefits, Pernikahan Demi Mendapatkan Keuntungan
Problem Hubungan di Usia 30-an
Ada periode senang dan bahagia, kemudian ada masa-masa bosan dan stagnasi. Untuk mereka yang berusia 30-an, ada beberapa kesalahan umum yang menyebabkan hubungan mereka menimbulkan masalah. Ini beberapa yang harus dihindari:
1. Apa pun dilakukan demi menghindari pertengkaran
Mengalah dan mengikuti kemauan pasangan demi menyenangkannya memang baik. Tapi semua ada waktunya. Jika terus-menerus begitu hubungan akan cepat membosankan. Jika tidak mengungkapkan pikiran, hubungan pun akan menderita. Bicara dan suarakan pendapat Mommies. Hubungan kan seharusnya berjalan dua arah.
2. Mengabaikan tujuan pribadi
Mommies mungkin berpikir bahwa hidup punya jalannya dan setiap orang harus mengikutinya. Tapi jika memiliki tujuan pribadi, raihlah. Meskipun boleh berkompromi di beberapa area, jika Mommies punya impian dan yakin mampu meraihnya jangan menyerah hanya karena sedang menjalin hubungan. Itu akan akan membuat Mommies bisa membenci pasangan dan menghancurkan hubungan.
3. Tidak menyediakan waktu buat diri sendiri
Punya pasangan bukan berarti harus mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Luangkan waktu untuk diri sendiri. Jangan lupakan hobi dan proyek-proyek sampingan yang dapat membuat diri sendiri bahagia sebagai individu. Memberi perhatian buat diri sendiri akan membantu terhindar dari rasa bosan.
4. Mengabaikan keintiman emosional
Begitu mencapai usia 30-an, fokus bakal terbagi. Mommies punya rencana dengan karier, merawat hubungan dengan pasangan dan rumah tangga. Gabungan semua ini bisa menguras pikiran, tenaga, dan perasaan sehingga Mommies mudah mengabaikan kebutuhan emosional sendiri. Pikirkan kebutuhan diri sendiri akan keintiman emosional, terutama dengan pasangan karena ini akan memperkuat hubungan dengan pasangan. Jika merasa tidak terhubung lagi dengan pasangan, perbaiki sesegera mungkin.
5. Komunikasi yang tidak efektif
Mommies sibuk, memiliki banyak kewajiban dan tujuan karier yang ingin dicapai. Kesibukan dan beban pikiran membuat diri sendiri kerap lupa berkomunikasi dengan pasangan. Saat ada masalah, malah pilih mengabaikannya daripada bicara berdua dan mencari solusinya.
BACA JUGA: Alasan Posisi Woman on Top Disukai Perempuan dan Mudah Bikin Orgasme!
Problem Hubungan di Usia 40-an
Dari urusan orang tua yang mulai menua, anak-anak, pekerjaan, hingga mengatasi dorongan seks yang berbeda dengan pasangan.
1. Seks tidak terlalu didambakan seperti dulu
“Pasangan di usia 40-an sering mendapati bahwa keintiman seksual mereka perlahan mulai memudar,” kata Dr. Carla Manly, psikolog klinis dan penulis buku Joy From Fear. “Hal ini sering terjadi karena perubahan kadar hormon wanita serta perubahan signifikan dalam libido dan kemampuan seksual pria,” jelasnya.
2. Saling menjauh karena mulai merasa tak punya banyak kesamaan
Ini menyedihkan tapi benar adanya. Beberapa pasangan saling menjauh. “Ketika tugas mengasuh anak, membina rumah tangga, dan karier tidak lagi menjadi fokus utama dalam pernikahan, terkadang salah satu atau kedua pasangan menyadari bahwa mereka tidak memiliki banyak kesamaan dan kehilangan cinta.
3. Mencari kesenangan di luar pernikahan
Bagi beberapa pasangan, bertambahnya kebebasan dan kemandirian di usia 40-an menjadi sesuatu yang harus mereka puaskan. Sayangnya, beberapa orang memilih mencari kepuasan di luar pernikahan mereka dan bukan bersama pasangan mereka, entah dengan flirting, berselingkuh hati, mencari kepuasan seksual, atau materi.
4. Merasa pernikahan sebagai pekerjaan
Perkawinan di atas usia 40-an bisa menjadi kian melelahkan karena kita dituntut menjaga semua yang sudah kita raih dengan susah payah. Artinya, semua hubungan, hobi, dan koneksi yang telah dikembangkan dan dimiliki saat ini dapat menuntut waktu, uang, dan energi emosional. Seperti menjalani sebuah pekerjaan. Tapi selama ada cinta, harusnya ini akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan.
5. Tidak mengatasi krisis paruh baya
Setelah usia 40 tahun, beberapa orang mulai melihat kembali kehidupan mereka sambil bingung, bertanya-tanya bagaimana caranya dan mengapa mereka bisa sampai di titik ini. Bahasa populernya: krisis paruh baya. Namun, sebagai pasangan dari seseorang yang mengalami fase ini, Mommies pun tidak luput dari hal itu. Salah satu atau Mommies dan pasangan menjadi emosional atau bertindak berbeda dari biasanya. Tapi, tidak ada yang tidak dapat ditangani oleh dua orang dewasa yang bertanggung jawab dan saling mencintai. Mommies dan pasangan bisa melewati periode ini dan tetap baik-baik saja.
BACA JUGA: Mengenal Grey Divorce, Penyebab dan Tips Mengatasinya
Cover: Photo by Vera Arsic on Pexels
Share Article
COMMENTS