Tidak hanya dalam rumah tangga, effective listening juga bermanfaat di dunia kerja, lho. Ini cara mengembangkannya!
Menerapkan effective listening di dunia kerja bukan hal yang sulit, lho. Apalagi hal ini sangat dibutuhkan juga di dunia kerja. Apa itu effective listening? Mendengarkan secara efektif atau effective listening adalah ketika kita berkonsentrasi mendengarkan apa yang orang lain katakan. Dibutuhkan upaya dan kesadaran secara efektif untuk mendengarkan danmemahami apa yang dikatakan lawan bicara, tidak hanya mendengar sambil lalu.
Mendengarkan dengan tulus telah menjadi skill yang langka padahal menguasai seni mendengarkan akan membantu membangun hubungan, memecahkan masalah, meminimalkan salah paham, menyelesaikan konflik, dan meningkatkan akurasi.
Di kantor, mendengarkan secara efektif berarti lebih sedikit kesalahan dan lebih sedikit waktu yang terbuang. Di rumah, ini membantu mengembangkan anak-anak yang banyak akal dan mandiri. Effective listening dapat membangun persahabatan dan karier, menghemat uang, dan menyelamatkan pernikahan.
BACA JUGA: Mengenal Virtual Assistant, Pekerjaan yang Cocok untuk Ibu Rumah Tangga
Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengembangkan keterampilan yang satu ini!
Kontak mata adalah bagian penting dari percakapan tatap muka. Namun, terlalu banyak kontak mata bisa mengintimidasi. Jadi, lakukan sewajarnya saja. Cobalah hentikan kontak mata setiap lima detik atau lebih, atau untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan penuh perhatian, lihat satu mata selama lima detik, lalu mata lainnya selama lima detik, lalu beralih melihat mulut mereka. Jangan melihat ke bawah karena itu bisa dianggap Anda ingin menutup percakapan.
Perhatikan postur tubuh Anda. Hindari menyilangkan tangan atau menyilangkan kaki, yang dapat membuat Anda terlihat ‘tertutup’ atau defensif. Mencondongkan tubuh sedikit ke depan atau ke samping sambil duduk dapat menunjukkan bahwa Anda sedang mendengarkan – begitu juga dengan sedikit memiringkan kepala atau menyangga kepala di tangan Anda.
Ekspresi wajah, nada suara, dan gerak tubuh dapat memberi tahu Anda sebanyak yang diucapkan kata-kata. Perhatikan apa yang orang lain katakan dengan bahasa tubuhnya, apakah mereka tersenyum, misalnya, atau apakah mereka menyilangkan tangan untuk membela diri, atau apakah mereka menggosok mata seolah-olah lelah atau kesal. Bahkan di telepon, Anda bisa belajar banyak dari suara orang lain, yang mungkin terdengar lemah atau ceria.
Disela membuat orang lain frustrasi – ini memberi kesan bahwa Anda menganggap diri sendiri lebih penting, atau Anda tidak punya waktu untuk mendengarkan mereka. Jika secara alami Anda adalah pemikir atau pembicara yang lebih cepat, paksa diri Anda untuk diam agar orang lain dapat mengekspresikan diri. Ingat, jeda atau hening beberapa detik bukan berarti Anda boleh segera bicara. Membiarkan orang lain berbicara akan memudahkan Anda memahami pesan mereka juga.
Jika Anda mulai bereaksi secara emosional terhadap apa yang dikatakan, maka hal itu dapat menghalangi Anda untuk mendengarkan apa yang dikatakan selanjutnya. Cobalah untuk fokus mendengarkan. Sama halnya, jangan berasumsi bahwa Anda tahu apa yang akan dikatakan selanjutnya.
Anda tidak dapat mendengarkan dan mempersiapkan komentar pada waktu bersamaan.
Menganggukkan kepala, tersenyum, dan mengatakan seperti “ya” dan “uh huh”, menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan mendorong pembicara untuk tetap berbicara. Jangan melihat jam tangan, gelisah, atau bermain dengan rambut atau kuku Anda.
Memang tidak selalu mudah, tetapi mendengarkan dengan sungguh-sungguh bisa jauh lebih bermanfaat daripada segera memberi saran. Ketika seseorang curhat tentang sakit yang diderita orang yang dicintainya adalah saat ketika ia mungkin ingin mengungkapkan perasaannya, bukan untuk minta nasihat. Karena mungkin saja dia sudah punya solusinya. Jika Anda ingin memberi saran, coba tanyakan dulu.
Jika Anda merasa sulit untuk fokus pada apa yang dikatakan seseorang, coba ulangi kata-kata mereka di kepala Anda saat mereka mengatakannya – ini akan membantu Anda berkonsentrasi. Cobalah untuk tidak teralihkan suara percakapan lain di dalam ruangan dan pastikan jangan bolak-balik ngecek ponsel.
Mengajukan pertanyaan yang relevan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan membantu mengklarifikasi apa yang telah dikatakan.
Jika Anda tidak yakin apakah Anda telah memahaminya dengan benar, tunggu hingga pembicara berhenti dan katakan sesuatu seperti “Apakah yang kamu maksud adalah …?” atau Anda juga bisa bertanya, “Bagaimana perasaanmu?” “Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”
Maksudnya adalah mengulangi apa yang dikatakan lawan bicara untuk menunjukkan bahwa Anda memahami dengan benar seluruh perkataannya. Ini juga memungkinkan lawan bicara mengoreksi Anda jika masih ada hal yang belum Anda pahami. Jika Anda tidak yakin bagaimana melakukannya, cobalah bertanya seperti ini, “Kalau saya nggak salah tangkap, maksud kamu …”
BACA JUGA: 12 Cara Tingkatkan Team Building Saat Kerja Remote
Cover: Freepik