Walau punya manfaat, tetapi ada risiko yang bisa muncul ketika terlalu sering masturbasi pada laki-laki, lho. Intip bahayanya di bawah ini!
Belum lama ini saya sudah menulis soal masturbasi, yang bisa dijadikan salah satu pilihan untuk mendapatkan kepuasan seksual bagi perempuan yang menjalankan pernikahan jarak jauh. Biar afdol, sekarang giliran bahas soal masturbasi untuk para kaum adam.
Nggak bisa dipungkiri, masturbasi rasanya menjadi salah satu aktivitas seksual pertama yang dilakukan laki-laki. Setidaknya, banyak curhatan para orang tua yang punya anak remaja laki-laki yang memergoki anaknya melakukannya.
Selain memberikan kesenangan, nyatanya masturbasi memang punya risiko di baliknya. Bicara dari manfaatnya dulu, masturbasi bisa bantu tidur jadi lebih nyenyak, suasana hati yang lebih baik, dan menghilangkan stres. Lalu apa bahayanya untuk pria? Sebelum itu, kita kenali dulu apa itu masturbasi!
BACA JUGA: Tips Masturbasi Memuaskan untuk Perempuan, Cocok untuk Pasangan LDR
Masturbasi adalah aktivitas seksual yang cukup umum dilakukan, yang melibatkan menyentuh alat kelamin atau area sensitif tubuh lainnya untuk mendapatkan gairah atau kenikmatan seksual.
Masturbasi cara alami dan aman untuk menjelajahi tubuh, merasakan kesenangan, dan melepaskan ketegangan seksual yang menumpuk. Ini bisa dilakukan semua orang, tanpa ada batasan gender, usia dan latar belakang sosial.
Saya pernah membaca sebuah artikel yang ditulis di laman Healthline, faktanya, ada penelitian yang dilakukan pada orang dewasa yang memperkirakan bahwa antara 27-40 persen wanita dan 41-65 persen pria melaporkan melakukan masturbasi.
Terlepas dari mitosnya, sebenarnya tidak ada efek samping masturbasi yang berbahaya secara fisik. Terkadang, masturbasi yang berlebihan atau kompulsif memang dianggap berbahaya atau menyebabkan masalah kesehatan mental lainnya.
Pernah mendengar kalau orang yang sering masturbasi memicu terjadinya gangguan jiwa? Ini salah satu mitos yang masih sering didengar di tengah masyarakat, ya. Miriplah dengan pandangan yang bilang kebanyakan masturbasi bisa bikin dengkul kopong.
Kalau katanya Zoya Amirin, psikolog sekaligus seksolog, mitos ini muncul dikarenakan ada sebuah buku yang pernah membahasnya. Sayangnya, informasi yang ditulis dalam buku tersebut memang tidak tepat.
Menurut Zoya Amirin, pada dasarnya masturbasi merupakan tindakan atau aktivitas seksual yang menyenangkan, alami, dan sehat. Lalu kapan masturbasi dianggap jadi kegiatan yang tidak sehat?
Beberapa orang memang bisa menjadi candu, atau apa yang disebut “kecanduan seks”. Namun, istilah ini akan muncul jika aktivitas masturbasi sering dilakukan sampai mengganggu aktivitas lainnya. Misalnya, nih, gara-gara ingin mendapatkan kepuasan masturbasi menyebabkan seseorang rela melewatkan tugas atau aktivitas sehari-harinya.
Penting, nih, masturbasi bukan aktivitas seksual yang bisa menggantikan pasangan. Jadi, kalau memang merasa kepuasan seks baru bisa didapatkan lewat masturbasi, bukan lewat hubungan seksual dengan pasangan ini bisa jadi salah satu alarm penting untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan.
Bahkan, Zoya Amirin mengistilahkan kalau masturbasi ini bisa dijadikan sesi me time. Di mana seseorang bisa menikmati waktunya seorang diri untuk mendapatkan kesenangan. Sebab pada dasarnya masturbasi bisa menjadi cara untuk memahami peta seksual dari tubuh.
“Kalau sudah menikah dan mau masturbasi, jelaskan istri kalau ini bentuk me time, bukan karena tidak puas dengan istri. Jangan sampai masturbasi untuk menggantikan pasangan atau pelarian untuk mendapatkan kepuasan,” tukas Zoya Amirin.
Artinya, jika masturbasi dilakukan untuk menggantikan posisi pasangan, jelas akan merusak hubungan romantis dengan pasangan.
Masturbasi setelah atau sambil menonton video porno nyatanya bisa berdampak buruk, nih. Zoya Amirin mengingatkan, aktivitas ini jangan sampai dilakukan sambil menggunakan video, foto atau apapun juga. Pada saat ingin masturbasi justru perlu menggunakan fantasi seks sendiri.
Dengan menggunakan imajinasi atau fantasi yang kaya ini justru bisa lebih membantu jadi lebih kreatif. “Ketika fantasi diblok dengan foto atau video pornografi, ini justru bikin kreativitas jadi drop. Ini cukup bahaya buat para pekerja di bidang kreatif, loh,” ujarnya.
Nggak bisa dipungkiri, sampai saat ini masih banyak mitos yang salah terkait dengan masturbasi. Belum lagi dengan benturan nilai budaya atau agama yang yang menganggap kalau masturbasi merupakan aktivitas yang salah, bahkan saat melakukannya dianggap akan berdosa.
Alhasil tidak sedikit yang memandang jika mastrurbasi merupakan kesalahan besar. Menimbulkan rasa malu dan bersalah tiap kali selesai masturbasi.
Salah satu kelemahan utama dari teknik masturbasi yang tidak tepat sebenarnya bisa menyebabkan berkurangnya kepekaan saat berhubungan seksual dengan pasangan. Hal ini karena cengkeraman saat masturbasi dilakukan terlalu erat sehingga bisa menyebabkan berkurangnya sensasi karena seks dapat mengurangi pengaruh keseluruhan pada laki-laki setelah terlalu banyak masturbasi.
Penelitian dari tahun 2022 menunjukkan bahwa terlalu banyak rangsangan pada penis selama masturbasi dapat menurunkan sensasi. Akibatnya muncul istilah yang menyebut masturbasi sebagai sindrom cengkeraman kematian, ini dapat mempersulit mencapai orgasme selama hubungan seksual. Jika pada saat mastrubasi, kemudian cengkeraman pada penis terlalu erat, cobalah untuk mulai ubah teknik tersebut. Harapannya, meskipun melakukan masturbasi namun tetap memiliki tingkat kepekaan saat berhubungan seks.
BACA JUGA: Bolehkan Melakukan Masturbasi Saat Hamil? Ini Penjelasan dari Pakar
Cover: Freepik