7 Dongeng yang Mendidik, Cocok untuk Anak Balita

Education

RachelKaloh・20 Mar 2023

detail-thumb

Hari Dongeng Sedunia, bisa kita rayakan dengan membacakan dongeng pada anak balita. Apa saja pilihan dongeng yang menarik tapi juga mendidik? Berikut daftarnya, catat, ya Mommies!

Tanggal 20 Maret merupakan World Storytelling Day, di mana tujuan diadakannya hari peringatan ini adalah agar dunia senantiasa menerapkan oral storytelling. Kita bisa memperingati Hari Dongeng Sedunia dengan cara mengenalkan anak pada dongeng. Namun, tidak semua dongeng memiliki cerita yang cocok dan mendidik, terutama untuk anak balita. Mommies bisa pilih fabel yang umumnya menceritakan kisah antara dua jenis hewan atau hewan dan manusia. Dibandingkan dengan dongeng (yang umumnya  mengandung sihir, kutukan, bahkan cerita hewan pemakan manusia), fabel lebih banyak mengandung narasi yang mudah diterima anak (alur sederhana, menggunakan latar belakang alam, hutan, sungai, dsb), serta memberikan pesan moral yang bisa anak terapkan. 

Di sini, buku cerita berperan besar sebagai media yang membantu anak memahami jalan cerita dongeng maupun fabel. Selain itu, dengan membaca, kemampuan literasi anak akan semakin terasah. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk orangtua menyampaikan kisah ini secara langsung, dengan beragam ekspresi tentunya, serta penggunaan kata-kata yang lebih mudah dipahami. Berikut pilihan ceritanya:

Pinocchio (Pinokio)

Kisah seorang pria tua bernama Gepeto yang memiliki kerinduan untuk punya anak laki-laki, maka ia pun mengukir sebuah boneka yang terbuat dari kayu. Suatu saat, keinginannya didengar oleh peri dan boneka tersebut menjadi seorang anak laki-laki yang hidup. Namun, ketika menjalani hidupnya, Pinokio sering berbohong, padahal peri sudah memperingatkannya untuk tidak berbohong. Dari cerita Pinokio, anak bisa belajar tentang konsekuensi, kejujuran, dan bagaimana janji itu harus ditepati. Anak juga belajar bahwa berbohong bukanlah perilaku yang baik, meski ketika berbohong tidak lantas hidungnya akan memanjang, ya. 

The Tortoise and the Hare (Kelinci dan Kura-Kura)

Kelinci dikenal dengan geraknya yang cepat, sedangkan kura-kura dikenal dengan geraknya yang sangat lambat. Saat kura-kura mengajak kelinci untuk lomba lari, tentu saja semua ragu kura-kura bisa menang. Tapi ternyata, kesombongan si kelinci yang memilih tidur di tengah lomba berlangsung, membuatnya kalah, sementara kura-kura berjalan tanpa henti dan menang karena fokus dan ketekunannya. Dari cerita ini anak belajar tentang ketekunan saat mengejar sesuatu, tidak perlu ragu ketika ia melihat saingannya lebih hebat karena kunci keberhasilan ada di dirinya sendiri yang terus fokus berusaha. 

Baca juga: 9 Kesalahan Mendongeng yang Sering dilakukan Orang tua

The Goose and The Golden Egg (Angsa dan Telur Emas)

Ceritanya cukup singkat dan mudah dipahami, bahwa ada seorang petani yang membawa pulang seekor angsa yang mengeluarkan telur emas. Ia kemudian membawa telur emas itu ke pedagang emas sehingga menghasilkan banyak uang. Sejak saat itu, angsa tersebut mengeluarkan telur emas setiap hari, sampai petani itu memiliki selusin telur emas. Namun, masih saja ia tidak puas. Maka, ia menyembelih angsa itu saking tidak sabar harus menunggu setiap hari. Nggak tahunya, alih-alih menemukan banyak telur emas, malah tidak ada satupun telur di dalam tubuh angsa. Petani itu pun menyesali perbuatannya. Dari sini, anak belajar tentang keserakahan yang seringkali berujung kerugian. Kalau ingin berhasil, butuh kerja keras dan kesabaran. Sementara orang serakah yang tidak sabar, biasa hanya akan mendapatkan kerugian. 

The Bear and The Bees (Beruang dan Lebah)

Fabel ini bercerita tentang seekor beruang yang menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah pencarian, ia bertemu dengan pohon tumbang di mana terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu. Saat hendak mengendus dengan hati-hati untuk menghindari lebah, sekumpulan lebah datang menghampiri sarang dan lalu menyengatnya dengan tajam. Beruang terkejut dan marah, ia pun loncat ke atas batang pohon dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah keluar dan menyerangnya. Beruang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit untuk menyelamatkan dirinya dengan menyelam ke dalam air sungai. Dari sini anak bisa belajar untuk menahan diri ketika marah ketimbang melampiaskan emosi yang justru bisa menambah masalah. 

Belalang Sembah  (The Ant and The Grasshopper)

Mungkin anak lebih familiar dengan versi lagu koleksi Cocomelon, The Ant and The Grasshopper. Ceritanya, seekor belalang sembah hanya sibuk menari dan bermain di bawah matahari, sementara barisan semut dengan jumlah anggota yang banyak saling tolong menolong mengumpulkan makanan. Padahal, belalang sembah memiliki mata yang besar dan tangan yang panjang, mudah untuknya mengumpulkan makanan. Ketika musim dingin tiba, belalang pun kelaparan lalu lari ke rumah semut dan meminta makanan. Semut awalnya tidak mau memberikan makanannya karena takut kehabisan, semut juga sudah mengingatkan belalang untuk berisiap-siap, tapi belalang diam saja. Ketika akhirnya belalang terlihat lemas kelaparan, semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada Belalang. Dari cerita ini anak belajar untuk mengelola waktu, tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk bersenang-senang, sebagai bekalnya di masa yang akan datang. Selain itu, tentang berbuat baik pada teman yang membutuhkan pertolongan di saat yang mendesak. 

Persahabatan Semut dan Merpati (The Ant and The Dove)

Seekor merpati mendapati seekor semut yang terjatuh ke sungai. Melihat semut itu berjuang keras supaya tidak tenggelam, Merpati segera memetik sehelai daun di atas pohon dan dijatuhkannya ke atas sungat supaya semut bisa menyelamatkan diri. Semut yang akhirnya selamat pun berterima kasih pada merpati. Keesokan harinya, semut mendapati merpati sedang diburu. Semut pun langsung berlari menggigit kaki si pemburu sampai ia kesakitan dan tembakannya pun melesat. Merpati terkejut melihat apa yang dilakukan semut, ia pun mengucapkan terima kasih karena semut telah menyelamatkan nyawanya. Cerita ini sangat mudah dipahami anak dan dari sini anak mendapatkan pesan moral bahwa berbuat baik kepada sesama akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, karena memang sejatinya, perbuatan baik itu menular. 

Cinderella

Cinderella pada umumnya dikenal sebagai salah satu Disney Princess. Mungkin Anda sendiri sudah hafal betul dengan ceritanya. Namun, kalau melihat versi filmnya pada 2015 lalu, diceritakan bahwa Cinderella adalah seorang perempuan yang selalu menjunjung tinggi nilai yang diajarkan ibunya, yaitu “have courage and be kind” alias berani untuk berbuat baik. Meski kehidupannya setelah ibunya pergi diisi dengan kemalangan, dari ayahnya yang juga meninggal, sampai kedatangan ibu dan para saudara tirinya yang kemudian membuat Cinderella menjadi pelayan di rumah milik ayahnya. Namun, Cinderella tetap bertahan untuk berbuat baik sampai ia dipertemukan dengan pangeran yang melindunginya. Di akhir cerita, Cinderella berani untuk meninggalkan ibu dan saudara tirinya dengan tetap berpendirian sebagai perempuan yang baik hati dan tidak menyimpan dendam. Selain mengajarkan anak bahwa berbuat baik itu dapat membawanya pada sebuah kemenangan, dari cerita Cinderella anak juga bisa mengerti bahwa meski banyak orang jahat di dunia ini, orang baik yang akan membantunya juga banyak.  

Mommies sendiri, punya cerita atau dongeng favorit yang kini menjadi favorit anak juga? Share dong, di comments!

Image by brgfx on Freepik