banner-detik
EDUCATION

7 Cara Menerapkan Kesetaraan di Lingkungan Sekolah untuk Siswa dan Guru!

author

Fannya Gita Alamanda14 Mar 2023

7 Cara Menerapkan Kesetaraan di Lingkungan Sekolah untuk Siswa dan Guru!

Menerapkan kesetaraan di lingkungan sekolah itu penting. Lingkungan sekolah yang menerapkan kesetaraan akan membentuk anak-anak yang hebat!

Mendidik anak-anak tentang pentingnya menerapkan kesetaraan besar pengaruhnya buat mereka, terutama jika sikap positif ini tertanam dalam dan kuat, maka anak-anak akan terus menerapkannya di sepanjang hidup mereka.

Seperti yang kita semua tahu, waktu yang kita habiskan di sekolah punya peran penting dalam membentuk nilai dan standar kita tentang cara kita memperlakukan orang lain. Di sinilah peran penting orang tua dan guru sebagai pendidik untuk mengajarkan anak tentang pentingnya menerapkan kesetaraan.

BACA JUGA: 9 Cara Menerapkan Kesetaraan di Tempat Kerja dan Menjadi Teladan

Apa yang Dimaksud Kesetaraan di Kelas?

Kesetaraan di kelas berarti memastikan setiap siswa memiliki sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan untuk berhasil. Di kelas yang menerapkan kesetaraan, faktor individu tidak menghalangi setiap siswa meraih potensi belajar mereka, seperti:

1. Ras
2. Budaya
3. Jenis kelamin
4. Agama
5. Suku
6. Orientasi seksual
7. Status imigrasi
8. Pengalaman pribadi
9. Status ekonomi dan sosial

Equity VS Equality di Kelas

Equity dan equality di kelas adalah dua hal berbeda. Equality berarti setiap siswa mendapatkan sumber daya dan dukungan yang sama, yang kedengarannya bagus secara teori tetapi tidak selalu begitu dalam praktiknya.

Bayangkan ini: guru membagikan lembar tugas matematika kepada semua siswa. Setiap siswa memegang kertas, kalkulator, pensil, dan penghapus. Semua mendapatkan haknya? Iya sih, tetapi itu bukan berarti adil.

Untuk membuat tugas itu bersifat equity, guru harus memahami siswa mereka dan memberikan dukungan sesuai kebutuhan. Ini mencakup membantu siswa memahami instruksi dalam bahasa asing, menyediakan teknologi text-to-speech untuk siswa tunanetra, atau memberi siswa ADHD ruang yang tenang untuk menyelesaikan tugasnya.

Ketika guru memberikan dukungan ini untuk siswanya, ia memastikan keterbatasan para muridnya tidak berdampak negatif terhadap kemampuan mereka untuk mengerjakan soal dengan baik.

Cara Menerapkan Equity di Sekolah

Ini dia cara menerapkan kesetaraan di lingkungan sekolah.

1. Mulai dari diri sendiri

Bukan hanya siswa yang bisa membawa asumsi, pengalaman, bias, dan latar belakang mereka ke dalam kelas. Para staf dan pengajar juga.

Langkah pertama untuk membangun kesetaraan di kelas adalah menantang keyakinan Anda sendiri. Saat Anda menyadari bias, pengaruh, dan latar belakang budaya sendiri, Anda akan lebih siap untuk sungguh-sungguh menerapkan kesetaraan di kelas, bersama para siswa.

2. Menjadi teladan bagi para siswa

Menjadi model atau teladan ekuitas di kelas dapat membantu siswa melihat dan memahami secara langsung dan tepat kata-kata serta tindakan yang memperlihatkan kesetaraan. Ketika mengajar, sebaiknya guru berkeliling, bukan hanya berdiri di depan atau duduk. Manfaatnya beragam, seperti:
– Membantu guru mengetahui bagaimana setiap siswa belajar dan bantuan apa yang mereka butuhkan
– Membentuk keseimbangan ke seluruh isi kelas.
– Mendorong siswa untuk punya ekspektasi yang tinggi. Siswa hanya akan berprestasi jika Anda mendorong mereka untuk berprestasi. Jangan biarkan asumsi memengaruhi pendapat Anda tentang mereka.
– Menciptakan diskusi terbuka untuk mengetahui pendapat siswa tentang banyak hal.
– Memberi siswa kesempatan bercerita dan saling menunjukkan empati. Tindakan ini membuat para murid merasa diperhatikan secara merata dan murid juga jadi senang berdiskusi dan berpartisipasi dalam pelajaran.

3. Jangan abaikan siswa yang berkomentar tidak pantas

Setiap siswa datang ke kelas membawa bias, asumsi, dan prasangka mereka sendiri. Terkadang mereka mengungkapkannya dengan cara yang tidak pantas karena terpengaruh informasi keliru. Di sinilah perlunya dialog dan bagian dari membangun kesetaraan adalah menghentikan komentar tidak sensitif sehingga setiap siswa merasa nyaman dan aman berada di kelas.

Saat siswa menggunakan bahasa yang ‘tidak sesuai’ lakukan ini:
– Hentikan pelajaran segera dan atasi masalahnya. Jika Anda biarkan, kegiatan belajar mengajar akan terganggu.
– Tegur tapi tanpa mempermalukan siswa. Jelaskan mengapa pernyataannya itu tidak mendukung kesetaraan dan menyakiti.
– Bicaralah dengan siswa secara empat mata untuk membantu mereka memahami mengapa komentarnya tidak pantas.
– Jika ini merupakan perilaku berulang, tindak lanjuti dengan pihak sekolah atau konselor di sekolah untuk mencari solusi terbaik.

4. Menciptakan lingkungan kelas yang adil

Perubahan kecil di ruang kelas dapat berdampak besar bagi para guru dan siswa. Kesetaraan tidak mungkin terwujud dalam satu hari. Ini adalah proses berkelanjutan yang harus dilakukan secara konsisten.

Begini caranya:

– Ajukan pertanyaan yang menantang secara adil kepada semua siswa
– Buat cara untuk menilai pemahaman siswa
– Buat aturan kelas yang membangun dan tegakkan secara adil
– Jika memungkinkan, tunjukkan kepada siswa alasan di balik bagaimana atau mengapa sesuatu hal dilakukan atau terjadi
– Hargai setiap komentar atau tanggapan siswa, meskipun itu salah
– Ingatlah semua hari libur keagamaan saat membuat jadwal Anda
– Ajarkan cara yang tepat saat siswa ingin mengajukan pertanyaan tentang budaya siswa lain.

5. Izinkan murid mengemukakan pendapat

Apa cara yang lebih baik untuk membangun kesetaraan di kelas selain mendukung para siswa untuk berani menyatakan pendapat mereka? Setiap siswa memiliki pengalaman dan perspektifnya masing-masing. Manfaatkan itu! Siswa ingin dan butuh menyampaikan pendapat mereka dan didengarkan. Jadi libatkan mereka dalam merencanakan berbagai acara kelas dan sekolah.

Jangan lupa tanyakan juga keadaan kelas kepada masing-masing anak murid. Ini sangat penting untuk mengukur pemahaman, keterlibatan, masalah, dan antusiasme mereka terhadap pelajaran dan teman-teman mereka.

Para guru bisa lakukan ini:
– Tanyakan pendapat siswa yang dikenal pendiam dan pastikan siswa yang ‘cerewet’ tidak mendominasi karena ini dapat merusak kesetaraan di kelas Anda.
– Bantu siswa untuk berani memberikan masukan dengan diskusi kelas. Masalahnya, tidak setiap siswa nyaman mengemukakan pendapat di depan teman-temannya. Guru bisa mengajaknya ngobrol empat mata.
– Terapkan saran yang diberikan siswa. Ketika siswa melihat bahwa guru menghargai masukan mereka dan menanggapinya dengan serius, mereka jadi tahu bahwa suara dan pendapat mereka penting.

6. Semua siswa memiliki kebutuhan yang berbeda

Jika Anda mengajar siswa dari berbagai latar belakang dan budaya, penting untuk mengetahui bahwa mereka mempunyai kebutuhan yang beragam. Artinya, setiap siswa memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda, sehingga guru perlu mengajar mereka dengan cara yang menghargai dan merangkul identitas dan latar belakang mereka.

Misalnya, beberapa siswa sulit memahami sebuah bacaan sementara yang lain bergumul dengan matematika. Jika demikian, pengajaran dari guru harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Cobalah mengirimkan survei, berkomunikasi dengan orang tua murid, dan bertemu dengan siswa secara pribadi untuk mengetahui kebutuhan dan kekuatan murid-murid di kelas Anda.

7. Fleksibel dengan Pembelajaran Jarak Jauh

Masa pembelajaran jarak jauh dan hibrida memperlihatkan terjadinya ketidaksetaraan di antara siswa dalam hal akses internet, situasi keluarga, waktu, dan lainnya.

Ada siswa yang harus menjaga adiknya agar orang tua dapat bekerja, nggak punya gadget yang tepat, atau kesulitan membeli kuota. Sekolah perlu mencari solusi untuk mengatasinya. Ini artinya, fleksibilitas dan kepedulian sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil bagi setiap siswa. Sekolah bisa mengupayakan:

– Merekam pelajaran.
– Beri tenggat waktu untuk murid menyelesaikan tugas dan ujian sesuai jadwal mereka.
– Cari tahu kebutuhan para siswa, pahami situasinya, dan cari solusi.
– Kita tahu tidak semua murid datang dari keluarga berada dengan kondisi rumah yang nyaman. Siapkan latar belakang video yang menyenangkan atau biarkan siswa mematikan kamera. Tidak semua siswa merasa nyaman teman-temannya melihat kondisi rumah mereka.

BACA JUGA: 7 Perusahaan Indonesia yang Menerapkan Kesetaraan Gender

Cover: Pexels

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan