Sebelum memutuskan anak untuk bersekolah di sekolah inklusi atau Sekolah Luar Biasa (SLB), ketahui dulu perbedaan keduanya.
Jika dulu anak berkebutuhan khusus hanya memiliki satu pilihan akses pendidikan yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), namun kini ada pilihan lain yaitu sekolah inklusi. Sekolah inklusif mulai marak di Indonesia sejak beberapa tahun silam. Pilihan untuk kedua sekolah ini juga semakin banyak. Dari Sabang sampai Merauke, sudah ada. Ini tak lain agar pendidikan semakin mudah dijangkau oleh anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Bagi mommies yang berencana untuk menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi maupu8n SLB, ketahui dulu perbedaannya, agar tak keliru memilih.
Menurut Woolfolk & Kolter (2009), pendidikan inklusi berarti pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, atau kondisi lainnya. Artinya, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus boleh bersekolah di sekolah inklusi.
Sementara, SLB adalah sebuah lembaga pendidikan yang khusus diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kekhususannya tersebut. Artinya, beda kondisi anak, beda pula strategi pembelajaran serta fasilitas yang diberikan.
Lebih jelasnya, berikut perbedaan sekolah inklusi dan SLB.
1. Batasan dan kondisi kekhususan murid yang diterima
Sekolah inklusi sebetulnya serupa dengan sekolah reguler. Bedanya, sekolah inklusi menerima anak berkebutuhan khusus (ABK).
Berbeda dengan sekolah inklusi, SLB adalah sekolah khusus untuk ABK. Artinya, SLB hanya menerima anak dengan disabilitas tertentu. Semua sistem SLB dirancang secara spesifik sesuai kebutuhan para siswanya, mulai dari kurikulum, metode pembelajaran, tenaga pengajar hingga fasilitas sekolah. Misalnya, anak tuna netra dengan tuna wicara tentu akan belajar dengan cara dan materi berbeda.
Baca juga: SD Kupu-Kupu, Sekolah Inklusi yang Mengajarkan Anak Tentang Perbedaan
2. Fasilitas belajar mengajar
ABK di sekolah inklusi belajar bersama anak lainnya di ruangan yang sama. Materi yang diberikan pun sama. Di sekolah inklusi, siswa ABK didampingi oleh guru pembimbing khusus. Namun tentunya, tidak seintensif jika bersekolah di SLB. Sekolah inklusi wajib memenuhi syarat yang mendukung untuk siswa ABK bersekolah di sana. Selain wajib memiliki lingkungan yang kondusif, guru yang sudah mengenyam pelatihan khusus untuk mengajar siswa ABK, juga fasilitas yang memadai untuk mengakomodir aktivitas semua anak, baik anak biasa maupun ABK.
Lain hal dengan SLB, para siswa mendapatkan fasilitas sesuai dengan disabilitas yang disandang. Mulai dari konstruksi gedung, tenaga pengajar, cara guru dan staf berkomunikasi, disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan para siswa dengan keterbatasannya masing-masing.
3. Kemampuan kognitif anak
Sebelum memilih antara sekolah inklusi atau SLB, sebaiknya orang tua mengevaluasi kemampuan anak terlebih dahulu.
Jika anak mommies memiliki kemampuan kognitif baik dan derajat kebutuhan khususnya tidak terlalu berat, mommies bisa pertimbangkan untuk menyekolahkan anak di sekolah inklusi. Di sekolah ini, setiap siswa diperlakukan sama, termasuk dengan materi pelajaran yang diberikan.
Sebaliknya, apabila anak memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata, khawatirnya akan kesulitan mengikuti pembelajaran atau mengejar ketinggalan jika disekolahkan di sekolah inklusi. Ada baiknya anak bersekolah di SLB.
Baca juga: Daftar Sekolah Inklusi di Jabodetabek dan Kota-Kota Besar di Pulau Jawa
4. Kriteria seleksi
Di sekolah inklusi, ada serangkaian kriteria yang wajib dipenuh siswa, antara lain, batasan usia pada setiap jenjang, nilai akademis minimal, kemudian disertai keterangan dari psikolog atau dokter yang sudah mengevaluasi kelayakan anak untuk dapat belajar di sekolah inklusi.
SLB tidak menerapkan kriteria seperti di sekolah inklusi untuk siswanya. SLB bertujuan untuk memberikan bekal kepada para ABK untuk mereka mampu mandiri. Oleh karena itu sekolah ini lebih menekankan pada keterampilan hidup ketimbang akademis. Di SLB, perkembangan anak dipantau lebih intensif.
Sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak di sekolah inklusi maupun SLB, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan psikolog atau dokter, ya, mommies.
Artikel ini disusun dari berbagai sumber.
Baca juga: 6 Cara Mempersiapkan Anak Berkebutuhan Khusus Bisa Mandiri