Orang tua dari anak remaja kalau boleh curhat, kami juga punya keinginan yang ingin disampaikan ke anak-anak kami. Nggak banyak, cukup lima, tapi itu akan sangat membantu kami menjalani peran sebagai orang tua. Apa saja keinginan kami?
Kalau kita baca-baca konten parenting, nyaris 99% isinya mengenai apa yang perlu dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Bahwa orang tua perlu memahami dan mengerti anak. Bahwa orang tua harus melindugi anak. Of course I am ALL for that. Paham banget, menjalani masa remaja itu sulit, penuh tantangan dari berbagai aspek. Namun kalau boleh jujur, sebagai orang tua dari anak remaja kami juga memiliki kesulitan dan tantangan.
Paham banget kok, anak hadir ke dunia bukan maunya mereka. Tapi di sisi lain, seraya anak bertambah usia, mereka semakin bisa diajak komunikasi dan diskusi, rasa-rasanya anak juga perlu paham apa yang dibutuhkan oleh orang tuanya, seperti beberapa hal berikut ini.
Baca juga: 3 Alasan Kenapa Saya Tetap Melakukan Special Time Bersama Anak Remaja Saya
Anak remaja sudah semakin besar, semestinya sudah mampu melakukan banyak hal tanpa butuh bantuan dari orang tua. Pentingnya mengajarkan mereka life skill sesuai usia agar di usia remaja, mereka bisa melakukan beberapa hal seperti berikut ini: Menyiapkan atau membuat makanan sendiri, membersihkan kamar, mencuci piring atau gelas bekan makan, sampai urusan mengatur waktu sehingga orang tua tidak perlu mengingatkan setiap kegiatannya. Kami butuh istirahat. Ini bukan sekadar tentang istirahat fisik namun juga istirahat emosi bagi kami, para orang tua.
Bukannya kami gila hormat atau ingin banget dihargai, tapi kalimat-kalimat sederhana semacam:
“Terima kasih ya Ma sudah antar jemput aku,” atau “Terima kasih Ayah sudah membelikan aku sepatu.”
Sederhana banget dan ittu memang hal yang wajib kami lakukan. Tapi sesekali mendengar ucapan terima kasih dari mulut anak untuk hal yang biasa kami lakukan, rasanya kok senang. Bahwa ajaran kami tentang pentingnya kata maaf, terima kasih dan tolong itu tidak hanya dipraktikkan untuk orang luar, namun juga untuk keluarga sendiri.
We are human. We make mistakes. We stumble and fall. Dan sama seperti kalian, kami juga bingung kok menjalani peran sebagai orang tua dari anak remaja. Apa yang boleh dan tidak boleh kami lakukan. Apa yang ingin kamu dengar dan tidak. Satu-satunya buku pedoman kami di dalam menjalani peran ini adalah pengalaman kami dulu sebagai seorang remaja. Jadi mari saling memahami.
Kalian butuh space atau privacy? Kami paham.
Kalian lebih senang menghabiskan waktu bersama teman-teman kalian? Kami paham
Banyak perubahan terjadi ketika kalian memasuki usia pra remaja dan remaja. Dan kami sebagai orang tua harus menyadarinya. Namun satu hal yang tidak pernah berubah, orang tua tetap butuh waktu untuk bersama kalian. Mungkin tidak sesering dulu, tapi tetap berikan kami sedikit waktu dari banyaknya waktu kalian.
Okelah, nggak usah peluk mama di depan teman-teman atau gebetan kalian kalau kalian malu. Tapi peluk mama saat kalian di rumah. Rangkul mama saat kita jalan bersama di mall. Tetap bilang I Love You di akhir percakapan kita di telepon atau saat mau tidur. Mau sebesar apa pun tubuh kalian, mau sedewasa apa pun pikiran kalian, we still need to feel your love and your warmth!