Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Tipe Orang Tua Murid Yang Berpotensi Bikin Anda Naik Pitam
Orang tua murid yang attitude-nya sulit biasanya kasar, senang merendahkan, nggak bisa diajak diskusi, dan kata-katanya beracun. Mereka puas kalau bisa menghisap habis kebahagiaan orang lain.
Terkadang orang tua murid bisa jauh lebih menyebalkan dari putra dan putri mereka. Memang nggak banyak sih, menurut survei hanya sekitar 5% dari seluruh orang tua murid. Tapi masalahnya, yang 5% itu bisa menguras 95 % waktu (bahkan nafas) Anda. Oke, seperti apa tipe-tipe orang tua murid yang sulit dan apa cara paling efektif untuk menghadapi mereka?
Tipe orang tua “Anakku, Malaikatku”
Orang tua tipe ini 1000% yakin anak mereka nggak mungkin melakukan kenakalan apalagi kesalahan.
Strategi paling efektif:
Berpegang teguh pada fakta. Hindari terpancing amarah atau terhanyut dalam drama mereka. Ingat, memperlihatkan rasa marah, frustrasi, atau emosi itu seperti menyiramkan minyak tanah ke kobaran api.
Dokumentasikan percakapan. Ketika orang tua merasa “dikorbankan”, mereka bisa menjadi sadar hukum. Dokumentasi dapat membantu mengklarifikasi fakta, mengurangi emosi berlebihan, dan menghindari sengketa hukum.
Hindari triangulasi. Anak-anak dari orang tua ini sering kali akan melakukan “triangulasi” orang tua terhadap guru, administrator, orang dewasa yang berwenang, dan orang tua murid lainnya. Jadi pastikan untuk menyertakan siswa tersebut dalam percakapan Anda atau pihak sekolah dengan orang tuanya.
BACA JUGA: Perempuan Harus Tahu! Ini 3 Jenis Cuti untuk Perempuan
Tipe orang tua “Dia masalah Anda sekarang”
Orang tua tipe ini akan dengan gampangnya ngomong, “Kan tugas Anda sebagai guru untuk mendidik anak saya” atau sama sekali nggak merespon pesan dari Anda.
Strategi paling efektif:
Jangan bersikap defensif. Beberapa dari orang tua murid mungkin mengalami masalah finansial, emosional, fisik, atau problem keluarga lainnya. Pertama, cari tahu dulu masalah yang sedang mereka alami. Jangan berharap semua orang tua bisa menjadi suri tauladan bagi anak-anak mereka.
Libatkan konselor sekolah. Mintalah konselor sekolah atau wali kelas untuk dapat mengajak orang tua murid duduk bersama dan berdiskusi.
Tipe Orang Tua “Penindas”
Orang tua tipe ini menunjukkan perilaku melecehkan, mengecilkan, atau mengintimidasi orang lain demi anak-anak mereka.
Strategi paling efektif:
Jadilah proaktif. Jangan tunggu si anak pulang untuk ngadu ke orangtua cerita versinya sehingga berpotensi menyulut kemarahan mereka. Segera telepon orang tuanya dan ceritakan hal yang terjadi dengan sebenar-benarnya.
Jangan telepon orang tua si murid jika Anda masih dalam kondisi marah. Biasanya, orang akan semakin gampang marah jika dikonfrontasi. Ini dapat berujung pada adu argumentasi dan ledakan amarah, baik di pihak mereka dan di pihak Anda.
JANGAN kirim email. Mengirim email kepada orang tua tentang kelakuan minus anak mereka dapat diterjemahkan seperti mengibarkan bendera perang, meskipun Anda nggak bermaksud begitu. Sebaiknya telepon sambil mendokumentasikan percakapan Anda.
Tipe orang tua murid “Anak saya akan sekolah kalau dia kepingin sekolah”.
Orang tua murid yang ‘ajaib’ begini berpikir bahwa bersekolah itu bukan kewajiban.
Strategi paling efektif:
Amati adakah pola ketidakhadiran anak murid. Pola ini dapat memberitahu Anda tentang hal apa saja yang mungkin terjadi di dalam rumah anak murid.
Memberikan PR bagi siswa yang sering absen. Tidak memberikan PR justru adalah tindakan kontraproduktif karena bisa membuat anak murid ketinggalan pelajaran.
Amati jika ada tanda-tanda siswa mengalami kekerasan fisik dan pelecehan. Sayangnya, kasus ini seperti ini sering terjadi. Orang tua yang abusive mengurung anak mereka di rumah untuk menghapus ‘barbuk’ dengan menyembuhkan memar atau luka di tubuh si anak dulu sebelum mengizinkan mereka pergi sekolah.
Tipe orang tua “Anak saya nggak mungkin begitu”
Orang tua model begini percaya bahwa anak mereka tidak akan pernah melakukan apa yang Anda adukan dan tidak mau bertanggung jawab atas masalah apa pun yang melibatkan anak mereka.
Strategi paling efektif:
Beri edukasi terhadap oang tua murid tentang kebijakan dan prosedur di sekolah yang wajib dipatuhi oleh para murid dan orang tua mereka. Fokuslah pada kebijakan dan peraturan sekolah yang tertera secara jelas dan hindari saling menyalahkan.
Izinkan orang tua untuk menyampaikan kekhawatiran mereka terlebih dulu. Mendorong orang tua untuk mau membagi kekhawatiran mereka memungkinkan Anda untuk mengingatkan mereka dengan nada tegas namun penuh pengertian bahwa peraturan sekolah tetap berlaku meskipun mereka tidak harus setuju.
Mintalah pihak ketiga untuk hadir di dalam pertemuan sebagai saksi dan penengah. Langkah ini khususnya penting jika orang tua terpancing marah yang berpotensi menimbulkan keributan serius.
Tipe orang tua “Pasif-Agresif”
Orang tua tipe ini dapat sangat terlibat dalam organisasi sekolah, media sosial, dan acara-acara yang diadakan pihak sekolah. Mereka bahkan mungkin mampu menjalin hubungan ganda dengan para guru sebagai pendidik dan teman.
Strategi paling efektif:
Berhati-hati dengan hadiah dan pemberian, bahkan yang tampaknya sepele.
Jika guru atau staf sekolah menerima hadiah dari orang tua murid bahkan jika itu sekadar satu cup kopi atau sekotak cheesecake, kemungkinan besar akan ada harga yang harus Anda bayar nantinya. Well, there ain’t no such thing as a free lunch.
Hati-hati dengan pujian palsu. Orang tua pasif-agresif akan memuji-muji tapi sambil menjelek-jelekkan secara halus sesama rekan Anda, staf sekolah, atau wali murid lainnya. Dengan Anda tidak terpancing ikut menjatuhkan orang lain atau dengan ge er menerima pujian, ini menunjukkan bahwa Anda tidak mudah ‘dibeli’.
Pertahankan batasan, bagaimanapun caranya.
Tipe orang tua murid “Kenapa ya guru-guru seneng banget nyalahin anak saya?”
Orang tua tipe ini selalu merasa anaknya dijahati oleh murid-murid lain, para guru, atau keduanya.
Strategi paling efektif:
Jangan biarkan orang tua tipe ini mengarahkan pembicaraan untuk menyalahkan pihak lain atau membentuk opini bahwa anak mereka adalah korban sesungguhnya. Ingatkan mereka bahwa Anda sedang mempersoalkan sikap negatif anak mereka, bukan membenci si anak atau mengkritik mereka sebagai orang tua.
Hindari drama atau membesar-besarkan masalah. Terlalu banyak bicara atau bersikap reaktif hanya akan membuat air di kolam semakin keruh, semakin membuat mereka merasa diserang.
Terapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten di seluruh kelas. Sulit untuk menegakkan aturan dan konsekuensi ketika setiap guru memiliki standar yang berbeda. Juga sulit untuk menengahi ketika ada perbedaan aturan, harapan, dan konsekuensi.
BACA JUGA: Value Dunia Kerja di Drakor yang Layak Kita Contoh
Cover image: benzoix on Freepik
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS