Hingga kini, bullying di sekolah masih jadi PR kita bersama. Bilamana ini akan berakhir?
Bullying di sekolah sudah terjadi sejak lampau. Entah kapan berakhirnya; ini menjadi pertanyaan tak terjawab bagi orang tua dan sekolah. Beberapa kasus bullying meninggalkan luka fisik yang parah, trauma dan depresi berat, hingga kematian pada korban.
Bullying berpotensi terjadi di sekolah manapun. Mau itu di sekolah swasta, negeri, unggulan, non unggulan, kota besar, daerah, dan seterusnya. Umumnya di jenjang SMP dan SMA, bullying menyasar murid baru yaitu kelas I. Bullying itu PR bersama. Ini peringatan buat kita, orang tua, untuk mindful terhadap parenting, menerapkan gaya pengasuhan anti-kekerasan, non-abusive sehingga anak-anak tidak terluka dan melampiaskannya di sekolah.
Sementara untuk pihak sekolah, diharapkan dapat lebih peduli terhadap siswa-siswi, mawas terhadap geng-geng di sekolah, tegas dalam menerapkan aturan dan sanksi, sebagai upaya menghentikan kasus bullying di sekolah.
Baca juga: 8 Hal yang Diharapkan Orang Tua dari Sekolah Saat Ada Kasus Bullying
SMA Labschool Cibubur
Belum lama ini, kasus bullying terhadap 5 orang siswa SMA Labschool Cibubur, oleh 16 siswa sekolah yang sama, viral. Kalau mommies mencari beritanya di media-media nasional, mungkin nggak banyak ketemu. Sebab, kasus ini viral melalui akun Twitter @Kanato2350.
Di Labschool Cibubur terdapat geng bernama Stone. Geng ini mengincar lima siswa untuk masuk geng tersebut. Awalnya lima siswa tersebut menolak, tetapi karena diancam dan dipaksa, akhirnya masuk juga menjadi anggota Stone. Di dalam geng, mereka hanya diperas. Jika tak mau memberi uang, mereka diancam akan dipukul, disiksa, dibunuh, dan seterusnya. Lima anggota ini ingin keluar karena sudah tak tahan, namun ditolak mentah-mentah oleh anggota lainnya. Malah, semakin diancam dan diteror.
Hingga puncaknya, mereka dipanggil ke sebuah rumah diduga milik orang tua pelaku, di Ciracas, dan terjadilah penganiayaan dari sore hingga malam kepada lima siswa tersebut. Setidak-tidaknya mereka mengalami pemukulan dan penendangan cukup lama hingga tubuh lebam. Sayangnya, pihak sekolah menganggap kejadian ini kenalakan remaja biasa, hingga membuat orang tua korban panas. Hingga kini, kabarnya kasus masih berlanjut dengan perlawanan antarpengacara.
Baca juga: Surat Untuk para Pembully Anak Saya dan Orang tuanya
SMA 82 Jakarta
Buat alumni sekolah di Jakarta Selatan, mungkin sudah banyak yang hafal kalau sekolah yang satu ini sering terjadi bullying sejak dulu. Hanya karena adik kelas cantik, kakak kelas bisa sirik kemudian menindas adik kelas. Entah supaya adik kelas nggak berulah, atau si kakak kelas mau nunjukkin kuasa, biar nggak disaingin adik kelas. Bahkan, di masa lalu, ada koridor yang hanya boleh dilewati oleh siswa kelas III SMA, yaitu koridor Gaza.
Salah satu kasus bullying yang pernah tercatat di media yaitu tahun 2012 silam, Ade Fauzan yang saat itu duduk di bangku kelas I menjadi korban bullying di sekolah akibat tak sengaja melewati koridor ekslusif tersebut. Akibatnya, korban mendapat tonjokan di wajahnya, dilanjut dengan dikerjai, lalu pelaku meminta teman-teman Ade memukuli Ade, namun menolak. Sang kakak kelas marah, kemudian lanjut memukuli Ade, bersama 30 siswa kelas III lainnya hingga Ade pingsan dan dilarikan ke UGD RSPP. Kasus ini kemudian dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan dan menetapkan 12 pelajar sebagai tersangka penganiayaan. 14 siswa diskors selama 1 minggu, dan 3 di antaranya diduga sebagai otak bullying. Namun, akhir kasus ini tidak diketahui.
SMA 90 Jakarta
Di sekolah ini pernah terjadi kasus bullying di mana sang korban, seorang siswa kelas I dipaksa buka baju, push up, lari dan ditampar dalam waktu kurang lebih 3 jam di sebuah lapangan di kawasan Bintaro. Korban mengalami luka bibir pecah dan memar di pelipis. Dikabarkan setidaknya 68 siswa kelas I dari 9 kelas dipaksa ikut “penataran abal-abal” oleh kelas II dan III. Pihak sekolah kemudian menskors 31 siswanya yang terlibat bullying selama 5 hari, dan mereka diminta untuk menandatangani surat perjanjian di atas materai agar tidak mengulangi perbuatannya.
SMA 46 Jakarta
Seorang siswa kelas I SMU pernah dibully dengan cara motornya sering dipinjam dan dipulangkan tengah malam sambil diludahi dan ditendang. Kemudian korban dikelilingi senior-senior di sekolahnya, lalu ditinju, dipukul dengan helm, ditendang, disundut rokok. Orang tua korban melapor ke pihak sekolah dan kepolisian atas kejadian ini. Namun karena sang anak mengalami trauma berat, orang tua korban memutuskan untuk mengeluarkan anaknya dari sekolah, dan melanjutkan pendidikan dengan home schooling.
SMA 70 Jakarta
Selain terkenal karena punya kebiasaan tawuran, SMA ini juga nggak luput dari bullying. Beberapa tahun silam, tiga orang senior memarahi, memukul dan mencengkeram seorang juniornya hingga. Alasannya? Karena tidak memakai kaos singlet! Akhirnya, orang tua korban melaporkan kasus bullying ini ke pihak kepolisian, dan pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 170 tentang pengeroyokan dan Pasal 351 tetang kekerasan yang menyebabkan seseorang luka. Namun akhirnya kasus ini ditempuh dengan jalan damai.
SMA Don Bosco Pondok Indah
Sekolah ini pernah mengeluarkan seorang dari 9 pelaku bullying karena perilakunya bermasalah dan diduga dalang dari kasus perundungan di sekolah. Sementara pelaku lainnya diperiksa oleh pihak kepolisian setelah korban melapor. Setelah laporan diterima kepolisian, ada 6 siswa lainnya yang ikut melapor telah mengalai kasus bullying di sekolah bergengsi ini.
SMP PGRI Wringinanom Gresik
Miris, kasus bullying di sekolah ini pernah terjadi oleh murid kepada guru. Sang murid menantang guru dengan merokok di kelas, mendorong, memaki, dan mencengkeram baju sang guru. Guru yang baik hati bernama Nur Kalim tersebut hanya diam, tidak membalas dengan kekerasan, bahkan dengan ikhlas memaafkan murid setelah dengan sendirinya video tersebut tersiar dan pihak pelaku meminta maaf.
SMP Negeri 2 Takalar, Sulawesi Selatan
2019 silam, seorang cleaning service SMP Negeri 2 Takalar (Faisal Daeng Pole) mengalami bullying oleh sejumlah siswa sekolah tersebut. Petugas sekolah tersebut mendapat hinaan dan makian dengan panggilan binatang. Karena kesal, Faisal, menampar salah satu pelaku. Sayangnya, orang tua pelaku gelap mata dan datang ke sekolah mengeroyok bersama teman-teman pelaku hingga Faisal mengalami luka robek di kepala. Duh, Pak, bukannya mendidik anak, kok malah ngajarin ngaco?
SMPN 6 Cilegon
Seorang siswa menampar dan menendang teman satu sekolahnya yang diawali dengan saling ejek. Sekolah kemudian memanggil kedua orang tua, baik korban dan pelaku, untuk mediasi. Pihak sekolah menerapkan sanksi-sanksi bagi pelaku bullying di sekolah, hingga mengeluarkan anak jika terbukti melakukan bullying berat.
SMKN 1 Jakarta
Agustus 2022 lalu, kasus bullying berujung pada perbuatan kekerasan guru terhadap murid, pelaku bullying. Sang guru diduga kesal lalu pemukulan karena ia mendapat laporan dari beberapa muridnya tentang tindak pemalakan oleh seorang siswa, namun pelaku tidak mengakui perbuatannya.
Duh, semoga kasus bullying di sekolah segera berhenti, ya, dan anak-anak kita bisa bersekolah tanpa rasa khawatir.