banner-detik
ETC

Intermitten Fasting: Tren Diet Anti Nyiksa yang Lagi Digandrungi

author

Sisca Christina08 Oct 2022

Intermitten Fasting: Tren Diet Anti Nyiksa yang Lagi Digandrungi

Intermitten fasting semacam jawaban bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan tanpa banyak pantangan makan. Gimana cara menerapkannya?

Setelah lelah menjalani berbagai jenis diet dan nggak berhasil (entah karena kurang tekad atau nggak nyaman dengan jenis dietnya), seorang teman akhirnya mantap menerapkan intermitten fasting atau diet puasa. Baginya, intermitten fasting adalah jalan ninjanya buat menurunkan berat badan; tanpa harus terlalu ribet menghitung kalori yang keluar-masuk, dan banyak pantangan makan. Belakangan, metode diet ini sedang popular di berbagai kalangan. Cari tahu, yuk!

Apa Itu Intermitten Fasting?

Intermitten fasting atau diet puasa berarti menetapkan siklus antara makan dan puasa secara teratur. Nggak seperti metode diet kebanyakan yang berfokus pada “apa” yang dimakan, diet puasa berfokus pada “kapan” waktu makan.

Diet puasa ini juga nggak menerapkan pembatasan atau pengurangan makanan, pantang ini dan itu, melainkan lebih mengatur pada pembiasaan jadwal makan.

Selain melonggarkan jenis makanan yang masuk (diet impian banyak orang, kan?), juga menjanjikan penurunan berat badan yang cukup signifikan. Jadi, ketika menerapkan diet ini, mommies tetap bisa makan nasi padang, ketoprak, sampai minum es kopi. Gimana, mulai tergiur? Hehehe.

Bagaimana Cara Melaksanakan Diet Puasa?

Secara teknis, pelaksanaan diet puasa yaitu Anda hanya makan pada durasi jam yang ditentukan, kemudian puasa setelahnya. Metode diet puasa yang umum yaitu puasa selama 16 jam setiap hari atau puasa selama 24 jam, dua kali seminggu.

Selama periode puasa, Anda masih diperbolehkan untuk minum minuman nol kalori seperti air putih, teh dan kopi tanpa gula.

Beberapa Metode Intermitten Fasting

Ada beberapa cara diet puasa yang berbeda, seperti dikutip dari Healthline. Mommies bisa pilih yang . Mommies bisa pilih yang paling sesuai dan nyaman dijalani. Berikut ini metode yang paling populer.

  • Metode 16/8: disebut juga protokol Leangains. Sesuai namanya, metode ini membatasi waktu makan selama 8 jam saja, misalnya mulai jam 10 pagi sampai jam 6 sore. Setelah itu Anda berpuasa selama 16 jam, dan baru kembali makan lagi di jam 10 pagi esok harinya.
  • Eat-Stop-Eat: cara diet dengan puasa selama 24 jam, 1-2 kali seminggu. Contoh, makan malam terakhir hari ini yaitu jam 8 malam, maka selama 24 jam Anda berpuasa dan kembali makan pada jam 8 malam keeseokan harinya.
  • Diet 5:2: dalam satu minggu, Anda memilih lima hari makan dengan normal dan dua hari hanya mengonsumsi 500-600 kalori, secara tak berurutan.

Dari semua metode, 16/8 adalah yang paling populer karena dianggap paling sederhana, mudah diterapkan dan berkelanjutan.

Dengan berpuasa, tentunya secara langsung membatasi kalori yang masuk, dan akan berdampak pada penurunan berat badan. Dengan catatan, Anda nggak makan berlebihan atau “balas dendam” saat periode makan, dan tetap mindful memilih makanan bergizi.

Seberapa Efektif dan Baik untuk Kesehatan?

Banyak penelitian telah dilakukan tentang diet puasa dan ini masih berlanjut terus. Studi-studi ini telah menunjukkan bahwa diet puasa punya beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh dan otak serta efektif untuk mengontrol berat badan.

Beberapa manfaat kesehatan dari intermitten fasting:

  • Membantu menurunkan berat badan tanpa secara sadar membatasi kalori.
  • Mengurangi resistensi insulin, menurunkan gula darah sebesar 3-6% dan kadar insulin puasa sebesar 20-31%, yang dapat melindungi terhadap diabetes tipe 2.
  • Mengurangi penanda peradangan sebagai pemicu berbagai penyakit kronis.
  • Menurunkan risiko penyakit jantung karena dapat mengurangi kolesterol jahat (LDL), trigliserida darah, penanda inflamasi, gula darah, dan resistensi insulin.
  • Meningkatkan hormon BDNF otak dan dapat membantu pertumbuhan sel saraf baru. Ini juga dapat melindungi terhadap penyakit Alzheimer.

Apa Kata Para Ahli?

Melansir situs Hopkinsmedicine, Neuroscientist Johns Hopkins, Mark Mattson yang sudah memelajari intermitten fasting selama 25 tahun, mengatakan bahwa setelah berjam-jam tanpa makanan, tubuh menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak. Dia menyebut ini sebagai peralihan metabolisme. Selain pembakaran lemak, peralihan metabolisme ini juga mempengaruhi tubuh dan otak.

Salah satu studi Mattson yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine mengungkapkan data tentang berbagai manfaat kesehatan terkait dengan diet puasa. Ini termasuk umur yang lebih panjang, tubuh yang lebih ramping dan pikiran yang lebih tajam.

Ahli Gizi John Hopkins, Christie Williams, M.S., R.D.N., salah satu kebaikan intermitten fasting yaitu memungkinkan berbagai variasai makanan untuk dimakan dan dinikmati. Tentunya, orang jadi berkesempatan memilih makanan yang baik dan bergizi, yang bisa menambah kepuasan makan dan mendukung kesehatan yang baik.

Menurut Williams, setiap orang yang tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu diperbolehkan mencoba intermitten fasting. Ini bisa mengubah gaya hidup dengan manfaat kesehatan yang baik.

Namun, patut diingat, efek dari intermitten fasting pada setiap orang tentu bisa berbeda. Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dulu dengan ahli gizi Anda sebelum memulainya.

Gimana, tertarik mencoba?

Baca juga: 5 Cara Efektif Bikin Perut Rata Tanpa Diet Menyiksa, Lakukan Ini Setiap Hari!

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan