Bukan cuma sama pasangan, sama anak pun juga harus pillow talk. Karena pillow talk ternyata punya manfaat yang tak terduga.
Nggak sekali dua kali para psikolog menyarankan orangtua sering-sering ngobrol sama anak. Saya pernah, tuh, diingatkan Vera Itabiliana seorang psikolog anak, “Ngobrol, ya, ma. Bukan interogasi!” Hihihihi…memang, sih, kadang selaku orangtua dari anak remaja, bawaannya ingin tanya melulu. Boleh aja, sih, tanya-tanya. Tapi ada caranya. Salah satunya adalah dengan pillow talk.
Pembicaraan yang dilakukan menjelang tidur. Dalam suasana remang-remang, jelang istirahat malam. Kenapa, sih, dilakukan di saat ini? Saat mau tidur adalah saat anak merasa paling rileks, aman, dan santai.
Menurut literatur, di kondisi paling aman dan santai ini gelombang otak mereka berubah-ubah antara siklus Alpha & Theta. Nah, umumnya, anak-anak cenderung memasuki Alpha (keadaan santai yang didapatkan orang dewasa dari meditasi) jauh lebih cepat daripada orang dewasa. Itulah sebabnya saat yang paling tepat ‘ngorek-ngorek’ informasi saat pillow talk. Ingat sekali lagi, jangan kayak interogasi, ya. Kayak kita ngobrol sama teman saja.
Kalau sudah rileks dan merasa aman, anak akan cenderung lebih terbuka. Cari obrolan yang ringan namun bermakna. Misalnya saja, untuk anak usia SD kita bisa menanyakan makanan kesukaan, tokoh kartun favoritnya, hingga hal-hal baik apa yang ia temukan di sekolah. Untuk anak yang sudah lebih besar, SMP misalnya, kita bisa berbagi pengalaman. Nggak melulu cerita nostalgia, bisa aja kita cerita tentang kondisi kantor, atau kondisi macet saat pulang plus kelakuan ojeg online yang bikin kesal. Pillow talk bukan hanya bikin kita akrab sama anak, tapi kita bisa memelajari mereka. Bagaimana reaksi mereka kalau ada macet. Apa yang akan mereka lakukan kalau berhadapan sama orang yang tidak mereka sukai.
Nah, kalau sudah ketahuan, nih, mommies bisa membantu anak dengan mengarahkan mereka ke arah yang benar. Bisa saja, kan, mereka memiliki pertanyaan yang mereka nggak tahu jawabannya. Atau mungkin anak mengalami kesulitan menghadapi perasaan mereka sendiri. Suatu waktu bisa jadi ia akan bercerita bahwa ketika ia bertindak dengan cara yang kita ajarkan, eh, tapi, kok, nggak sulit mengaplikasikannya. Pillow talk sangat bisa memunculkan sisi positif dan negatif dari diri anak. Membantu serta membimbing anak melalui kesulitan dan merayakan momen positif adalah bagian yang sama berharganya dalam menciptakan ikatan yang kuat, lho. Tapi yang harus diperhatikan, kalau sampai ia kemudian curhat dan mommies menemukan hal-hal yang tidak berkenan atau nggak sesuai dengan value yang mommies ajarkan, jangan buru-buru kasih nada tinggi, ya. Nanti dia kapok pillow talk.
Photo by Calum Lewis on Unsplash