banner-detik
KIDS COURSES

Jenis-Jenis Olahraga untuk Anak Sesuai Usia

author

RachelKaloh09 Sep 2022

Jenis-Jenis Olahraga untuk Anak Sesuai Usia

Mommies yang sudah mulai melirik tempat les olahraga atau aktivitas motorik buat anak, cek dulu jenis olahraga yang cocok untuk anak sesuai usianya.

Yang anaknya nggak bisa diam di rumah, cenderung aktif dan senang bersosialisasi pasti relate kalau bawaannya, nih, sebagai ibu, kita sudah mulai melirik tempat-tempat yang menawarkan berbagai aktivitas motorik buat anak. Meski hal ini tidak mutlak, alias nggak wajib dilakukan oleh semua anak, tapi tidak salah juga untuk mendaftarkan anak bila ia memang bisa menikmati kegiatan tersebut. Biar Mommies dan anak tidak kebingungan memilih kegiatan apa, cek dulu jenis olahraga yang cocok untuk anak sesuai usia berikut ini. 

Usia 18 bulan-3 tahun

Beberapa sekolah atau tempat kegiatan anak (sport club, gym), bahkan menawarkan kegiatan yang bisa diikuti anak dari usia 18 bulan atau kelas bayi. Tentunya, kegiatannya tidak sekompleks anak-anak usia 4 tahun ke atas. Kegiatan fisik atau olahraga untuk bayi biasanya mencakup gerakan yang mengoptimalkan keseimbangan, koordinasi mata, tangan, dan kaki, serta permainan sensorik. 

4-5 tahun

Di usia ini, umumnya anak sudah punya kemampuan fisik yang mendasar, seperti lompat, berlari, melempar benda. Maka, ia sudah bisa kita daftarkan ke kelas olahraga yang lebih spesifik, seperti basket, bola kaki, martial arts (taekwondo/karate), renang, gymnastic, maupun yang berbasis tarian (ballet, modern dance, dsb). Namun, levelnya masih perkenalan dan tujuannya fun, sambil melihat minat anak, bukan kelas yang serius ke arah pemain profesional, ya.

6-7 tahun

Semakin besar, anak akan memperlihatkan kemampuannya memahami aturan dalam bermain. Oleh karena itu, anak bisa ditantang untuk naik ke level selanjutnya, di mana ia harus menghadapi aturan atau praktik formal maupun kompetisi. Tidak lagi hanya belajar lempar bola saat bermain basket, tapi anak mulai belajar untuk lari di satu garis yang sama, melempar dan menangkap bola. Demikian pula dengan kemampuan menjaga keseimbangannya, anak sudah cocok bila ingin mencoba ice skating, sepeda, dan sepatu roda.

8-9 tahun

Tantangan berikutnya, olahraga yang melibatkan peralatan yang lebih kecil, seperti tennis, badminton, soft ball, dan baseball, di mana anak melempar, menangkap dan memukul bola yang ukurannya lebih kecil. Kemudian, latihan fokus pada satu titik seperti bowling. Atau, belajar menggunakan peralatan yang mendukung performanya, seperti rhythmic gymnastics (senam ritmik) dengan pita, tali, dan hoops. Dalam basket atau bola, anak sudah bisa diberikan arahan akan strategi dalam bermain, yaitu cara supaya timnya bisa memenangkan pertandingan. 

10 tahun ke atas

Kemampuan fisik dasar anak usia 10 tahun mendukungnya untuk bukan lagi hanya memilih jenis olahraga, tetapi untuk menjalaninya lebih serius lagi. Sudah bisa ikut club basket, bola, soft ball, baseball atau kasti, atau hockey, yang mengarah ke prestasi atau permainan profesional, sudah bisa ikut seleksi turnamen maupun pertunjukan bagi mereka yang memilih olahraga senam, martial arts dan renang. Kalau anak Mommies sudah memulai satu jenis olahraga dari usia 4 tahun, tentu akan sangat terlihat bedanya ketika usianya sudah 10 tahun. 

Mereka juga sudah bisa mencoba jenis-jenis olahraga yang lebih ekstrim, seperti kick boxing, rock/wall climbing, bicycle motocross (BMX), aerial gymnastic (senam bergelantungan dengan tali atau hoops), skateboard, bahkan parkour (free running). 

Sebagai catatan, meski usia umumnya menjadi tolok ukur jenis olahraga apa yang cocok buat anak ikuti, tidak menutup kemungkinan untuk anak mencoba jenis olahraga tertentu bila ia sudah mampu melakukannya. Contohnya olahraga push bike (balance bike) yang hingga kini masih ramai diminati oleh anak-anak usia 2 hingga 5 tahun. Atau, sudah ikut pertunjukkan ballet di usia 5 tahun karena sudah memulainya sejak usianya 3 tahun.

“Kids playing sports should be about learning the game they’re playing and having fun doing it.”

~John Tuozzo

Baca juga:

Kembangkan Bakat, Ini Rekomendasi Tempat Belajar Esports dan Kisaran Biaya

Jangan Terlalu Cepat, Ini Usia Terbaik Anak Mulai Ikut Les Pelajaran atau Les Bakat

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan