Sorry, we couldn't find any article matching ''
Anak Remaja Mulai Pesta? Tak Usah Risau, Orang Tua Hanya Perlu Ingat 7 Hal Ini
Jangan gusar dulu, kalau remaja mulai pesta, nggak selalu berarti negatif. Malah, itu bisa bermanfaat untuk mengembangkan social skill mereka, selama aturannya dipatuhi.
Bagi anak remaja, pergi ke pesta adalah hal yang istimewa. Seru-seruan pakai kostum, bertemu teman-teman sekaligus gebetan, dance, ketawa-ketiwi, main games seru, siapa yang nggak suka? Kita sebagai orang tua juga pasti ikut senang melihat anak tumbuh layaknya remaja yang menikmati masa-masa remajanya.
Namun di sisi lain, kekhawatiran sebagai orang tua juga menghantui. Ini wajar. Melepas anak ke pesta yang nggak semua orangnya kita kenal. Belum lagi sifat anak remaja yang suka coba-coba. Gimana kalau teman-temannya coba-coba colongan ngerokok, minum alkohol atau mesra-mesraan dengan pacar mereka, lalu anak kita ikut-ikutan? Haduuu, tambah bikin senewen. Yang tadinya sudah mau kasih lampu hijau untuk pergi, lalu injak rem: kasih izin nggak, ya?
Kasih, dong. Tentunya dibarengi dengan aturan dasar yang ditetapkan orang tua secara konsisten yang wajib dipatuhi anak.
Supaya tetap bisa seimbang ikut merasakan excitement anak berpesta, sekaligus tetap aware dengan risiko-risikonya, kita perlu mengingat hal-hal ini.
Baca juga: Perilaku Berbahaya yang Sering Dilakukan Remaja dan Bikin Orang Tua Elus Dada
Pesta bisa membantu remaja mengembangkan keterampilan sosialnya
Kalau anak remaja mulai ingin pergi ke pesta, itu tandanya ia mulai punya kebutuhan untuk bergaul dan bersosialisai dengan teman sebayanya. Ini adalah bagian dari perkembangannya sebagai remaja. Di pesta, mereka berkesempatan bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Anak jadi bisa belajar untuk mengembangkan kemandirian, tanggung jawab dan kepercayaan dirinya. Selain itu, pesta umumnya menyenangkan. Jadi, pesta bisa jadi hiburan anak jika sedang merasa sedih atau jenuh.
Tetapkan aturan secara konsisten
Walau pesta itu bukan momok yang harus dijauhkan orang tua dari anak remaja, namun tetap harus ada batasan jelas, alias dos dan don’ts yang wajib dipatuhi anak, supaya nggak kebablasan dalam berpesta. Misalnya:
- Menetapkan jam malam. Selesai nggak selesai, anak harus sudah tiba di rumah pukul. 21:00 WIB.
- Mewajibkan ponsel agar selalu on.
- Anak wajib berpakaian sopan.
- Tidak boleh merokok, minum minuman beralkohol, dan seterusnya.
Aturan ini berguna untuk mengendalikan dan menghindarkan anak dari perilaku negatif, serta melatih tanggung jawab dan komitmennya saat diberi kepercayaan.
Ikut merasakan excitement anak
Ingat, kita juga dulu pernah remaja. Kalau izin ke pesta dikabulkan orang tua itu rasanya senang luar biasa. Coba, deh, rasakan itu bersama anak, supaya kita juga bisa memahami dan menghargai perasaan dan kepentingan mereka. Tanyakan bagaimana perasaannya, dan bicarakan juga perasaan mommies. Ini akan membuat mommies dan anak sama-sama nyaman. Jangan lupa untuk ikut serta merencanakan persiapan pesta, misalnya membeli kostum bersama, menyiapkan kado atau potluck bersama. Ini bisa jadi momen bonding juga, lho!
Minta anak bersikap terbuka
Jelaskan pada anak, bahwa di samping rasa senang orang tua melihat anak pergi ke pesta, kita punya kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga keselamatan mereka. Oleh karena itu, dorong anak agar bersikap terbuka, dan menganggap wajar ketika orang tua bertanya:
- Di mana pesta berlangsung? Berikan alamat dan nomor telepon pemilik rumah.
- Akankah ada orang dewasa di pesta itu?
- Apakah akan ada rokok dan alkohol?
- Siapa teman-temanmu yang ikut ke pesta? Berikan beberapa nomor telepon mereka.
- Jam berapa pesta dimulai dan selesai?
- Apa yang akan kamu lakukan jika ada sesuatu yang tidak terduga terjadi di pesta?
Mungkin pada awalnya anak merasa tak nyaman. Tapi, jelaskanlah bahwa ini semata-mata demi keamanan dirinya. Boleh pergi, dengan catatan: tetap aman.
Baca juga: Cara Mengetahui dan Bantu Remaja Yang Terlibat Alkohol dan Narkoba
Orang tua berhak melarang anak pergi ke pesta, jika…
Biar bagaimanapun, otoritas tetap ada pada orang tua. Orang tua punya wewenang untuk melarang anak pergi ke pesta apabila dirasa tidak aman. Misalnya, tak ada seorang pun yang kita kenal di pesta itu, lokasinya terlalu jauh, pestanya nggak cocok untuk usianya, dan seterusnya. Apabila anak merasa penting untuk tetap pergi, orang tua bisa mempertimbangkan untuk pergi bersama anak di mana kita bisa memastikan keamanannya secara langsung.
Kalau anak melakukan pelanggaran?
Beri konsekuensi! Oh, ya, kita perlu tegas. Jangan sampai aturan dibuat hanya untuk dilanggar. Satu kali saja melonggarkan aturan, celah pelanggaran berikutnya akan terbuka di mata anak. Ketika anak melanggar jam malam, berikan konsekuensi natural atau konsekuensi logis, misalnya tak boleh pergi ke pesta berikutnya selama satu kali.
Agar anak juga merasa aman dan nyaman saat pesta…
Terkadang walau sudah diantisipasi, kejadian di luar dugaan bisa saja terjadi. Agar anak tetap merasa nyaman dan nggak takut untuk berterus terang pada orang tua, mommies bisa lakukan hal ini:
- Beri tahu anak Anda bahwa mereka dapat menghubungi Anda kapan saja, dalam kondisi apa pun, jika mereka atau teman mereka membutuhkan bantuan Anda.
- Pastikan anak menyimpan nomor telepon Anda dan suami, saudara tidak serumah, dan nomor darurat lainnya yang diperlukan.
- Berikan detail kontak Anda ke salah satu teman anak.
- Pastikan anak memiliki cukup uang untuk naik transportasi online jika darurat harus pulang.
Susah-susah gampang sih ngejaga anak remaja yang mulai pesta; tapi pasti bisa!
Baca juga: Bekali Anak Remaja Agar Dapat Saling Menghargai Saat Pacaran
Sumber: raisingchildren.net.au
Share Article
COMMENTS