Cara Mengetahui dan Bantu Remaja Yang Terlibat Alkohol dan Narkoba

Parenting & Kids

dewdew・22 Aug 2022

detail-thumb

Meski sudah merasa ketat mengawasi, bukan berarti kita nggak bisa kecolongan. Berikut ini cara melihat tanda remaja terlibat alkohol dan narkoba.

Duh, amit-amit, deh. Jangan sampai (ketokketokmejakayu) anak remaja kita terlibat dengan alkohol dan narkoba. Paham, nggak ada satu orangtua pun yang ingin anaknya main-main dengan dua hal berbahaya tersebut. Bukan berarti kita nggak bisa kecolongan, meski sudah merasa waspada setiap saat. Kita musti jeli, karena ketika anak terlibat dengan alkohol, terutama narkoba, sebenarnya bisa kita tangkap tanda-tandanya. Segera bertindak dan bantu mereka, ya, mommies. Mereka butuh kita. Mereka butuh kita untuk nggak marah dan menyalahkan mereka, tapi mereka butuh kita untuk melepaskan diri dari hal-hal berbahaya tersebut. 

Tanda-tanda yang harus diwaspadai

Beberapa tanda umum kalau si anak remaja punya ketergantungan dengan alkohol dan narkoba bisa dilihat dari suasana hati yang naik turun, ledakan emosi yang tidak wajar, dan mengalami perubahan besar pada cara ia berpakaian, teman, dan minatnya. Agak saru memang dengan tanda-tanda kalau remaja memang umum mengalami beberapa hal di atas. Tetapi, mommies mungkin bisa mewaspadai jika tingkah laku di atas diiringi dengan beberapa hal berikut ini:

  • Sering melanggar peraturan di sekolah atau bahkan sering bolos
  • Menggunakan bahasa rahasia atau ‘kode’ saat berbicara dengan teman
  • Menjadi lebih tertutup tentang barang-barangnya  atau ke mana ia pergi
  • Sering mengasingkan diri lebih sering dari biasanya.
  • Menghabiskan banyak waktu dengan teman baru yang mungkin kurang tertarik dengan kegiatan sekolah atau keluarga.
  • Mengenakan pakaian atau perhiasan yang berbeda, terutama yang menampilkan simbol atau perlengkapan narkoba.

Tanda-tanda tersebut di atas juga biasanya dibarengi dengan perilaku sebagai berikut:

  • Menunjukkan suasana hati dan tingkah laku yang nggak sama dari karakternya selama ini.
  • Mulai memakai kacamata hitam lebih sering atau di dalam ruangan.
  • Menunjukkan perubahan dalam kebiasaan tidur – misalnya, energi tinggi dan sulit tidur, sulit bangun atau keinginan untuk tidur hampir sepanjang hari.
  • Terlihat sangat gelisah atau mudah tersinggung, terutama di pagi hari
  • Maunya di kamar lebih lama dari biasanya
  • Mulailah menggunakan penyegar udara untuk menyembunyikan bau asap atau zat lainnya.

Ada juga tanda-tanda lain yang menyangkut keuangan. Jika hal berikut ini terjadi, segera waspadai, ya.

  • Pinjam atau minta pinjam uang lebih banyak dari biasanya.
  • Mulai menjual barang-barang atau mencuri uang atau barang-barang lain dari rumah.
  • Tiba-tiba memiliki lebih banyak uang dari biasanya tanpa alasan yang jelas.
  • Punya barang-barang yang nggak jelas asal muasalnya.

Baca juga: 10 Tanda Anak Siap Masuk SD! Ternyata Bukan Baca dan Berhitung.

Barang-barang yang terkait dengan alkohol dan narkoba

Jika mommies menemukan salah satu dari barang-barang berikut ini di tas, laci, atau lemari anak remaja, mulai waspada, cari waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan anak, sambil juga mencoba untuk tetap berpikiran terbuka. Mommies mungkin bisa meminta bantuan dari psikolog dalam menghadapi ini:

  • Ditemukan perlengkapan obat-obatan, seperti jarum, pipa, kertas linting atau kantong plastik kecil beritsleting.
  • Ditemukan botol obat tetes mata, yang dapat digunakan untuk menutupi mata merah atau pupil yang melebar.
  • Resep obat atau minuman beralkohol.

Langkah pertama yang harus dilakukan

Ketika mommies sudah menemukan banyak tanda-tanda di atas dan mulai merasa yakin dengan insting kalau anak remaja mungkin sudah terlibat dengan alkohol dan narkoba, langkah pertama yang dilakukan adalah membuka percakapan. Yes, ini bukanlah perkara yang mudah. Hati kita sendiri pasti sudah nggak karu-karuan, mau marah, nangis, dan sesak napas, semua rasanya jadi satu. Tapi, membuka percakapan ini adalah yang penting untuk kesehatan mental dan fisik jangka panjang anak. Kunci agar percakapan ini berhasil adalah dengan banyak mendengarkan secara aktif. Ini adalah salah satu langkah tepat untuk mommies dan anak, sama-sama mengakui bahwa masalahnya serius dan harus ada sesuatu yang dilakukan untuk mengatasinya.

Berikut adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu mommies untuk memulai percakapan tersebut:

  1. Buat perencanaan percakapanSebelum berbicara empat mata, pelajari lebih lanjut tentang alkohol dan narkoba. Belajar lebih banyak,  mempersiapkan mommies untuk membantu anak. Ini juga merupakan ide yang baik untuk merencanakan dan mempraktekkan apa yang mungkin akan mommies sampaikan. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai kedua hal ini  membantu Anda tetap tenang.
  2. Dukung anak Anda untuk berbicara. Sangat penting untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, mendengarkan dengan tenang dan mendengarkan cerita dari sisi anak. Meski bawaannya rasanya mau marah, mommies harus mau mencoba. Meski mungkin butuh beberapa kali percobaan.
  3. Cobalah untuk memilih waktu yang baik. Yaitu ketika momies siap dan anak dalam kondisi sadar. Jika anak sedang berada di bawah pengaruh obat-obatan atau mabuk, komunikasi dijamin nggak berjalan dengan baik.
  4. Jaga komunikasi tetap positif. Jika mommies tenang dan positif, anak akan cenderung melakukan percakapan yang terbuka dan jujur. Menyalahkan, menguliahi, atau mengkritik dapat membuat anak menutup diri dan kemudian malah menyulut pertengkaran.
  5. Cobalah untuk menghindari label seperti ‘pengguna narkoba’ atau ‘pecandu’. Ini bisa membuat anak menarik diri dan merasa mommies sudah tidak menjadikannya bagian dari keluarga.
  6. Saat memulai pembicaraan, fokus pada perilaku, bukan pada alkohol atau narkoba yang digunakannya. Misalnya, anak mungkin berperilaku agresif  ketika sedang di bawah pengaruh alkohol atau narkoba. Mommies bisa memulai dengan kalimat, “Mama perhatikan kamu belakangan agresif, ya, mulai cepat marah di rumah. Dan sepertinya sudah mulai mengganggu. Kita perlu membicarakannya. Yuk, cari waktu yang enak untuk diskusi. Kamu bisa kapan?”

Hindari panik, berasumsi, dan menyalahkan anak

Ketika ternyata ditemukan bahwa anak memang mengonsumsi alkohol dan narkoba, mommies dapat memelajari lebih lanjut apa, sih, yang digunakan anak. Cobalah untuk tidak panik atau membuat asumsi tentang anak, meski hati rasanya udah turun ke kaki, ya.

Mommies bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Sudah sampai mana ketergantungan anak terhadap alkohol dan narkoba. Apakah bisa diawasi saja di rumah, perlu rehabilitasi atau tidak, dan ingat, selalu sepakati bersama dengan anak dalam menangani masalah ini. Anak mungkin tidak siap untuk mengakui bahwa alkohol atau penggunaan narkoba adalah masalah serius. Mereka kelihatan  tidak menginginkan bantuan kita. Padahal sebenarnya, ya, butuh, kan?

Jangan lupa, anak juga mengalami masa sulit ketika terlibat alkohol atau obat-obatan terlarang. Dan hal ini tidak dapat dipungkiri juga akan memengaruhi seluruh keluarga. Cobalah untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dengan pasangan dan saudara-saudaranya, sehingga Anda semua dapat saling mendukung.