banner-detik
EDUCATION

10 Tanda Anak Siap Masuk SD, Bukan Baca dan Berhitung!

author

RachelKaloh21 Aug 2022

10 Tanda Anak Siap Masuk SD, Bukan Baca dan Berhitung!

Inilah kriteria sebenarnya anak siap masuk SD, bukan dari kemampuan baca dan berhitung.

Semua orangtua pasti ada rasa cemas ketika tiba waktunya anak masuk SD. Siap nggak, ya, dia? Memang, sih, beda sekolah, beda persyaratannya. Ada sekolah yang hanya menerima murid usia 7 tahun, sudah bisa baca dan berhitung. Kemudian, kita bingung “Terus di sekolah belajar apa lagi kalau sudah bisa baca dan hitung?” Beberapa mungkin juga berpikir, bagaimana caranya masuk sekolah incaran, kalau selama TK anak-anak memang cara belajarnya lebih banyak lewat permainan dan belum ada tuntutan untuk bisa baca, menulis dan berhitung. Padahal, kalau anak memiliki 10 kemampuan ini, tandanya ia sudah mampu untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya dan berseragam putih-merah. 

#1 Bisa lepas dari orangtua selama beberapa jam

Sudah bisa ditinggal beberapa jam tanpa ada rasa khawatir ketika kedua orangtuanya tidak ada di sampingnya. Hal ini bisa terlatih ketika anak masih duduk di bangku TK. Ia belajar bahwa di sekolah ada guru yang berperan seperti orangtuanya dan ia bisa menikmati waktunya di sekolah bersama teman-teman seusianya. 

#2 Bisa menyebutkan namanya dan nama orangtuanya

Bukan hanya nama panggilan, ya, anak usia 6-7 tahun seharusnya sudah mampu menyebutkan nama lengkapnya dan tahu bagaimana merespon ketika namanya dipanggil. Demikian pula dengan nama orangtua serta saudaranya (kakak atau adik). 

#3 Bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak seusianya

Baik dengan teman di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai catatan, mampu berinteraksi di sini bukan artinya anak harus bisa memulai interaksi setiap kali bertemu teman baru, ya. Ada anak yang percaya dirinya timbul ketika disapa duluan oleh temannya.  

#4 Bisa menggambar atau membuat coretan yang lebih bermakna

Anak mulai menunjukkan kemampuannya untuk menggambar benda-benda, seperti bunga, awan, matahari, binatang, rumah, mobil, dll. Bentuk gambarannya pun sudah lebih detil dari sekadar coret-coretan. 

#5 Bisa mengontrol keseimbangannya dalam bergerak

Bisa jalan cepat, lari, lompat tinggi, bergelantung, bahkan jalan di balok keseimbangan dengan memastikan tubuhnya tidak jatuh. Sudah bisa berhenti ketika ada lubang di depannya, bisa mengatur kecepatannya ketika menghadapi hambatan, dan bisa menunduk ketika menjumpai halangan dekat kepalanya. Hal ini tentunya juga bisa dilatih dengan berbagai kegiatan motorik, baik di sekolah, di tempat gym, maupun lewat keseharian anak.

Baca juga: 5 Rekomendasi Mainan Untuk Memaksimalkan Perkembangan Motorik Anak

#6 Bisa memegang alat tulis dengan posisi tangan yang benar

dari krayon hingga pensil warna. Bagaimana cara mengetahuinya? Dengan melihat posisi tiga jari utama, yakni ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang mengendalikan gerakan saat ia mewarnai maupun menulis.

#7 Bisa menikmati kegiatan yang dipilih sendiri

Kalau di rumah, anak sudah bisa memilih mau ngapain, mau main apa, dan bisa menikmatinya. Namun, durasinya bukanlah ukuran ya. Ada anak yang betah berjam-jam baca buku, ada anak yang tipenya senang bereksplorasi. Ada anak yang penuh konsentrasi saat menggambar, ada pula anak yang tidak suka berlama-lama saat mewarnai, tetapi ia bisa berlama-lama saat bermain boneka. 

#8 Mampu konsentrasi saat melakukan satu kegiatan

Seperti poin sebelumnya, konsentrasi ini terlihat ketika anak memilih satu kegiatan yang ia senangi. Ada yang bisa memperhatikan betul ketika dibacakan buku, ada anak yang jauh lebih senang belajar lewat audio visual (nonton video, dengan suara, lihat gambar), ada pula yang konsenstrasinya tidak terlihat karena ia kinestetik, lagi berpikir mau gambar apa, tapi sambil menggerak-gerakkan pensilnya dengan tangan, bukan karena bosan, ya, tapi memang begitu caranya ketika sedang menyerap ilmu. 

Baca juga: Anak Slow Processing Speed Bukan Berarti IQ Rendah

#9 Mampu berbagi dengan temannya

Di TK, biasanya anak lebih banyak belajar keterampilan dasar, di mana anak akan belajar tata cara melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk belajar mengantre dengan cara berbaris, misalnya. Belajar antre di sini sebetulnya anak belajar berbagi, harus bisa gantian ketika menginginkan sesuatu. Kalau temannya sudah ambil duluan, ya, dia harus menunggu giliran, dan sebaliknya.

#10 Memperlihatkan ketertarikannya melalui pertanyaan yang lebih rumit

Kalau kita makin sering kaget dengan pertanyaan yang keluar dari mulut anak, bersyukurlah! Kenapa? Karena artinya rasa penasarannya makin tinggi. Ia biasanya tidak akan puas dengan jawaban yang ala kadarnya. Termasuk ketika ia bertanya, “Kenapa aku harus mandi?”, “Kenapa aku nggak boleh pakai baju itu ke sekolah?” Memang, pertanyaan ini kalau muncul terus setiap hari bisa bikin geregetan, tapi justru saat itu anak sedang memperlihatkan kemampuan level berpikirnya, lho!

Jadi, gimana Mommies? Anak sudah siap masuk SD?

Baca juga:
Permainan Seru untuk Melatih Kemampuan Anak Membaca

Mengubah Anak yang Tadinya Malas Jadi Tekun, Lewat Kegiatan Sehari-Hari

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS