Pernikahan ideal itu kerap digambarkan beriringan dengan aktivitas seks yang rutin, bergairah, dan membara. Namun beragam faktor memaksa pasangan lain justru menjalankan yang sebaliknya: pernikahan tanpa seks.
Menjalani pernikahan tanpa seks pasti berat dan bagi kebanyakan orang, ini nyaris nggak mungkin dijalani. Namun, bagi beberapa pasangan lain, pernikahan tanpa seks bisa bertahan. Bergantung dari alasannya.
Apa sih pernikahan tanpa seks itu? Di dalam pernikahan semacam ini, pasangan tidak berhubungan intim dengan satu sama lain atau frekuensi berhubungan seksnya sangat minim. Sekali lagi, dengan beragam alasan. Tapi jika tak berhubungan seks hanya berlangsung sementara waktu, pernikahan itu belum bisa disebut sexless marriage. Beda cerita kalau seks tidak dilakukan lebih dari 1 tahun.
Pernikahan tanpa seks sebenarnya dapat diatasi asal Anda tahu penyebabnya dan sama-sama punya niat mengatasinya.
BACA JUGA: Kesepian dalam Pernikahan, Ini Tanda-tandanya
Sepuluh hal inilah yang biasanya menjadi penyebab mengapa kehidupan seksual Anda bisa sekering padang sahara:
Sebuah pernikahan bisa kehilangan faktor seks dengan berbagai cara seperti kedua pasangan mungkin memiliki dorongan seks yang sangat rendah dan memilih untuk tidak melakukan hubungan seks terlalu sering. Jika seperti itu yang terjadi (ada kesepakatan), sexless marriage akan lebih mudah dijalani. Namun, seringnya bukan begitu karena kebutuhan seksual seseorang mungkin terganggu oleh kondisi tertentu seperti kehamilan atau bayi baru lahir, masalah kesehatan, atau usia.
Robert Epstein, PhD, seorang psikolog yang berbasis di San Diego, pendiri dan direktur dari Pusat Studi Perilaku Cambridge di Beverly, Massachusetts selalu terkenang dengan ucapan salah seorang mantan dosennya yang bilang, “Ketika pasangan suami istri menikmati hubungan seks yang cukup (versi mereka), maka seks cuma menjadi 5 persen masalah di pernikahan mereka.
Namun ketika kehidupan seks mereka buruk, maka itu menjadi 95 persen dari masalah di dalam pernikahan mereka.” Kuncinya adalah memahami apa seks yang baik dan seks yang buruk. Baik berarti kebutuhan seksual kedua belah pihak terpenuhi. Buruk berarti setidaknya kebutuhan satu orang tidak terpenuhi.
Jika Anda dan pasangan memiliki dorongan seks yang sangat rendah tapi merasa kebutuhan seks terpenuhi, maka pernikahan Anda baik-baik aja.
Ketika ada alasan fisik di balik kurangnya seks, seperti masalah kesehatan, dan Anda berdua tetap merasa pernikahan kalian baik-baik saja, maka pernikahan Anda tetapbisa dibilang bahagia.
Masalah muncul ketika terjadi ketidakseimbangan yaitu jika salah satu pasangan memiliki dorongan seks yang rendah dan yang lain memiliki dorongan seks yang tinggi. Atau di awal pernikahan, Anda berdua memiliki dorangan seks yang sama, namun karena muncul masalah kesehatan atau hubungan yang memburuk, keadaan berubah membuat salah satu pasangan menghindari seks sehingga kebutuhan seks pasangannya mulai terabaikan.
Bagi sebagian orang, pernikahan tanpa seks adalah mimpi buruk, sementara bagi yang lain, itu pilihan yang memang mereka inginkan. Untuk bisa tahu apa efek dari pernikahan tanpa seks terhadap pasangan, bisa dilihat dari seberapa terpenuhinya kebutuhan seksual mereka.
1. Ketika kedua pasangan memiliki dorongan seks yang rendah, kemungkinan besar, mereka tidak menganggapnya sebagai masalah. Jika Anda bertanya-tanya apakah masuk akal untuk menjalani pernikahan tanpa seks? Mungkin saja jika kedua pasangan berdamai dengan seberapa banyak atau sedikiti seks yang mereka dapatkan.
2. Ketika salah satu atau kedua pasangan menginginkan lebih banyak keintiman seksual, sejumlah efek negatif dapat terjadi. Mereka mungkin merasa marah, kecewa, kesepian, malu, dan merasa kurang percaya diri. Jika seks merupakan bagian penting dari hubungan mereka, maka pernikahan mereka bisa mengalami masalah secara keseluruhan. Dan, bukan hal yang aneh jika mereka kemudian bertanya-tanya kapan harus mengakhiri pernikahan tanpa seks ini?
Hidup nggak menyediakan jawaban untuk semua masalah. Jadi, bagaimana seseorang bisa tahu kapan pernikahan tanpa seks harus ditinggalkan? Tujuh alasan ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan:
BACA JUGA: 14 Mitos Pernikahan yang Sering Membuat Kita Terjebak