Almira Bastari membuktikan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, terutama dalam mengejar mimpi. Kuncinya adalah tetap gigih dan terus berusaha lebih baik.
Nama Almira Bastari mungkin tidak asing di telinga para pembaca Indonesia. Ya, sosok Almira Illini Bastari atau dikenal dengan nama Ratu Cungpret ini sudah sukses menelurkan empat karyanya yang laris di pasaran, mulai dari Melbourne (Wedding) Marathon (2018), Resign! (2018), Ganjil-Genap (2020), dan karya terbarunya Home Sweet Loan yang dirilis tahun 2022 ini.
Nyatanya, menjadi penulis bukanlah pekerjaan utama wanita 32 tahun ini, karena dirinya aktif bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta sebagai seorang analis. Kepada Mommies Daily, Almira mengaku kini dia tengah menikmati pekerjaannya sambil menulis di waktu senggang dan juga sibuk belajar memasak.
Yuk, kenalan lebih dekat dengan sosok Almira Bastari lewat wawancaranya bersama Mommies Daily di bawah ini!
BACA JUGA: 5 Kesalahan Orang tua yang Membuat Anak Malas Baca Buku
Persistent, Suka nyeletuk yang bikin orang ketawa, dan suka bermimpi.
Sebagai anak tengah, orangtua saya pastinya secara tidak langsung memberikan banyak kebebasan buat saya, mungkin banyak anak tengah yang mengerti akan hal ini. Meski berasal dari keluarga sederhana, mama dan papa selalu menomorsatukan pendidikan anak-anak, jadi sejak kecil saya sudah belajar main alat musik, olah vokal, tenis, dan bahasa Inggris.
Mencoba banyak hal membuat saya menemukan apa yang saya suka dan bisa kerjakan, dalam usia yang menurut saya relatif muda. Dari SD saya mulai suka menulis dan kemudian saat duduk di bangku SMA saya mencoba untuk mengirimkan karya novel saya ke penerbit.
Setelah mencoba selama sembilan tahun dan selalu berujung pada kegagalan, akhirnya karya saya diterbitkan juga. Selama sembilan tahun itu, mama dan papa bergantian mengantarkan saya mendatangi para penerbit. Jadi pastinya, sifat persistent saya ini bisa tumbuh juga karena mendapat dukungan dari orangtua.
Buku The Art Of Happiness. Membaca buku itu membuat saya banyak mempertanyakan ke diri saya sendiri, apakah yang tengah saya kerjakan ini adalah sesuatu yang saya butuhkan atau hanya untuk kepuasan semata.
Sholat tepat waktu, karena itu hal yang tidak boleh saya tinggalkan. Mama selalu bilang, “semua itu mungkin”, sehingga saya percaya itu sampai sekarang.
Karena saya penasaran! Perlahan-lahan, surat penolakan saya bukan sekedar hanya tulisan ‘naskah ditolak’ tapi mulai ada feedback secara general, lalu lama-lama surat penolakan itu mengandung coret-coretan dari editor pada banyak lembar draft novel saya.
Dari situ saya merasa, bahwa dari tiap surat penolakan, saya mengalami kemajuan.
Tipsnya, lebih ke eksplorasi diri sendiri. Apakah menulis adalah hal yang rasanya memang diminati, jika jawabannya iya, maka kamu akan selalu menemukan ‘semangat’ dalam menulis.
Cara mengatur watktunya adalah dengan gas-rem-gas-rem hahaha! Pastinya kalau mau fokus saya hanya bisa menulis waktu weekend, atau saat malam hari, tetapi sekarang saya merasa lebih mengutamakan istirahat di waktu malam. Jadi mungkin weekend adalah waktu yang paling tepat untuk menulis.
Tantangannya lebih ketika saya punya ide tapi saya masih berkutat dengan pekerjaan kantor hahaha! Alhasil jadwal nulisnya jadi mundur.
Hal yang akan saya hindari adalah banyak mengatur mereka, sedangkan yang akan saaya ajarkan adalah mengenalkan banyak hal ke mereka sejak dini sehingga mereka bisa menyelami apa yang mereka suka atau tidak.
BACA JUGA: 5 Buku Pilihan Franka Makarim yang Wajib Masuk Daftar Bacaan Anda