Sorry, we couldn't find any article matching ''
Untuk Kalian yang Hobi Membandingkan Kedua Anak Saya
Punya dua anak, salah satu risikonya adalah menghadapi orang-orang yang hobi banget membanding-bandingkan mereka. Menyebalkan? Banget!
“Kok, kakaknya lebih hitam sih kulitnya?”
“Kamu ternyata lebih pintar ya dari saudaramu!”
“Adeknya kurus banget sih, beda jauh sama kakaknya.”
Dst……..dst………dst-nya…….
Well, saya nggak pernah paham sih dengan orang-orang (dewasa) yang hobi banget membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain, apalagi kalau yang dibandingkan itu adalah anak orang lain. Kalau anak mereka sendiri, mungkin saya nggak terlalu peduli karena siapa tahu saja value parenting yang mereka miliki memang berbeda dengan value parenting yang saya terapkan dalam membesarkan anak.
Pertanyaan atau pernyataan membandingkan ini umumnya terjadi ketika acara-acara keluarga, seperti arisan atau saat kumpul keluarga di hari raya. Eh, tapi pernah juga sih ada saudara yang main ke rumah kemudian melontarkan kalimat membandingkan seperti di atas, ahahaha, minta disuruh pulang cepat-cepat dari rumah saya sih bawaannya!
Kalau itu hanya diajukan ke saya sebagai mamanya, ya sudahlah ya, toh saya punya kemampuan untuk menjawab dan ‘menyerang’ balik, apalagi kalau hal yang dibandingkan itu sudah keterlaluan, seperti membandingkan cakep dengan jelek, pintar dengan nggak pintar. Yang paling gregetan ketika itu langsung dikatakan di depan anak-anaknya. Paham nggak kalian kenapa saya keberatan dengan kebiasaan kalian yang ganggu banget itu?
BACA JUGA: 7 Dosa Orang Tua pada Anak yang Sering Dilakukan Tanpa Sadar
Pertama, pernah dengar kalimat “Always put yourself in other’s shoes?”
Iya artinya kurang lebih, coba deh tempatkan diri kalian di posisi anak itu! Bayangkan kalau kalian dibandingkan dengan orang lain. Misal, kemampuan kalian memasak dibandingkan dengan istri tetangga? Atau kegantengan kalian dibandingkan dengan suami orang lain? Ahahaha, terlalu ekstrim ya? Ya iyalah, saya nggak akan pakai perbandingan yang sama kok. Intinya, saya hanya ingin mengajak kalian memakai nurani, bahwa ketika kita yang sudah dewasa saja dibandingkan dengan orang lain, belum tentu kok kita merasa nyaman, apalagi anak kecil!
Kedua, pernah dengar juga kan bahwa semua orang itu diciptakan berbeda sama Tuhan YME?
Klise banget! Memang iya, tapi itu nyata adanya. Jadi biarin aja, mau kakak adik tapi beda warna kulit, beda kemampuan, beda gaya bicara dan beda-beda lainnya, ya BIARKAN saja! Toh perbedaan yang dimiliki oleh kedua anak saya juga nggak menganggu hidup kalian :).
Ketiga, saya aja yang orangtuanya nggak keberatan dengan perbedaan di antara kedua anak saya, kenapa jadi kalian yang repot.
Kecuali kalau saya minta bantuan ke kalian untuk mencari solusi dari perbedaan yang ada tersebut. Lha, ini kan nggak ya. Sayanya santai, ayahnya santai, kok orang lain yang ribet! Ribetnya nggak penting lagi!
Keempat, coba pikirkan dampak dari kalimat yang keluar dari mulut kalian!
Kalimat yang hanya butuh waktu nggak sampai satu menit untuk diucapkan, tapi bisa memiliki efek hingga seumur hidup, lho! Seorang om saya dulu pernah membandingkan antara kakak saya dengan adik-adiknya. Kalimat persisnya saya lupa, tapi kurang lebih dibilang si kakak kok mukanya beda sendiri dibanding kedua adiknya. Tahu dampaknya apa buat kakak saya yang saat itu masih duduk di bangku SD? Bertahun-tahun dia sempat berpikir kalau dia itu anak angkat di keluarga saya. Perasaan insecure itu baru hilang begitu kakak saya masuk SMP.
Can you imagine, kalau karena statement yang keluar dari mulut kita kemudian membuat seorang anak jadi merasa minder dengan dirinya sendiri? Atau jadi memendam marah hingga sakit hati? Bukan kalian yang merasakan dampaknya, bukan kalian juga yang harus repot memperbaiki apa yang terlanjur ‘rusak,” tapi orangtua dan anak itu sendiri.
Jadi, boleh ya untuk pertemuan berikutnya, kebiasaan norak yang kerap membanding-bandingan anak orang lain (terutama anak-anak saya) itu kalian hentikan. Nggak ada gunanya, hanya bikin seorang anak atau dua orang anak merasa sakit hati, dan membuat seorang ibu di sini jadi emosi dan nggak bisa bersikap manis kalau ketemu kalian :p.
Next paycheck, please buy a heart and eeeer a brain maybe?
BACA JUGA: Tips Besarkan Anak Laki-laki Agar Tidak Mudah Insecure
Cover image: Mommies Daily
Share Article
COMMENTS