banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Dosa Orang Tua Pada Anak yang Sering Dilakukan Tanpa Sadar

author

Katharina Menge06 Apr 2022

7 Dosa Orang Tua Pada Anak yang Sering Dilakukan Tanpa Sadar

Ternyata ada yang namanya dosa orang tua pada anak, lho. Yuk, kenali apa saja yang termasuk ke dalam dosa yang bisa dilakukan orang tua ke anak.

Pada dasarnya ketika menjadi orang tua, Anda diberikan kewajiban untuk mendidik dan membesarkan anak dengan sebaik-baiknya. Dalam Islam pun, orang tua nantinya akan dimintai pertanggungjawaban atas anak-anaknya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan orang tua merupakan dosa terhadap anak-anak mereka.

Untuk itu penting bagi para orang tua untuk memahami apa dosa orang tua pada anak yang seringkali dilakukan tanpa disadari. Kini saatnya dasar dan menghindari melakukan hal tersebut.

BACA JUGA: Jarang Disadari, Ini 7 Tanda Anda adalah Orang Tua yang Suka Membully Anak Sendiri

Dosa Orang Tua Pada Anak

Ini dia aneka dosa orang tua pada anak yang mulai sekarang harus Anda hindari!

1. Memarahi anak dengan kata yang kasar

Marah kepada anak itu wajar, apalagi ketika Anda kecewa atau merasa frustasi dengan sikapnya. Namun, seringkali tanpa sadar karena emosi Anda meluapkan kemarahan dengan menggunakan kata-kata yang kasar pada anak disertai dengan berteriak. Dalam penelitian yang diterbitkan oleh University of Pittsburgh, Amerika Serikat, terungkap bahwa anak-anak yang dimarahi dengan kata kasar rentan terhadap kecemasan dan mengalami peningkatan depresi.

2. Membandingkan anak

Dosa orang tua pada anak berikutnya adalah membanding-bandingkan mereka. Entah dengan adik, kakak, saudara, atau anak tetangga, membandingkan anak dengan orang lain justru akan membuatnya merasa rendah diri dan memupuk kebencian terhadap sosok yang dibandingkan tersebut. Anda juga ikut berdosa karena membuat anak jadi sosok yang membenci orang lain.

3. Berbohong pada anak

Apapun alasannya, yang namanya berbohong itu dosa. Jadi, kalau Anda berbohong pada anak hanya untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan atau supaya anak menuruti Anda, maka hal itu adalah hal yang salah. Anak bisa tumbuh jadi sosok yang sulit percaya kepada orang lain, termasuk Anda. Ketika sudah mengetahui kebenarannya anak bisa belajar kalau berbohong itu adalah hal yang wajar dilakukan, karena orang tuanya melakukan hal tersebut kepadanya.

BACA JUGA: Ketika Guru Menjadi Pelaku Bully

4. Mempermalukan anak di depan umum

Meledek, mencubit, memukul, atau memarahi anak di tempat umum itu sama saja mempermalukan mereka, lho. Semua yang Anda lakukan bisa membuat hatinya sakit dan hancur. Tidak hanya kecewa pada Anda, dia juga jadi malu kepada orang-orang yang melihat saat dirinya dimarahi. Akhirnya, rasa percaya diri anak pun jadi menyusut. Jika ingin memarahi anak, lakukan di rumah dan gunakan cara yang baik.

5. Membatasi anak

Anak-anak seharusnya bebas berekspresi, bermain dengan aneka teman, dan mencoba banyak kegiatan. Namun banyak orang tua mengekang kebebasan anak sehingga membuat geraknya terbatas. Mungkin tujuannya baik agar anak terhindar dari bahaya dan hal-hal jahat lainnya, tetapi kadang ada orang tua yang melarang anak karena malas dan enggan mendampingi mereka. Ke depannya, jika melarang atau membatasi anak, berikan penjelasan atau alasan yang masuk akal kenapa Anda melarang hal tersebut.

6. Meremehkan pendapat anak

Meremehkan dan tidak menghargai pendapat dosa orang tua pada anak yang sering dilakukan tanpa sadar. Merasa anak masih kecil, Anda mengabaikan masukan atau ide yang dia berikan sehari-hari. Sesederhana warna baju yang mau dipakai, buku yang mau dibaca, atau ekstrakurikuler yang disukainya. Semua harus mengikuti kemauan Anda, meski anak tak suka.

7. Mengabaikan perasaan anak

Orang tua gemar sekali meledek anak-anak. Mungkin hal itu dianggap lucu, padahal Anda tidak tahu kalau di dalam hatinya anak merasa terluka. Ketika anak mengatakan bahwa dirinya tidak suka atau tidak nyaman, jangan diabaikan. “Gitu aja marah, kan, mama bercandan,” adalah kalimat andalan yang sering dikeluarkan. Ujung-ujungnya Anda mengelitiki si kecil agar dia tertawa. Padahal tawanya itu bukan tawa bahagia, lho, tetapi terpaksa. Yuk, lebih peka lagi pada perasaan anak.

BACA JUGA: 10 Tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan