Mengajarkan makna tentang kurban pada anak dapat memberi sejumlah manfaat yang baik untuk sikap dan karakternya di masa depan. Apa saja?
Setiap tahun, umat muslim selalu memperingati hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Berbeda dengan Idul Fitri di mana ada puasa wajib yang dilakukan selama sebulan penuh, puasa Idul Adha ada puasa sunah yang tidak wajib namun jika dilakukan berpahala.
Ada tradisi unik pada Idul Adha yang tidak dilakukan dan tidak ada saat Idul Fitri, yaitu kurban atau sembelih hewan. Menurut KBBI, kurban merupakan persembahan kepada Allah (seperti biri-biri, sapi, unta yang disembelih pada hari Lebaran Haji) sebagai wujud ketaatan muslim kepada-Nya.
Secara harfiah, kurban adalah hewan sembelihan, dan ibadah kurban menjadi salah satu bagian dari ajaran agama Islam. Kegiatan kurban yang dilakukan setelah sholat Idul Adha ini juga sering menjadi tontonan warga sambil membawa anak. Namun, tidak sedikit anak yang menjadi takut dan sedih melihat hewan disembelih. Di sinilah orangtua perlu memberikan pengertian dan penjelasan yang mudah dipahami bagi anak.
Memahami makna tentang kurban bagi anak juga dapat memberikan manfaat yang baik pada sikap dan karakter anak. Berikut beberapa manfaatnya.
Orangtua dapat mengajarkan anak bahwa di hadapan Sang Pencipta, semua manusia adalah sama. Saat hendak membeli hewan kurban sebelum Idul Adha atau melihat proses kurban setelah Idul Adha, sebaiknya ajarkan pada anak bahwa Anda sama sekali tidak merasa hebat dan pamer sudah mampu membelinya.
Sebaliknya, ajarkan anak bahwa tujuan membeli dan menyembelih hewan tersebut adalah sebagai ibadah dan dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk berbagi ke sesama.
BACA JUGA: 7 Rekomendasi Beli Hewan Kurban Online
Ada 3 golongan atau kelompok orang yang berhak menerima daging kurban. Pertama adalah orang yang berkurban dan keluarganya, mereka berhak dan dianjurkan untuk memakan sebagian dari daging kurbannya. Kedua adalah teman, kerabat, dan tetangga. Dan ketiga adalah orang fakir dan miskin.
Anak dapat belajar untuk bisa saling berbagi kepada orang lain yang membutuhkan dan tidak mampu pada kesempatan apapun, tidak terpatok saat lebaran Idul Adha saja dengan melakukan kurban.
Memahami makna berkurban juga dapat membantu meningkatkan rasa peka dan peduli anak pada lingkungan sosial dan sekitarnya. Anak akan belajar memperhatikan dan melihat siapa orang yang benar-benar membutuhkan bantuan.
Sambil menjelaskan tujuan berkurban, ceritakan juga sejarah terjadinya kurban pada zaman Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS, untuk dikurbankan demi menjalankan perintah Allah. Dengan turunnya perintah ini, Nabi Ismail tanpa ragu menunjukkan sikap hormat pada ayahnya dan patuh akan perintah Allah.
Orangtua bisa menjadikan cerita tersebut sebagai contoh nyata pada anak untuk selalu hormat dan patuh pada orangtua serta orang yang lebih tua lainnya.
Setelah selesai proses kurban, tentu akan datang waktunya untuk pendistribusian daging kepada warga sekitar dan orang yang membutuhkan. Jika orangtua menjadi panitia kurban, cobalah ajak anak untuk ikut serta melihat pendistribusian daging kurban. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan anak memiliki dan melatih koordinasi, kerja sama, dan gotong royong dalam lingkungan sosial.
Namun jika orangtua bukan sebagai panitia kurban, cukup ajak anak perhatikan bagaimana daging hasil kurban didistribusikan secara merata. Serta jelaskan bahwa apa yang dilakukan para panitia kurban adalah upaya agar semua orang mendapatkan secara merata dengan kerja sama panitia yang bagus dan baik.
Tidak semua orang bisa dan mampu untuk membeli hewan kurban yang akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Ada yang harus menabung dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, ada juga yang memang sudah punya keistimewaan dan kelebihan dalam hal finansial.
Ingatkan dan ajarkan anak bahwa kelebihan yang kita miliki hanya akan berguna dan bermanfaat jika membantu orang lain yang memang membutuhkannya. Dibalik kelebihan dan keistimewaan yang dimiliki, ada banyak sekali orang yang membutuhkannya dan akan sangat terbantu jika menerimanya. Sehingga, kelebihan tersebut harus dimanfaatkan dengan sebijak dan sebaik mungkin.
Mungkin terlihat sepele, namun faktanya memberi sesuatu, apalagi yang memang menjadi kebutuhan utama orang lain dapat membuat mereka bahagia. Tidak hanya orang yang diberi, kita sebagai orang yang memberi tentu juga akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan hati yang luar biasa.
BACA JUGA: 8 Ide Menu Olahan Selain Rendang untuk Idul Adha
Cover image: Photo by Min An on Pexels