Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Masalah yang Dihadapi Anak di Sekolah dan Cara Membantu Mereka
Melepas anak masuk sekolah banyak kekhawatiran melanda hati orang tua, termasuk masalah yang mungkin dihadapi anak di sekolah. Intip aneka solusinya!
Layaknya kebanyakan anak kecil, anak hanya ingin bersenang-senang, termasuk saat ada di sekolah. Dengan kemajuan zaman dan hal positif yang menyertai anak di sekolah, ada juga hal-hal negatifnya. Yes, selalu ada dua sisi mata uang.
Tantangan yang harus dihadapi anak-anak zaman sekarang jauh lebih complicated dibanding masa kita kecil dulu. Selain stres masalah pelajaran sekolah, mereka juga harus bergumul dengan lingkungan yang nggak ramah anak dan pertemanan ‘berhias’ bullying.
BACA JUGA: Orang tua, Cari Tahu Tentang 15 Hal Ini Saat Memilih Sekolah Anak
Masalah yang Dihadapi Anak di Sekolah
Berikut adalah 10 masalah yang kerap dihadapi anak-anak di sekolah:
1. Stres
Jangan dikira anak-anak sekolah dasar sekarang tidak bisa stres. Meskipun masih sangat muda, mereka sudah merasakan tekanan yang dulu hanya dirasakan siswa sekolah menengah dan atas. Seiring berjalannya waktu, mendapatkan nilai bagus itu rasanya menjadi hil yang mustahal.
Jika anak Anda adalah siswa sekolah menengah, beban tekanan akademis di pundak mereka semakin menggunung karena harus menghadapi ujian kelulusan dan persaingan ketat untuk masuk perguruan tinggi favorit.
2. Menghadapi pengganggu
Penindasan dan perilaku anti-sosial lainnya cenderung meningkat selama fase sekolah menengah. Dicemooh dan diperlakukan dengan buruk hanya karena menjadi diri sendiri adalah salah satu hal paling menyakitkan dan menakutkan yang bisa dialami anak-anak.
Perilaku anti-sosial juga bisa terjadi pada usia dini, lho, Mommies, saat anak-anak terlalu muda untuk benar-benar memahami apa yang sedang terjadi dan bagaimana menghadapi situasi ini.
3. Kangen
Biasanya anak-anak akan rindu dan takut berpisah dari orangtuanya saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah. Untuk anak-anak pra-sekolah, masuk sekolah dan meninggalkan lingkungan yang aman, akrab, dan nyaman adalah masalah besar.
Secara alami, anak akan merasa terintimidasi oleh ruang kelas, gedung, guru, dan teman-teman baru. Mereka mungkin merasa cemas karena ditinggal selama beberapa jam tanpa Anda, malaikat pelindungnya.
4. Hilang rasa percaya diri
Bahkan anak-anak yang punya cukup rasa percaya diri pun bisa merasa kehilangan, minimal berkurang rasa percaya dirinya, selama fase sekolah menengah. Tanpa sadar, anak-anak akan membandingkan diri mereka dengan teman atau teman sekelasnya, atau bahkan dengan orang-orang yang hanya mereka lihat di media sosial.
Hal itu bisa berupa nilai ujian, selera mode, prestasi di bidang olahraga tertentu, sampai apa yang orang lain miliki. Ketika anak berpikir bahwa mereka tidak sejajar dengan orang-orang yang mereka yakini lebih pintar dan lebih cerdas, secara bertahap, mereka mulai kehilangan kepercayaan diri.
5. Dorongan untuk melakukan hal berbahaya
Kemungkinan besar di sekolah menengah bisa menjadi pertama kalinya anak memutuskan untuk bereksperimen dengan kebiasaan berbahaya, seperti minum alkohol, merokok, dan narkoba.
6. Mencari teman baru
Menjadi siswa baru, baik bagi anak SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa, memang ada senangnya karena itu berarti bisa punya teman-teman baru.
Tantangan lain yang mungkin dihadapi anak-anak saat menjalin pertemanan baru adalah bahwa mereka tidak yakin seberapa baik teman-teman barunya. Sebagai orang tua, Anda perlu menjelaskan kepada anak perilaku apa yang sehat dan tidak sehat.
7. Gagal mengikuti sesi pembelajaran
Kelas tatap muka dapat menjadi tantangan tersendiri bagi remaja. Jika mereka harus mencatat penjelasan guru, mereka mungkin tidak tahu apa yang perlu dicatat, di saat yang sama berjuang untuk mengikuti penjelasan guru di depan kelas.
Kendala bahasa juga bisa menambah kesulitan anak kecil buat beradaptasi. Jika selama di rumah terbiasa bicara dengan bahasa Ibu lalu masuk Taman Kanak-kanak menggunakan bahasa asing tertentu, maka anak perlu waktu untuk mempelajarinya.
8. Guru-guru yang tidak terlalu oke
Kadang-kadang, masalahnya bukan pada anak-anak tapi sekolah yang tidak memiliki guru-guru yang cakap dalam mengajar.
9. Terlalu banyak murid
Ada sekolah yang hanya mampu membayar segelintir guru padahal jumlah muridnya sangat banyak sehingga tidak setiap pelajar mendapatkan perhatian yang dibutuhkan.
10. Menepati jadwal
Tetap teratur untuk menyelesaikan hal-hal rutin juga merupakan masalah yang umum dialami oleh siswa sekolah menengah. Kepribadian, cara berpikir, kegiatan belajar yang sangat menyita waktu dan tenaga, serta tanggung jawab melakukan beberapa pekerjaan di rumah, membuat mereka kewalahan menepati jadwal. Bisa jadi, mereka akan tergelincir dan nggak bisa tertib.
BACA JUGA: Biaya-biaya Tambahan Saat Anak Sekolah yang Orang tua Wajib Tahu
5 hal yang orang tua bisa lakukan
Ada beberapa hal yang Mommies bisa lakukan untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan mereka:
1. Bicara dengan anak tentang ketakutan mereka
Tunjukkan empati dengan meyakinkan si kecil bahwa tidak apa-apa untuk merasa takut. Minta anak menceritakan apa yang membuatnya takut dan bantu ia mengatasi rasa takutnya. Jangan anggap enteng ketakutannya, Mommies, karena itu nyata buat anak balita Anda dan jangan bandingkan ia dengan anak lain.
2. Ciptakan suasana positif di rumah
Kepercayaan diri anak berkembang dengan baik di dalam lingkungan rumah yang hangat, komunikatif, saling memerhatikan, menghargai, dan menyayangi. Dukung ia untuk merasa aman di lingkungan rumah dan saat bersama keluarganya.
Di bawah pengawasan Anda, biarkan anak bermain dan berinteraksi dengan anak-anak di lingkungannya atau di taman setempat untuk membentuk keterampilan sosialnya.
3. Jadikan belajar (di rumah) sebagai prioritas
Masalah umum bagi kebanyakan anak adalah longgarnya aturan dan jadwal mereka di rumah. Pastikan kegiatan seperti bermain atau olahraga dilakukan hanya setelah tugas belajar selesai. Bukan pula di malam hari saat konsentrasi sudah buyar karena mengantuk atau lelah bermain.
4. Bantu anak belajar
Saat membantu anak belajar di rumah, yang paling penting adalah bersikap realistis. Mommies juga harus terlibat secara aktif dalam pekerjaan rumah anak dengan mengawasi dan mengajarinya. Jika tidak memungkinkan, daftarkan anak Anda mengikuti kursus mata pelajaran yang ia rasa sulit atau minta anggota keluarga yang dipercaya untuk menemani anak belajar saat Anda tidak bisa menemani.
5. Kerjasama dengan pihak sekolah
Menyalahkan sekolah atau guru tidak akan membantu. Sebaliknya, bekerjasamalah dengan manajemen sekolah dan sebanyak mungkin guru. Alih-alih musuh, jadikan mereka sebagai sekutu.
Jika Mommies membangun hubungan baik dengan guru pembimbing, wali kelas, guru, bahkan kepala sekolah, mereka bisa bantu mengawasi anak, mengirimi Anda pemberitahuan atau email ketika mereka melihat sesuatu atau merasa bahwa anak Anda membutuhkan bantuan tambahan.
BACA JUGA: 7 Keluhan Anak Tentang Sekolah dan Cara Menjawabnya
Cover: Pexels
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS