Meski ngos-ngosan, sebagai salah satu anggota generasi sandwich, ada 4 biaya yang harus disiapkan. Apa saja? Ini penjelasannya.
Saya yakin kalau mommies semua sudah hapal luar kepala apa itu sandwich generation. Yes, yes, angkatan kita ini (KITA?) umumnya adalah generasi yang ditantang untuk bisa membagi rata semua kebutuhan mulai dari kebutuhan kita sendiri, kebutuhan anak-anak, plus kebutuhan orangtua. Jika tidak datang dari keluarga yang berkecukupan banget, tentunya napas ngos-ngosan, ya, saat mengatur pos pengeluaran. Apalagi kalau saat harus bayar uang pangkal sekolah anak, tapi di saat berbarengan orangtua jatuh sakit serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk berjaga-jaga, sambil berdoa semua berjalan dengan sesuai rencana, berikut ini 4 biaya untuk orangtua yang perlu disiapkan jika mommies masuk kategori sandwich generation.
Terutama bila orangtua serumah dengan kita, tentunya kebutuhan makan bertambah. Kalau kondisi orangtua cukup sehat dan nggak memiliki kondisi khusus, tentu bukan masalah yang berarti. Tinggal tambah jumlah porsi per harinya. Beda kalau misalnya orangtua ada kondisi yang memerlukan makanan khusus. Nah, di sini pos makanan dan vitamin diperlukan. Karena biasanya makanan khusus secara harga juga lebih mahal biasanya. Plus ditambah beberapa obat atau vitamin yang mungkin dibutuhkan.
Seiring bertambahnya usia, bukan cuma orangtua, kita pun bukan nggak mungkin mengalami penurunan kondisi kesehatan. Kalau sampai sakit, tentu memengaruhi kondisi keuangan mommies. Itu sebabnya orangtua SEBAIKNYA memiliki asuransi kesehatan. MINIMAL orangtua memiliki BPJS Kesehatan. Hal ini tentunya untuk mengantisipasi jika orangtua sampai harus dirawat inap atau perlu penanganan khusus. Premi bulanan nggak terlalu mahal, kok, meski proses pengurusan administrasi saat sakit lebih lama dan panjang, jika tak ingin dikatakan berbelit-belit :)
Baca juga: 5 Rekomendasi dan Pentingnya Asuransi Swasta untuk Orangtua, Selain BPJS
Buat mommies yang tidak tinggal bersama orangtua dan tidak perlu membiayai hidup orangtua, biasanya membutuhkan dana darurat sebanyak minimal 3 kali biaya bulanan. Namun, jika mommies tinggal bersama orangtua, dan menjadi salah satu penopang hidup mereka, maka idealnya jumlah minimal dana darurat perlu ditambah. Biasanya dana tersebut bisa berjumlah dua kali lipat dana darurat pada umumnya. Itu idealnya, ya. Jika tidak bisa kita penuhi dari biaya bulanan, mungkin bisa diambil dari bonus atau THR yang kita dapatkan. Bisa juga misalnya biaya tersebut diambil dari usaha sampingan, di luar pendapatan bulanan. Masih juga terasa berat, mommies mungkin bisa diskusikan dengan kakak atau adik untuk berbagi beban. Karena dana darurat ini, toh, untuk kepentingan orangtua, kan?
Kalau ini sebenarnya untuk kita sendiri, kelak ketika anak-anak sudah dewasa. Setelah mengalami pressure tinggi menjadi seseorang dari generasi sandwich, perencanaan keuangan pun harus ditingkatkan. Sebisa mungkin kita nggak nyusahin finansial anak-anak nanti. Dan kita juga bisa berdiri sendiri tanpa perlu berharap uluran tangan mereka.
Mommies bisa menyiapkan tabungan pensiun dengan berbagai instrumen investasi dan simpanan. Nggak mesti langsung besar, yang penting konsisten setiap bulan ada yang ditabung. Kuncinya adalah disiplin dalam berinvestasi. Nggak harus mainan saham atau reksadana seperti yang banyak dilakukan orang-orang, apalagi kalau mommies merasa nggak nyaman. Investasi logam mulia juga nggak salah, kok. Dengan memiliki dana pensiun, mommies nggak akan membebani keuangan anak-anak di masa depan dan Insha Allah bisa memutus rantai generasi sandwich.